38 - TELEPON DARI KISYA

1.6K 130 27
                                    

Hari ini adalah hari pertama Reyhan bekerja di kantor percetakan di daerah Kiaracondong, Bandung.

Maklum karena kantor ini masih berupa ruko bukan gedung, jadi karyawannya pun hanya sedikit. Dan hal itu membuat Reyhan mudah dikenali sebagai seorang karyawan baru. Sebuah hal yang langsung menjadi buah bibir di seantero ruko.

Kehadiran Reyhan di kantor itu seolah menjadi pusat perhatian terutama bagi kaum hawa.

Terlebih lagi disaat Reyhan datang membawa sebuah Grand Livina putihnya yang baru saja dia tebus pagi ini sebelum berangkat bekerja. Tak lupa Reyhan juga menebus Handphonenya sekalian. Semalam Luwi sudah menceritakan perihal kedatangan Hardin ke kontrakan mereka. Dan juga memberikan uang yang dibilang sebagai gajinya bulan lalu.

Dan setelah dilihat uang itu ternyata lebih dari sekedar uang gajinya satu bulan. Reyhan merasa tak pantas menerimanya. Dia berniat akan mengembalikan sisa uang itu kepada pemiliknya. Usai dia pulang bekerja, dia akan menemui Hardin. Reyhan tidak ingin berhutang budi lagi pada laki-laki itu. Meski dia sudah tahu perihal hubungan Hardin dan Angel yang ternyata hanyalah setingan Angel sendiri. Dan wanita itu sudah mengkonfirmasi kepada seluruh awak media perihal hubungannya dengan Hardin. Walau kasus itu sudah di tutup dan nama baik Hardin kembali pulih, tapi yang namanya sakit di hatinya akibat perkataan Hardin tetap belum pulih.

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Beberapa karyawan terlihat berhamburan keluar ruko menuju warung-warung kelontong di pinggir jalan.

"Makan, Bro. Bareng nggak?" ucap Bagas, sesama karyawan percetakan. Dia menepuk bahu Reyhan dari belakang.

"Oh, iya Bang. Duluan aja, nanti nyusul," ucap Reyhan seraya mengangguk dan tersenyum. Dia sedang duduk di depan ruko sambil asyik mengecek handphonenya yang baru saja dia aktifkan kembali.

"Kalau bareng kita mau nggak?" kali ini suara wanita-wanita yang terdengar. Mereka ada lima orang. Mereka saling melempar senyum dan menatap Reyhan dengan tatapan yang menggoda.

Reyhan jadi tersenyum kikuk. Dia malah garuk-garuk kepala. "Duluan aja, Mba. Terima kasih." ucap Reyhan ramah.

Dan wanita-wanita itu pergi sambil berbisik-bisik tetangga. Reyhan hanya geleng-geleng kepala.

Dia mendapati beberapa pesan masuk dan panggilan masuk. Dari Kisya yang terbanyak. Ada apa ya? Pikir Reyhan sejenak. Dia masih berpikir, saat tiba-tiba ponsel itu bergetar.

Kisya memanggil...

Reyhan buru-buru mengangkatnya.

"Hallo assalammualaikum, Kisya?"

"Waalaikum salam, Pak Reyhan? Akhirnya bapak jawab telepon saya juga." ucap suara di seberang yang terdengar lega.

"Iya maaf, kemarin ada beberapa masalah, jadi nomor saya baru aktif lagi hari ini,"

"Memang benar bapak sudah resign dari Company Grup? Kemarin saya coba hubungi ke Bandung, kata Nadia Pak Reyhan sudah tidak bekerja lagi di sana."

"Iya, aku resign. Sekarang aku bekerja di perusahaan percetakan,"

"Oh begitu. Padahal saya berharap Bapak itu bisa datang ke perusahaan Company Grup di Jakarta, meninjau keadaan disini. Disini kondisinya sekarang jadi kacau, Pak. Saya sendiri semakin lama bekerja disini, jadi tidak betah. Saya merasa Pak Dimas itu bukan orang yang baik, Pak. Saya curiga sama dia,"

CINTA DARI MASA LALU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang