Luwi baru saja selesai memasak. Dia berniat untuk merebahkan dirinya sejenak di lantai karpet di depan tv.
Waktu baru menunjukkan pukul 08.45 WIB, itu artinya waktunya untuk menjemput Gibran di sekolah masih tersisa sekitar empat puluh menit lagi. Jadi Luwi bisa bersantai-santai ria dulu di kontrakan.
Luwi mulai menyalakan Tv. Dia mencari-cari chanel yang acaranya menarik. Tapi kebanyakan hanya ada berita-berita gosip selebriti dan film kartun. Dan kedua acara itu bukan acara yang dia sukai. Luwi hendak mematikan layar tv, ketika seseorang tiba-tiba membuka pintu kontrakannya. Membuat Luwi terlonjak kaget.
Dan dia jadi lebih kaget lagi saat didengarnya sebuah nama seseorang yang baru saja disebut-sebut oleh salah satu pembawa acara berita gosip di stasiun tv swasta.
Tapi Luwi buru-buru mematikan tv itu, kepulangan Reyhan yang tiba-tiba, menurutnya lebih penting.
"Loh, Kakak sudah pulang? Tidak bekerja?" tanya Luwi pada Reyhan yang langsung merebahkan diri di sofa ruang tamunya. Laki-laki itu terlihat merenggangkan kerah kemejanya dengan membuka beberapa kancing baju atasnya.
Reyhan belum sempat menjawab, tapi Luwi sudah kembali bertanya.
"Mobil kakak mana? Mogok lagi?" Luwi tidak mendapati Grand Livina milik sang Kakak terparkir di luar. Luwi duduk di samping Reyhan.
"Aku sudah berhenti bekerja. Mobil aku gadaikan, besok Gibrankan harus check up jantungnya ke rumah sakit, belum lagi untuk bayar uang sewa kontrakan bulan ini, uang ditabunganku sudah habis, aku juga tidak tahu gajiku bulan ini akan dibayar atau tidak soalnya kemarin aku resign dadakan. Tapi kamu tidak usah khawatir, tadi sehabis mengantar Gibran ke sekolah aku sudah menaruh lamaran ke beberapa restoran dekat sini, siapa tahu ada rejeki disana. Doakan ya, Luwi?"
Luwi tertegun cukup lama. Dia memandangi wajah Kakaknya yang terlihat lelah. Sepertinya beban hidup Reyhan semakin bertambah sekarang.
"Maafkan aku kak," ucap Luwi pelan, matanya mulai berair.
"Maaf untuk apa? Kamu kenapa menangis?" Reyhan merengkuh tubuh luwi ke dalam pelukannya. Dan hal itu justru membuat tangis Luwi semakin pecah.
"Semenjak ada aku dan Gibran hidup Kakak jadi bertambah sulit, aku ini memang benalu, kerjanya selalu merepotkan orang lain. Dulu Jodie, sekarang Kakak. Aku memang tidak berguna!"
"Kamu jangan bicara begitu. Kamu dan Gibran itu keluargaku, kalian tanggung jawabku sekarang. Justru dengan adanya kalian di hidupku, aku sangat senang dan bersyukur. Aku tidak sendirian lagi. Sudah jangan menangis!"
Luwi mendongak. Setitik air menetes tepat di dahinya. "Apa? Kakak sendiri menangis? Masa aku tidak boleh menangis," ucap Luwi yang masih terisak.
Reyhan menyeka air matanya. Karena ulahnya kini adik dan keponakannya harus ikut menderita. Emosi sudah membuat Reyhan kehilangan kendali. Terlebih rasa sakit hatinya terhadap perkataan Hardin. Kalimat itu sulit dia lupakan.
"Kakak ada masalah di kantor?" tanya Luwi lagi, dia melepas pelukannya dari sang kakak.
"Tidak ada,"
"Lalu kenapa kakak resign?"
"Aku merasa sudah tidak cocok saja bekerja disana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI MASA LALU (End)
Romance# 1. Sahabat sejati (14 - 09 -2019) dr 440 cerita # 5. Pilu (07 - 11 - 2019 ) dr 632 cerita Kisah Romansa 21+ Follow dulu sebelum membaca... Sequel lanjutan dari CINTA DI BALIK CADAR Yang paling suka dengan cerita romantis yang bikin baper, ayo mari...