Nyonya Minjoo dan tuan Park Yoohwan dan beberapa pejabat penting yang sedang bertamu malam itu di rumah keluarga Park menatap heran ke arah Jinyoung yang datang ke rumah dalam keadaan basah kuyup.
Nyonya Minjoo tersenyum ramah ke arah tamu lalu dengan sigap menarik Jinyoung ke ruang keluarga, dia menatap putranya tak percaya “apa diluar sedang hujan? Kenapa kau basah?”
“aku jatuh ke kolam” jawab Jinyoung singkat.
“bagaimana bisa? Sejak kapan kau jadi ceroboh?”
Jinyoung menggeleng “hanya kecelakaan kecil, seseorang mendorongku”
“siapa?”
Jinyoung tersenyum manis lalu membungkuk formal pada ibunya “tak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya, bisa aku ke kamarku sekarang? Aku ingin berganti pakaian”
Nyonya Minjoo mengangguk, mengecup kening Jinyoung singkat lalu menyuruhnya masuk kedalam kamar “mandi dengan air hangat dan istirahatlah!”
“nne eomma!” balas Jinyoung sopan lalu pergi.
Dia menutup pintunya pelan lalu menatap dirinya didalam cermin besar di dekat lemari pakaian.
Semenjak dia kecil sampai sekarang, dia tak pernah diteriaki siapapun, tak pernah ada orang yang menatapnya sinis, tak pernah ada orang yang marah padanya, tak ada yang pernah menamparnya atau mendorongnya kedalam kolam, tak pernah ada orang yang mengatainya otak mesum.
Lalu Jisoo datang seperti busur yang mengenai sasaran, menghapus semua kata ‘tidak pernah’ dalam kamus Jinyoung, membuat Jinyoung tiba-tiba melakukan banyak hal untuk yang pertama kalinya dalam waktu beberapa jam saja.
Pertama kalinya Jinyoung meminta maaf pada seseorang, pertama kalinya Jinyoung memberikan handuk dan jaket pada seorang perempuan, pertama kalinya Jinyoung berbicara dengan suara keras dan emosi pada orang lain.
Jinyoung kembali mengamati dirinya dalam cermin “apa ini adalah kau?” tanyanya pada pantulan bayangannya sendiri “sepertinya aku berubah jadi orang lain dalam hitungan jam hanya karena seorang perempuan..tidak, ini tidak benar…”
Jinyoung menggeleng kuat, dia melepas seragam sekolahnya yang basah lalu masuk kedalam kamar mandi, dia hanya berharap bahwa semoga kejadian tadi tidak terjadi lagi.
Pagi berikutnya.
Jinyoung terbangun dalam keadaan belum sepenuhnya terbangun.Sekarang dia mendengar ada kegaduhan yang terjadi di lantai satu, Jinyoung keluar dari kamar lalu menengok kebawah, apa yang dia dapati adalah kakak perempuannya yang sedang menangis sesenggukan di ruang keluarga.
Berita bahwa kakaknya akan dijodohkan dengan putra bangsawan, keturunan dari kerajaan Jeoson sudah tersebar luas, Jinyoung sudah memprediksi bahwa hari ini akan tiba dan terjadi pada kakak perempuan satu-satunya yang dia miliki, mereka tetap masih memegang adat perjodohan antar bangsawan dari turun temurun.
Jinyoung hanya berharap bahwa dia akan menjadi keturunan terakhir dari semua keluarga bangsawan di Negara ini agar dia tak dijodohkan dengan siapapun seperti kakaknya, untung saja budaya kerajaan Korea sudah sedikit terkikis zaman, karena dulu mereka bahkan menikahkan anak keturunan raja dibawah umur.
Jinyoung bersyukur tidak hidup di zaman itu, jika iyya maka mungkin sekarang dia sudah punya istri, memikirkannya saja sudah membuatnya mual-mual, jadi tidak enak badan.
Sejak kecil, Jinyoung sudah dipenuhi oleh beribu-ribu aturan adat yang ada di keluarganya, dan dia sudah terbiasa dengan hidup penuh aturan, hidup tanpa aturan rasanya aneh, Jinyoung tak pernah merasakan kehidupan yang benar-benar normal, tapi kejadian kemarin bersama Jisoo itu telah menjadi pengecualian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...