Bab 3

9.8K 973 97
                                    

Jungkook memasuki rumah dengan rasa kesal yang masih menyelimuti hatinya. Ia berjalan begitu saja tanpa melihat sang mama yang sedang duduk di sofa seraya menatapnya.

"Jungkook? Kamu sudah pulang? Temannya mana?" Mama mengedarkan matanya mencari keberadaan pemuda yang tadi bersama putranya.

"Jungkook pulang sendiri dan dia bukan temanku." Ucap Jungkook dingin dan kemudian berlalu menuju kamar.

"Aisssh... Ada apa dengan anak itu?" Sang mama menghendikkan bahu dan kembali menatap layar TVnya.

Jungkook menutup pintunya kasar dan kemudian menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Tangannya memijit pangkal hidungnya kala pening mulai melanda. Ia sungguh tak paham kenapa pemuda bangsat itu selalu berhasil mengerecoki harinya.

"Berurusan dengan Kim Taehyung sungguh membuatku gila." Jungkook berucap dengan masih menetralkan rasa pening yang masih dirasakannya.

Ting

Jungkook merogoh handphone yang ia taruh di saku celananya. Sebuah senyum tercetak saat terdapat nama Jennie di layar handphonenya.

Jennie

Jungkook Oppa, kamu tidak lupa untuk menjemputku besok kan? Ah, aku merindukanmu 🤗

Senyum Jungkook melebar setelah membaca isi pesan itu. Segala rasa kesalnya serasa sirna begitu saja hanya karena pesan tersebut.

Jungkook

Aku tak akan lupa. Aku juga merindukanmu, Baby...

Jungkook menaruh handphonenya setelah membalas pesan itu dan kemudian menutup matanya. Ia sudah tak sabar bertemu sang pujaan hati.
.
.
.

Pagi ini Taehyung sudah sampai di sekolah. Ia berjalan dengan wajah angkuhnya menuju kelas. Semua gadis memekik histeris saat melihat bagaimana sexynya seorang Kim Taehyung saat berjalan seraya menyugar poninya ke belakang. Ia tak ubahnya seorang model yang tengah berjalan di karpet merah. Semua sungguh kagum saat melihatnya.

"Hai Bro!" Taehyung menyapa kedua sahabatnya yang sudah duduk manis di tempatnya.

"Akhirnya yang mulia Taehyung telah tiba!" Jimin menyapa diiringi tawa renyahnya.

"Bagaimana acaramu semalam?" Tanya Mingyu dengan senyum menggodanya.

"Jangan bahas itu." Raut wajah Taehyung berubah seketika. Mingyu dan Jimin yang melihat hal itu hanya saling menatap seraya menyunggingkan senyum penuh makna.

"Kamu sudah tahu tentang kencan Jungkook dan Jennie? Seluruh gadis-gadis heboh dengan berita ini. Tadi pagi saja mereka berangkat bersama dalam satu mobil." Ucap Jimin dan seketika membuat emosi Taehyung meluap. Lihat saja sorot mata haselnya yang mulai menajam. Kalau saja bukan sahabat, tentu Jimin dan Mingyu akan takut saat melihat sorot mata itu.

Taehyung menghela napas dan tersenyum. Ia memilih diam dan kembali duduk di tempatnya.

"Tae? Kamu oke?" Tanya Jimin setelah melihat Taehyung yang hanya diam.

"Kenapa? Aku oke kok." Jawab Taehyung diiringi senyum kotak khasnya. Jimin dan Mingyu hanya mengangguk. Mereka cukup paham bagaimana tabiat dari sahabat bangsatnya ini. Jika orang lain mengira bahwa kediaman seorang Taehyung adalah bukti kelemahannya, maka orang itu telah salah besar. Taehyung tengah mengatur rencana selanjutnya dan tak akan ada satu orangpun yang bisa menebaknya.
.
.
.

"Oppa, kamu mencintaiku kan?" Tanya Jennie saat keduanya tengah sampai di depan kelas. Tangan Jungkook menggenggam erat jemari Jennie dan mengusapnya lembut.

"Tentu saja aku mencintaimu." Jungkook mengecup jemari Jennie dan tersenyum manis setelahnya.

"Aku juga sangat mencintaimu. Aku tidak menyangka jika Oppa akan menjadikanku kekasih. Semua ini serasa bagaikan mimpi." Ucap Jennie malu-malu. Terlihat sekali rona merah yang kini menghiasi pipinya.

"Ini bukan mimpi, Baby. Aku yang seharusnya bersyukur karena memiliki kekasih secantik dan semanis kamu." Jungkook mengusak poni Jennie lembut. Jennie hanya menunduk seraya tersenyum malu mendapat perlakuan manis seperti itu.

"Jangan bersikap menggemaskan begitu. Aku jadi malas untuk meninggalkanmu. Masuk gih! Semangat belajar!"

Jungkook memberikan semangat untuk Jennie dan kemudian melangkah pergi setelah gadis itu memasuki kelasnya. Rasanya pagi ini terasa indah bagi Jungkook. Jungkook tersenyum cerah tanpa tahu bahwa seseorang sedari tadi memperhatikannya.

"Tak akan aku biarkan seseorang menjadi milikmu selain aku."

Bersambung...

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang