Bab 11

8K 857 115
                                    

"Tolong!"

Taehyung mengarahkan senternya ke arah Jungkook berada tadi. Ia langsung menghampiri tempat itu dengan wajah paniknya. Ia bahkan melempar bendera yang berhasil diraihnya tadi. Pikirannya saat ini hanya berfokus pada Jungkook.

"Tolong!"

Suara Jungkook semakin jelas terdengar. Taehyung mengarahkan senternya ke segala arah untuk mencari keberadaan Jungkook.

"Astaga Jungkook!" Taehyung langsung bersimpuh dan mengulurkan tangannya untuk membantu Jungkook yang bergelantung di tebing jurang. Sepertinya anak itu terpereset saat hendak mengambil bendera yang ada di tepian jurang.

"Raih tanganku, Jeon!" Jungkook berusaha meraih tangan Taehyung.

"Pegang yang erat!" Taehyung menarik tubuh Jungkook hingga sampai di batas aman.

"Hah...hah..." Napas mereka terengah. Taehyung merebahkan tubuhnya seraya menatap langit yang mulai mencerah.

"Terima kasih, Kim." Ucap Jungkook. Taehyung menatap Jungkook dan kemudian tersenyum.

Taehyung terdiam seraya menatap Jungkook dalam. Matanya memperhatikan bagaimana Jungkook meringis kesakitan saat mencoba bergerak.

"Jungkook, kamu baik-baik saja?" Tanya Taehyung. Ia mendekati Jungkook dan memindai bagian tubuh Jungkook, takut jika ada luka di sana.

"Coba buat berdiri." Titah Taehyung. Jungkook perlahan bangkit dan mencoba berdiri.

"Arg.. Sakit." Keluh Jungkook saat kakinya terasa sakit saat mencoba berdiri. Taehyung dengan sigap memapah tubuh Jungkook.

"Mana yang sakit?" Tanya Taehyung seraya memperhatikan kaki Jungkook.

"Kaki kiriku sakit saat digerakkan. Sepertinya aku keseleo." Ucap Jungkook diiringi ringisan kesakitan.

"Kita kembali saja ya?" Tawar Taehyung. Ia tidak tahu bagaimana cara mengobatinya dan tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya cara adalah kembali ke villa dan mengobati luka serta keseleonya di sana.

"Tapi aku tidak bisa berjalan." Ucap Jungkook. Jangankan untuk berjalan, untuk digerakkan saja terasa sakit. Jungkook tak sanggup jika harus berjalan jauh menuju villa.

Taehyung menarik napas panjang dan kemudian berjongkok di hadapan Jungkook.

"Naiklah." Pinta Taehyung. Jungkook hanya terdiam seraya menatap punggung Taehyung.

"Ayo!" Ajak Taehyung. Ia menoleh ke arah Jungkook yang masih diam tanpa bergerak sedikitpun.

"Kenapa diam? Ayolah!" Jungkook perlahan mengalungkan tangannya di leher Taehyung. Taehyung menahan badan Jungkook dengan menumpu kedua kaki Jungkook yang menggantung di pinggangnya.

"Maaf.." Lirih Jungkook. Taehyung hanya mengangguk dan mulai melangkah nenuju villa.

Di sepanjang perjalanan tak banyak kata yang mereka ucapkan. Jungkook hanya diam seraya memperhatikan lelehan keringat yang membasahi pelipis Taehyung. Perlahan tangannya bergerak menghapus lelehan keringat itu.

"Taehyung?" Panggil Jungkook. Taehyung hanya mendengung menjawabnya.

"Kenapa kamu bersedia menolongku? Bukannya kamu membenciku?" Tanya Jungkook ragu. Dapat Jungkook lihat bagaimana bibir merah Taehyung menarik senyum, terlihat tulus dan indah secara bersamaan.

"Aku tidak pernah bilang jika aku membencimu." Jawab Taehyung masih dengan senyum indahnya.

Mata bulat Jungkook masih setia menatap pemuda yang kini menggendongnya. Di dalam otaknya banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada pemuda Kim ini. Tapi ia bingung harus memulai dari mana.

"Eung... Kalau kamu tak menbenciku, lantas apa alasanmu melakukan semua itu padaku?" Taehyung menjeda sejenak langkahnya, pertanyaan itu mudah tapi susah untuk dijawab. Tidak mungkin Taehyung bilang jika semua itu karena ia ingin Jungkook selalu menatapnya. Ia juga melakukan itu semua untuk menjaga Jungkook untuk tidak menjadi milik yang lainnya. Katakan saja jika Taehyung serakah, tapi memang itu kebenarannya.

"Kenapa?" Pertanyaan Jungkook berhasil menarik kesadaran Taehyung kembali. Taehyung hanya tersenyum dan melanjutkan langkahnya.

"Kamu masih ingat apa yang aku ucapkan di restoran?" Tanya Taehyung. Jungkook terdiam seraya mengingat apa saja yang Taehyung katakan kala itu. Matanya membola kala mengingat ucapan Taehyung malam itu.

"Yang aku mau itu... Kamu."

Pipi Jungkook serasa memanas. Detak jantungnya mulai memacu keras saat ingatan itu mulai tergambar di otaknya.

"Kamu ingat?" Tanya Taehyung lagi. Jungkook terdiam tapi kepalanya mengangguk.

"Aku tidak berbohong tentang hal itu. Kamu bukanlah boneka bagiku, Jungkook. Kamu adalah segalanya bagiku. Kamu adalah mimpi, harapan, serta hasrat yang selalu memenuhi otak dan hatiku. Aku hanya tidak bisa menahannya lagi untukmu." Jelas Taehyung. Ia tak peduli lagi bagaimana pandangan pemuda Jeon itu padanya. Dia hanya tak ingin menahannya lebih lama lagi.

Langkah kakinya semakin mendekat dengan villa. Taehyung tersenyum saat melihat tempat itu masih sepi. Ia cukup khawatir terkena sanksi karena keluar tanpa izin.

"Akhirnya kita sampai." Ucap Taehyung dan kemudian menurunkan Jungkook. Sejak mendengarkan penjelasannya tadi, Jungkook tak pernah berucap sepatah kata lagi. Namun Taehyung tak ambil pusing, dia sadar jika hal itu cukup mengejutkan bagi Jungkook. Melihat Jungkook yang tak marah dengannya saja sudah membuatnya lega.

"Taehyung?" Panggil Jungkook. Taehyung segera berbalik dan nenatap pemuda Jeon.

Jungkook berjalan tertatih dan meraih pipi Taehyung untuk dipegangnya lembut. Taehyung yang mendapat perlakuan itu hanya diam terpaku mengagumi beratapa tampan pemuda yang kini semakin mendekat kepadanya. Perlahan jarak mereka semakin menipis dan dapat Taehyung rasakan sapuan halus bibir Jungkook pada bibirnya. Taehyung tak bisa berbuat apa-apa saat bibir itu mulai bergerak mendominasi bibirnya. Semua terlalu tiba-tiba dan Taehyung tak siap dengan ini semua.

"Maafkan aku yang terlalu lambat menyadarinya."

Bersambung...

Hai semua! Bagaimana?
Tolong tulis komentarnya ya? Aku tunggu tanggapan dan respon kalian.
Selamat malam... 😘😘

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang