Taehyung kembali ke kelas dengan tampilan yang berbeda. Jungkook menata rambut Taehyung agar kembali terlihat manly. Dia tidak mau jika sang kekasih menunjukkan sisi manisnya kepada yang lain.
"Lho? Kok berubah lagi tampilannya?" Tanya Mingyu saat Taehyung kembali duduk di bangkunya.
"Jungkook yang mengubahnya. Dia tidak suka jika tampilanku seperti tadi." Jawab Taehyung. Mingyu menjatuhkan pundaknya dengan ekspresi wajah kecewa.
"Padahal aku lebih suka tampilanmu yang manis seperti tadi." Ucapnya dan hanya ditanggapi senyuman oleh Taehyung.
"Aku setuju dengan Jungkook. Aku lebih suka melihatmu yang seperti ini. Jadilah diri kamu sendiri, Tae. Jangan hiraukan perkataan orang lain kalau kamu nyaman dengan dirimu yang seperti ini. Aku pikir Jungkook juga tidak keberatan dengan tampilan maupun sikapmu. Jika dia tulus, dia akan nerima kamu apa adanya." Jimin yang duduk di sebelah Mingyu turut bersuara. Kedua temannya hanya diam seraya menatap Jimin tak percaya. Jarang sekali pemuda bantet itu berbicara dengan bijaksana.
"Wah, kamu benar-benar Jimin? Aku tak menyangka kalau kamu bisa sebijak ini." Ucap Mingyu dengan tatapan tak percayanya. Jimin hanya memutar bola matanya malas tanpa berniat memberi tanggapan, terlalu lebay menurutnya.
"Kamu benar, Jim. Aku akan tetap seperti Taehyung yang biasanya." Jawab Taehyung membuat senyum Jimin mengembang.
"Itu baru sahabatku." Jimin menepuk pundak Taehyung bangga.
.
.
.Bel pulang sekolah berbunyi. Taehyung berdiri di depan kelas menunggu Jungkook yang tadi berpesan untuk menunggunya. Matanya menatap arah kelas Jungkook dengan harapan pemuda itu segera datang. Taehyung menunduk dengan kedua tangan di saku celana. Cukup lama ia menunggu, tapi sang kekasih tak juga menampakkan diri. Taehyung jadi merasa sedikit kesal.
"Tae?" Taehyung mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat dikenalnya memanggil namanya.
"Jungkook? Kok dari sana? Aku pikir kamu masih di kelas." Taehyung mengerucutkan bibirnya dengan mata menatap penuh tanya.
"Aku dari ruang ganti. Kamu tidak sibuk kan sore ini?" Taehyung mengerjap, ia baru sadar jika Jungkook sudah berganti pakaian.
"Aku tidak sibuk. Kenapa?" Tanya Taehyung. Jungkook tersenyum dan kemudian menyerahkan kaos putih dan headband hijau untuk Taehyung.
"Ganti pakaianmu, ayo kita bermain sebentar." Ucap Jungkook. Taehyung mengernyitkan dahinya. Beberapa saat ia bergeming hingga Jungkook meraih tangannya dan menaruh kaos dan headband itu di tangannya.
"Ayo!" Taehyung yang sadarpun mengangguk dan kemudian berjalan mengikuti Jungkook.
Setelah selesai berganti pakaian, Jungkook sudah berdiri di depan dengan sebuah bola orange di tangannya.
"Kita akan bermain basket?" Tanya Taehyung. Jungkook hanya tersenyum dan mengangguk.
"Tiba-tiba aku rindu bermain denganmu. Ayo kita taruhan, jika kamu menang, aku akan menuruti seluruh permintaanmu. Tapi jika aku yang menang, kamu harus menghabiskan malam denganku." Jungkook mengeluarkan smirknya setelah berucap demikian.
"Kenapa harus menghabiskan malam denganmu? Jangan modus ya Jeon. Kamu sengaja membuat permainan ini agar aku mau tidur denganmu kan? Aku tidak mau." Taehyung memalingkan wajahnya membuat Jungkook tak dapat menahan tawanya.
"Hei, aku tidak bilang jika kamu akan tidur denganku. Astaga, aku tidak tahu jika pikiranmu sejauh itu." Jungkook kembali tertawa, mengabaikan pipi Taehyung yang memerah karena malu.
"Ya.. Tapi kan perkataanmu ambigu. Wajar jika aku mikirnya ke arah sana." Bela Taehyung. Jungkook hanya tertawa dan kemudian menatap Taehyung lekat.
"Jadi bagaimana? Mau apa tidak? Jika tidak mau, berarti kamu pecundang." Ledek Jungkook. Taehyung menggelengkan kepalanya dan menatap Jungkook tajam.
"Aku setuju. Mari kita buktikan, siapa yang akan jadi pemenang." Taehyung berujar dengan mantap. Ia bertekad kalau kali ini ia lagi yang akan jadi pemenang.
"Baik, bersiaplah kalah untuk kali ini, Baby."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
B A N G S A T [KV]
Spiritual[COMPLETE] Kim Taehyung adalah manusia terbangsat yang pernah Jungkook kenal.