24 - BERITA PANAS

2.1K 142 31
                                    

Seorang laki-laki jangkung terlihat berjalan dengan langkah panjang menuju ke arah ruangan direktur utama. Dia memegang sebuah tabloid di tangannya. Wajahnya terlihat marah.

Reyhan melempar tabloid di tangannya ke atas meja kerja Hardin. Dia berkacak pinggang di hadapan Hardin yang sedang berkutat di depan layar laptopnya.

Hardin melirik ke arah Reyhan sekilas sebelum tatapannya beralih pada tabloid di dekatnya. Terlihat jelas di tabloid itu, terpampang foto dirinya bersama Angel di Cover utama. Tertulis di cover tersebut sebuah tulisan yang keseluruhannya menggunakan huruf kapital.

'TERKUAKNYA HUBUNGAN GELAP SANG MODEL KONTROVERSIAL DENGAN SEORANG PENGUSAHA SUKSES ASAL BANDUNG'

Hardin langsung mengambil tabloid itu dan mulai membaca isi berita di dalam tabloid itu. Dia terkejut bukan main, apalagi di saat dia mendapati foto-fotonya bersama Angel yang terlihat mesra terpampang di sana. Tidak hanya itu, foto-fotonya bersama Angel saat mereka melangkah masuk ke dalam sebuah kamar hotel bintang lima di Grand Hyatt Jakartapun terpajang di sana.

Apa-apaan ini? Kenapa bisa? Pikirnya bingung.

"Jelasin ke gue, apa arti semua ini?" kalimat Reyhan terdengar menusuk telinga Hardin. Nada bicaranya sinis dan kelihatan sekali bahwa Reyhan sangat emosi. "Lo ngamar sama Angel?"

"Gue nggak ngelakuin apa-apa sama Angel di dalem hotel itu, Han. Percaya sama gue! Gue juga nggak tahu kenapa semua ini bisa ada di tabloid?" Hardin menelan salivanya sendiri. Dia mencoba mengingat-ingat kembali kejadian dua hari yang lalu saat dirinya berada di dalam kamar hotel malam itu.

"Maaf ya, Hardin. Aku tahu aku salah. Tidak seharusnya aku mengganggu ketentraman rumah tanggamu. Aku juga tidak berharap kita melakukan hal yang lebih jauh dari ini. Aku pastikan semua ini hanya akan menjadi rahasia kita berdua. Aku tidak akan mengganggumu lagi setelah ini. Sekarang kamu boleh pergi,"

Itulah kalimat yang diucapkan Angel saat mereka sudah memulai pemanasan sekitar satu jam lamanya. Ternyata Angel tahu diri untuk tidak meminta lebih pada Hardin dan membiarkan dirinya pergi saat itu.

Tanpa pikir panjang, Hardin langsung pergi meninggalkan Angel di dalam kamar hotel, sebelum wanita itu berubah pikiran. Hardin bersyukur karena dia tidak harus mengkhianati istrinya lebih jauh. Tanpa pernah dia berpikir bahwa ternyata semua ini adalah tipu muslihat dari Angel sendiri.

Sialan!!! Wanita licik!!!

"Angel udah ngejebak gue, Han," Hardin bicara dengan suara yang bergetar. Kenapa dia bodoh sekali bisa masuk perangkap wanita itu? Hardin benar-benar tidak habis pikir.

"Dia ngancem gue mau kirimin video-video mesra gue sama dia waktu dulu gue having sex sama dia di malaysia. Dia mau kirimin semua itu ke Katrina!"

"Terus lo takut?"

"Ya jelaslah! Kalau Katrina sampai lihat video-video itu terus dia salah paham gimana? Lo tahukan gue sayang banget sama Katrina, gue bener-bener nggak bisa hidup tanpa Katrina. Gue nggak mau dia ninggalin gue, Han!"

Reyhan tertawa sinis. Seandainya saja semua hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan Katrina, Reyhan tidak akan mengambil pusing dengan berita-berita itu. Bagi Reyhan hal ini tidak penting sama sekali. Tapi sayangnya, dia tidak bisa tinggal diam begitu saja.

"Katrina itu wanita yang paham agama. Dia tidak akan berpikiran negatif tanpa tahu hal yang sebenarnya terjadi. Dia pasti akan lebih mempercayai suaminya daripada Angel. Jadi apa salahnya sih lo itu terbuka sedikit sama dia. Jangan apa-apa takut, dikit-dikit takut! Lo itu laki-laki! Masa digertak segitu aja sama cewek, lo langsung ciut! Justru kalau cara lo kayak begini, bikin gue jadi lebih curiga sama lo. Sebenarnya lo itu sungguh-sungguh berubah atau nggak sih?"

Hardin berdiri, dia melangkahkan kakinya ke hadapan Reyhan. Dia jelas tidak terima dengan tuduhan Reyhan terhadapnya.

"Jadi lo nuduh gue udah main belakang sama Angel?" bentak Hardin di depan wajah Reyhan. Ke dua mata elang lelaki itu terlihat saling tatap dengan tatapan yang menghujam lurus, syarat emosi dan rasa cemburu yang mendominasi.

"Dengan adanya semua berita dan foto-foto itu, siapa yang bisa percaya sama lo? Siapa? Lo bisa kasih gue jawaban? Dan kalaupun ada, satu-satunya orang yang masih bisa percaya sama lo, itu cuma Katrina. Gue jamin kata-kata gue kali ini nggak akan salah!"

Hardin terdiam. Wajahnya tertunduk.

"Lo itu suaminya, harusnya lo bisa lebih paham sifat istri lo sendiri! Dan sekarang, kalau kejadiannya udah seperti ini, lo bisa apa? Justru kalau sampai Katrina tahu masalah ini, hatinya akan lebih tersakiti lagi. Lo inget kata-kata gue ya, kalau sampai terjadi sesuatu sama Katrina, lo nggak akan gue lepasin!"

Reyhan hendak melangkah keluar dari dalam ruangan itu, tapi kalimat Hardin berikutnya justru membuatnya semakin naik pitam.

"Jadi sekarang apa bedanya gue sama lo? Lo yang masih diem-diem memendam perasaan lo sama istri orang!"

Buggghhh!

Satu hantaman kuat melayang di pipi Hardin. Membuat laki-laki itu tersungkur ke lantai.

"Jangan pernah lo sama-samain perasaan yang gue punya untuk Katrina dengan perasaan orang lain! Gue masih tahu diri untuk tidak mengambil keuntungan apapun dari Katrina selama ini. Asal lo tahu ya, di saat gue udah mencintai seseorang, gue akan menjaga dia layaknya gue menjaga ibu gue sendiri!"

Hardin bangkit dan langsung mendorong tubuh Reyhan hingga tubuhnya terhempas ke dinding. Hardin menarik kerah baju Reyhan.

"Gue udah pernah bilangkan sama lo, gue akan buat hidup Katrina bahagia sama gue. Dan gue cuma minta satu hal dari lo, lupain istri gue. Nggak usah sekalipun lo berharap kalau suatu hari nanti lo sama Katrina bisa sama-sama. Karena gue pastiin, hal itu nggak akan pernah terjadi!"

Reyhan mencoba melepas tangan Hardin yang hampir mencekik lehernya. Tapi Hardin tetap pada pegangannya, yaitu kerah baju Reyhan. Dia semakin menjadi.

"Gue akan urus surat mutasi lo ke Surabaya. Jadi lo nggak perlu sibuk ngurusin masalah rumah tangga gue dengan Katrina lagi, paham lo?"

"Lo nggak perlu ngelakuin itu! Gue yang bakal keluar dari perusahaan lo ini! Gue juga udah gerah sama tingkah laku lo yang ternyata nggak bisa berubah!"

Hardin melepas kerah baju Reyhan. Dia tertegun cukup lama. Sampai akhirnya dia tersadar bahwa kata-katanya tadi tidak seharusnya dia katakan pada Reyhan.

Reyhan melepas name tag yang terkalung di lehernya. Dia juga memberikan kunci brankas dokumen rahasia perusahaan di Bandung yang selama ini dia pegang kepada Hardin. Hingga setelahnya, dia pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Hardin yang termangu sendirian. Menyesali perkataannya.

Emosi, gengsi dan rasa cemburu telah membuat Hardin lupa terhadap apa yang telah Reyhan lakukan selama ini. Perusahaan ini bisa maju pesat seperti sekarang semua tak lepas dari peran Reyhan. Namun Hardin benar-benar tak bisa terima jika kenyataannya laki-laki itu masih saja menyimpan rasa pada istrinya.

Tubuh Hardin terjatuh lunglai di lantai kantornya.

Dia benar-benar menyesal.

*****

Gimana??? Seru nggak???

Heheh..

Koment dong makanya..

Salam Herofah..

CINTA DARI MASA LALU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang