28 - SEPTATE UTERUS

1.9K 120 35
                                    

Hari ini Hardin baru saja mendapat telepon dari pihak rumah sakit tempat Katrina di rawat ketika dia keguguran.

Dokter Yasmin, selaku dokter spesialis kandungan di rumah sakit Santosa Bandung, meminta Hardin menemuinya di rumah sakit hari ini. Hasil CT Scan dan USG rahim Katrina sudah keluar.

Dari hasil penjelasan Dokter Yasmin, kemungkinan Katrina bisa hamil kembali sangatlah kecil.

"Septate uterus adalah kelainan bentuk rahim yang menyebabkan bagian dalam rahim wanita terbagi menjadi dua jalur oleh lapisan dinding otot atau selaput jaringan ikat fibrosa atau septum. Septum dapat membagi rahim hanya sebagian atau seluruhnya. Jaringan tersebut juga dapat menebal dan menipis. Jaringan septum yang berserat dan tidak memiliki suplai darah akan menghalangi plasenta sehingga tidak dapat menyalurkan cukup nutrisi bagi janin. Janin yang tidak mendapatkan cukup nutrisi lambat laun akan berhenti berkembang. Maka, keguguran bisa terjadi. Selain itu, kelainan pada rahim juga meningkatkan risiko terjadinya beberapa kondisi berikut, seperti persalinan prematur, posisi bayi sungsang, melahirkan caesar dan yang terparah adalah komplikasi perdarahan setelah melahirkan."

"Jadi, kalaupun suatu saat Ibu Katrina hamil lagi, kemungkinan dia akan mengalami keguguran itu lebih besar, Pak. Dan itu bisa mengancam nyawanya sendiri,"

Hardin masih duduk termangu di bangku tunggu rumah sakit di dekat lobby. Hasil USG dan CT scan itu masih dia pegang di tangannya. Dia masih terus berkutat dengan pikirannya sendiri.

Padahal malam tadi, selepas Dinner dan memberikan surprise di hari ulang tahun Katrina, Hardin dan Katrina baru saja menghabiskan malam mereka di sebuah hotel di daerah Lembang. Malam yang sangat romantis. Malam yang penuh dengan gairah dan cinta. Malam yang selalu Hardin rindukan.

Memiliki seorang anak tentu adalah impian bagi setiap pasangan suami istri, tak terkecuali Hardin yang memang sudah sejak awal sangat-sangat menginginkan keturunan. Hardin adalah satu-satunya pewaris Company Grup, jadi sudah pasti dia sangat menginginkan seorang anak yang akan mewarisi bisnisnya suatu hari nanti.

Tapi, jika kondisi Katrina justru tidak memungkinkannya untuk hamil, Hardin jelas tidak mau memaksakan kehendaknya. Dia lebih memilih tidak memiliki anak ketimbang harus membuat nyawa istrinya terancam akibat kehamilannya. Lagipula, diakan bisa mengadopsi anak dari panti asuhan nantinya. Jadi seharusnya hal ini tidak usah dibuat rumit. Kesehatan Katrina lebih penting dari apapun. Meski, dari lubuk hatinya yang terdalam, Hardin masih sulit menerima kenyataan ini.

"Om baik yang tampan? Ketemu lagi kita?" sebuah suara bocah laki-laki yang tiba-tiba duduk disampingnya membuat Hardin tersadar dari lamunannya. Dia menoleh ke arah bocah yang sedang menjilati es krim yang dia pegang.

Gibran tersenyum menghadirkan deretan gigi-gigi kelincinya yang putih.

"Om sedang apa di sini?" tanya Gibran lagi.

"Habis ambil hasil USG istri, Om." jawab Hardin lesu. Dia memandang lurus-lurus wajah Gibran. Dia seolah melihat cermin dirinya sendiri. Dan hal itu membuat Hardin teringat pada seorang wanita di masa lalunya. Wanita yang pernah mengaku tengah hamil anaknya. Mungkin seandainya anak itu hidup, saat ini dia pasti sudah sebesar Gibran.

"Gibran sedang apa disini?" tanya Hardin kemudian.

"Habis check up keadaan jantung Gibran. Sedari kecil Gibran punya penyakit jantung, Om."

Hardin cukup terkejut. Kasihan sekali, anak sekecil ini sudah memiliki penyakit sekronis itu, pikir batinnya.

"Gibran sama Mama kesini?" Hardin kembali bertanya.

Gibran manggut-manggut. Es krimnya meleleh ketangannya, diapun mulai menjilati tangannya.

Hardin mengambil sebuah sapu tangan di saku celananya dan membantu Gibran melap tangannya yang kotor.

"Jangan dijilat, banyak kumannya, di lap pakai ini, sini Om bantu,"

Dengan telaten Hardin membersihkan lelehan es krim di tangan Gibran.

"Itu dia Mama, Gibran," seru Gibran, girang. Menunjuk seorang wanita yang sedang berjalan ke arahnya. Namun sayangnya pandangan wanita itu sedang tertuju pada layar Handphone ditangannya. Dia seperti sedang mengetik sesuatu.

Pandangan Hardin otomatis mengikuti arah telunjuk Gibran. Dan dia jadi terkejut bukan main saat melihat seorang wanita di ujung koridor itu.

Hardin membetulkan kacamata minusnya. Berharap semoga kali ini penglihatannya salah.

Seorang wanita yang berjalan terus menunduk memperhatikan layar Handphonenya, tapi hal itu tak sedikit pun menutupi wajahnya yang terlihat begitu cantik. Terlebih penampilannya yang sederhana justru semakin membuatnya berbeda. Dia terlihat lebih dewasa. Dan sangat mempesona.

Hardin sempat terpaku untuk beberapa saat, hingga kemudian dia tersadar bahwa dirinya harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum wanita itu melihatnya.

Hardin pun pamit pada Gibran. Tapi, Gibran sempat menahannya dan bocah itu bertanya, "Gibran boleh tahu nama, Om?"

Hardin berpikir sejenak, hingga kemudian dia menyebut nama 'Putra' sebagai namanya. Dia hanya asal ucap. Meski itu adalah bagian namanya juga, tapi setidaknya tidak terlalu menunjukkan identitas aslinya sebagai seseorang yang pernah memiliki kisah masa lalu dengan wanita yang dipanggil Mama oleh Gibran.

Dan...

Astaga! Jadi... Apa itu artinya...

Gibran itu...

Hardin benar-benar tidak bisa berpikir jernih saat ini. Pikirannya bercabang, terbelah dan terbagi menjadi dua bagian. Di satu sisi dia masih memikirkan kondisi Katrina yang tidak memungkinkan untuk hamil, dan di sisi lain dia justru mendapat kejutan baru dari bagian kisah masa lalunya dengan seorang wanita bernama Luwi.

Ya, itu pasti Luwi. Hardin masih mengingat wajahnya dengan jelas. Wanita yang dipanggil Mama oleh Gibran itu adalah Luwi.

Dia, wanita yang dulu pernah menjadi korban kebiadabannya. Dan sungguh, Hardin tidak pernah berharap untuk bertemu lagi dengan wanita itu. Meskipun kini ada satu hal yang justru menarik perhatiannya, yaitu Gibran.

Hardin yakin, Gibran adalah anak kandungnya.

Seorang anak yang selama ini telah dia telantarkan...

Hardin menggebrak dashboard mobilnya. Kenapa masalah demi masalah di masa lalunya kini justru bermunculan di saat dia ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawwadah dan warrahmah bersama wanita yang dia cintai.

Kenapa???

Hardin tak menemukan jawabannya.

*****

Stay tuned teruskan???

Jangan lupa vote dan komentnya...

Salam Herofah...

CINTA DARI MASA LALU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang