Cafe Burangrang adalah salah satu cafe yang ada di dusun bambu, Lembang, Bandung. Sebuah cafe dengan desain interior unik yang menyajikan suasana indahnya gunung burangrang dari kejauhan.
Cafe ini menyajikan masakan khas sunda yang beragam. Dan juga wahana permainan anak yang sangat menarik.
Gibran terlihat sangat antusias menyantap makanannya. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak pernah makan enak.
"Om nanti kalau makanan Gibran sudah habis, Gibran boleh ya main kesana," ucap Gibran seraya menunjuk ke sebuah wahana mainan anak-anak berupa perosotan, trampolin dan rumah-rumahan besar, bahkan ada juga labyrinthnya.
Reyhan mengiyakan seraya mengacungkan ke dua ibu jarinya.
"Tapi nggak boleh terlalu lama lari-larinya, ingat kondisi Gibran," ucap Luwi mengingatkan.
"Iya, Ma."
"Jodie pergi kemana tadi? Aku pikir dia siap-siap tadi mau ikut dengan kita?" tanya Reyhan.
"Jodie mau bertemu dengan kawan lamanya. Ayahnya Jodiekan orang indonesia. Asli bogor. Dulu sewaktu kecil Jodie tinggal di Bogor sampai akhirnya orang tuanya bercerai dan Ibunya menikah lagi, lalu membawa Jodie ke London. Kampung halaman sang Ibu."
"Oh.. Begitu.." Reyhan hanya manggut-manggut.
"Sebetulnya Kakak tidak perlu repot-repot loh membawa Gibran ke sini. Pasti makanan disini sangat mahal." ucap Luwi lagi. Dia mulai mengunyah makanannya.
"Tak apa, sekali-kali. Mumpung ada rejeki lebih. Kalau tidak ada juga aku tidak akan membawa kalian kesini. Lagipula besok akukan sudah kembali bekerja di Company Grup."
Luwi hampir saja tersedak. Dia buru-buru mengambil minumannya.
"Loh bukannya Kakak sekarang bekerja di perusahaan percetakan?" tanya Luwi begitu selesai dengan minumannya. Luwi hanya tidak mau dirinya maupun Reyhan harus berurusan lagi dengan hal apapun yang berhubungan dengan Hardin.
"Hardin memintaku kembali kesana. Ada masalah di perusahaan di Jakarta. Jadi besok selepas shubuh, aku langsung berangkat ke Jakarta. Mungkin untuk beberapa hari aku tidak pulang. Aku akan stay di Jakarta sampai masalah di sana selesai. Tak apakan kamu dan Gibran aku tinggal?"
Luwi mengangguk kecil.
"Aku sudah meminta Jodie membantu untuk menjagamu dan Gibran selama aku di Jakarta. Kamu tidak usah keluar jauh-jauh dulu ya Luwi. Aku khawatir apa yang dikatakan Jodie tentang Max itu benar." Reyhan kembali melanjutkan kalimatnya. Jodie sudah menceritakan perihal Max yang tiba-tiba menghilang dari kampus, satu hari setelah Luwi dan Reyhan kembali ke Indonesia. Dan setelah Jodie mencari informasi lebih lanjut tentang kemana menghilangnya Max, Jodie mendapat bocoran bahwa Max pergi mencari Luwi ke Indonesia. Max tahu hal itu dari pemilik Flat yang di sewa oleh Reyhan. Namun, Max tidak membawa serta ajudan-ajudan pribadinya. Dia hanya sendirian terbang ke Indonesia. Sungguh psikopat itu sangat-sangat nekad.
Luwi sendiri sangat kaget saat tahu bahwa Max ternyata menyusulnya ke Indonesia. Seharian ini pikirannya tidak karuan. Dia sangat ketakutan. Luwi berharap jika informasi yang Jodie dapatkan tentang Max di London itu tidak benar. Semoga saja...
Mereka kembali asyik menikmati santapan masing-masing ketika sebuah suara menyapa mereka secara tiba-tiba.
"Assalamualaikum, Luwi? Gibran? Kalian disini juga? Kebetulan sekali, boleh aku dan suamiku ikut gabung?" ucap seorang wanita bercadar yang berdiri di belakang di antara Luwi dan Gibran. Dan tangan wanita itu digenggam erat oleh seorang laki-laki yang berdiri di sebelahnya. Semua mata yang berada di meja itu langsung tertuju ke arah suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI MASA LALU (End)
Romance# 1. Sahabat sejati (14 - 09 -2019) dr 440 cerita # 5. Pilu (07 - 11 - 2019 ) dr 632 cerita Kisah Romansa 21+ Follow dulu sebelum membaca... Sequel lanjutan dari CINTA DI BALIK CADAR Yang paling suka dengan cerita romantis yang bikin baper, ayo mari...