old friend

404 69 4
                                    

Jinyoung sudah berjanji kalau dia tidak akan pergi lama, ini hanya perpisahan sementara, mencoba untuk meyakinkan Jisoo bahwa mereka akan kembali bertemu di sekolah.

Hari itu Jinyoung pergi setelah berjalan-jalan sebentar sambil menikmati ice cream di taman tak jauh dari rumah Jisoo, hari ini Jinyoung mengajaknya berkencan tapi tak punya waktu banyak untuk menikmati hari.

Iya…. Perpisahan ini memang tidak akan lama.

Hari itu Jinyoung pergi bersama tuan Lee yang sejak tadi marah-marah, rencananya Jinyoung akan berangkat ke Hahoe Folk pagi tadi… tapi dia baru bisa berangkat sore ini, parahnya lagi dia menyuruh tuan Choi menunggu di rumahnya sampai kering.

Orangtuanya semakin marah ketika tahu kalau Jinyoungg keluar rumah tanpa mengatakan apa-apa, secara terang-terangan orangtuanya mengatakan kalau masa hukumannya memang sebulan, dan Jinyoung sudah bisa menebaknya dengan benar kalau dia memang akan pergi selama sebulan.

Sebelum pergi dia sudah bertemu Jisoo, melepas rasa rindu padanya, memastikan kalau perempuan itu baik-baik saja, lalu urusan Suho dan Azusa, Jinyoung serahkan pada teman-temannya yang masih betah untuk berain-main… setidaknya Jinyoung sudah memastikan semuanya dengan jelas, dan dia berharap semuanya kembali seperti semula ketika dia datang.

.
.
.
.

Belum cukup sehari, Jinyoung sudah uring-uringan memohon pada tuan Choi agar segera dipulangkan, dia tak tahan di tempat ini, disini kaku….. semuanya kaku, dia seolah kembali pada masa lampau dikehidupan kerajaan korea tempo dulu.

Jinyoung yang sejak kecil memang terbiasa menatap dan melihat gedung-gedung megah yang menjulang tinggi, sekarang malah hanya bisa menatap deretan rumah tradisional yang sepi tak berpenghuni, Jinyoung seolah hidup sendiri dalam pengasingan.

Apa ini yang orangtuanya inginkan… membiarkan Jinyoung gila?

“Choi ahjussi….. ayoo kita pulang! Aku tidak tahan berada disini” rengeknya sambil mendorong kopernya keluar dari pintu.

Tuan Choi menatapnya datar lalu menunjuk tumpukan buku kuno diatas meja “kau harus membaca semuanya..!!”

Jinyoung menganga tak percaya “aku sudah membacanya semalam suntuk…. Kenapa menyuruhku membacanya lagi?” Jinyoung mulai protes, sebelumnya dia tak pernah bertingkah seperti ini pada tuan Choi… tapi, mau protes pada siapa lagi?? Hanya tuan Choi yang dia miliki saat ini.

“aku harus keluar dulu, setelah aku datang, kau harus selesai membaca semuanya, kalau tidak, maka aku akan membawa tumpukan yang lebih banyak untuk kau baca”

Kali ini Jinyoung tak bicara, semakin dia bicara maka hukumannya akan semakin parah dari sekedar membaca buku “baiklah…hukum aku semaumu…!!” ujarnya kesal mendekati meja lalu membuka lembar demi lembar, dia belum membacanya tapi hanya mengecek ketebalan buku itu… benar-benar tebal sampai Jinyoung berpikir kalau dia membacanya sebulan tetap saja tidak akan cukup, buku sebanyak dan setebal ini hanya akan selesai dibaca selama setahun.

“kau ingin aku membelikan apa untukmu?” tanya Choi lagi sebelum pergi meninggalkan Jinyoung.

Fokus Jinnyoung masih belum berpaling dari buku-buku itu kemudian menyahut “ice cream” jawabnya datar tak bersemangat, sejak kemarin dia hanya menginginkan ice cream, kesal karena tuan Choi tak ingin mengajaknya keluar.

.
.
.
.

Keluarga Park secara pribadi meminta maaf pada keluarga Kim, berharap agar hubungan kekeluargaan mereka kembali membaik. Tuan Yoohwan tahu betul tentang kejadian beberapa hari yang lalu itu benar-benar membuat keluarga Kim sangat membenci Jinyoung..... Tapi semuanya sudah jelas, Jisoo dan Jinyoung tidak melakukan hubungan dewasa dan itu hanyalah jebakan.

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang