Dengan wajah tak berselerah Jisoo naik ke mobil jemputan Jinyoung, dengan perasaan sangat-sangat terpaksa.
Sebelumnya Jisoo tak akan peduli, dia sudah akan memanggil taxi untuk pulang ke rumahnya malam ini, tapi Jinyoung benar-benar membuat ancaman, secara terang-terangan menelpon wali kelas Jisoo untuk mengatakan tentang Jisoo yang menolak diberikan kelas tambahan.
Akhirnya mau tidak mau, Jisoo mengikut dan menurut.
“berhentilah memasang wajah seperti itu!” ujar Jinyoung memulai ketika mobil sudah melaju pergi.
Jisoo bergeser lebih ke pinggir ingin menjauh dari Jinyoung.
Sedangkan Jinyoung terus meliriknya semenjak Jisoo menaiki mobil “kau masih benci padaku?” ujarnya lagi.
Jisoo tidak menoleh, dia terus melempar pandang keluar jendela “bagaimana bisa aku lupa… kejadian itu baru terjadi 2 hari yang lalu”
“tapi kan aku sudah minta maaf, aku sudah memperbaiki kesalahanku, aku mendapat hukuman dari kepala sekolah, dan juga tak ada surat panggilan untuk orangtuamu, aku sudah menebusnya, kenapa kau masih tidak mau memaafkanku?”
Setelah mendengar Jinyoung terus saja mempersoalkan banyak hal, Jisoo akhirnya menoleh tapi masih dengan wajah kusut, dia tersenyum kecut menanggapi “tapi… justru namaku yang terkenal telah membuat kekacauan ini terjadi, namamu masih saja bersih, aku benci itu”
Jinyoung mengangguk “iya, aku tahu aku salah….sekali lagi maafkan aku, kalau kau mau, aku bisa mengakuinya pada seluruh penghuni sekolah bahwa aku yang mengirimkan bunga tulip itu padamu, tapi.. Kau yakin tidak akan kena bully dari orang-orang yang mengaku fans padaku??”
Jisoo kembali melempar pandang keluar jendela “ternyata benar kau memang tidak bisa membedakan antara bercanda dan tidak” ujarnya semakin tak berselerah.
“mungkin kau bisa membantuku bagaimana cara membedakannya” balas Jinyoung pelan.
Jisoo mendecih, masih tak ingin menoleh “aku tak mau berurusan denganmu lagi”
Mendengar itu Jinyoung langsung menghembsukan napas berat, dia kembali memperbaiki posisi duduknya tak lagi mengarah ke Jisoo, tapi melempar pandang pada tuan Lee yang dengan sangat seriusnya menyetir mobil tanpa sedikitpun bertanya soal Jisoo.
Tuan Lee sudah terlalu sering melihat gadis ini bersama Jinyoung menunggu di gerbang sekolah, dan ini pertama kalinya tua Lee menyupiri orang lain selain Jinyoung, dan pertama kalinya juga dia tak banyak bertanya.
Jinyoung hanya menatapnya heran lalu bersuara ditengah keheningan yang terjadi “Lee ahjussi” ujarnya “kenapa diam?” tanyanya.
Tuan Lee hanya melirik lewat kaca mobil, melempar pandang pada Jisoo dan Jinyoung yang duduk berjauhan di jok belakang “apa langsung pulang ke rumah malam ini?” tanyanya, dia tidak tahu alasan kenapa Jinyoung tiba-tiba membawa Jisoo bersamanya.
“apa?” gumam Jisoo kebingungan dengan apa yang dikatakan tuan Lee, dia langsung melempar pandang pada Jinyoung meminta jawaban yang jelas, mungkin dia sedang salah mengartikan akan dibawa pulang ke rumah Jinyoung malam ini??
Gelagapan Jinyoung juga melempar pandang pada Jisoo lalu membalas tuan Lee “kenapa harus pulang ke rumah? Aku tidak mungkin membawa Jisoo” ujarnya.
Tuan Lee kebingungan.
Jinyoung kembali menyahut “carikan kami tempat makan! Kami belum makan malam”
“HYAAAAAA” teriak Jisoo tiba-tiba “tujuanku mengikutimu karena kau akan memberikanku pelajaran tambahan, kenapa harus mencari tempat makan? Aku sudah kenyang”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...