necklace

687 109 5
                                    

Jisoo punya hutang menceritakan kejadian hari ini pada Jennie yang sepanjang hari terus saja khawatir atas keadaannya mengira bahwa Jisoo kena bully lagi oleh orang-orang jahat.

“tidak terjadi apapun…percayalah..hanya ada sedikit beberapa kejadian sial” jelasnya.

“memangnya di jam pertama kau ada dimana?” tanya Jennie lagi, dia memaksa Jisoo untuk menjelaskan semuanya.

Jisoo hanya merasa bahwa kejadian hari ini bersama Jinyoung bukanlah hal penting yang harus diceritakan.

“tidak ada apa-apa Jennie-ah….tadi..aku hanya ada urusan penting yang harus diurus”

Tak menyerah Jennie masih saja memaksa Jisoo untuk menjelaskan semuanya tapi Jisoo tetap saja kukuh tak ingin menceritakan apa-apa, bisa-bisa Jennie memukulinya karena ketahuan berurusan lagi dengan Jinyoung, bukankah sebelumnya Jennie sudah meminta agar Jisoo tidak berurusan lagi dengan laki-laki itu?

.
.
.
.

Diwaktu yang sama.

Jinyoung diinterogasi oleh Jaebum dan Jackson, meminta penjelasan kenapa Jinyoung tidak masuk di jam pertama.

“tadi pagi Bambam dan Yugi mengatakan kalau kau mengejar Jisoo di gerbang masuk sekolah”

“kau mencari masalah lagi dengannya? Bukannya kau sudah menyerah untuk memberikan bunga tulip itu…atau JANGAN-JANGAN KAU MENGAKUINYA?” teriak Jaebum tak percaya.

Jinyoung menggeleng “aku tidak sebodoh itu mengakui bahwa aku yang mengirim tulip padanya”

Jackson ikutan bersuara “hari ke 30 sisa seminggu lagi…..berhenti atau tidaknya kau mengirim bunga tulip itu, tetap saja akan berdampak buruk, hasilnya akan tetap saja sama”

“berhenti mengatakan itu!” ujar Jinyoung “aku hanya berharap Jisoo membuang bunga-bunga itu kedalam tong sampah, padahal hari ini aku sudah meminta maaf padanya”

“kau meminta maaf lagi?” ujar Jaebum tak percaya.

“berhentilah meminta maaf padanya, kau tidak punya salah apa-apa” tambah Jackson "yang perlu kau pikirkan sekarang adalah point kedisiplinanmu berkurang!"

Jinyoung mengangguk "itu gampang diperbaiki"

.
.
.
.

Jisoo tiba di rumah setelah diantar pulang oleh Jennie.

Dengan wajah lelah dia melangkah masuk kedalam rumah, menghambur ke dalam kamarnya, kemudian menghembuskan napas berat, hari ini point kedisiplinannya di sekolah berkurang, sungguh sebuah berita buruk yang harus dikatakannya pada orangtuanya.

Ibunya membuka pintu kamar Jisoo dari luar, dia duduk disebelah Jisoo yang tengkurap diatas ranjang “appa dan eomma sudah mendapatkan tempat les malam untukmu, letaknya memang agak jauh dari rumah tapi dekat dari sekolahmu”

Jisoo mengangguk, masih dengan mata yang tertutup karena terlalu kelelahan “nne eomma” jawabnya.

Mereka berbicara sebentar tentang sekolah Jisoo, private hari libur dan les malam sudah diatur, artinya mulai besok Jisoo akan mulai sibuk belajar.

Setelah ibunya keluar dari kamar, barulah Jisoo bangkit dari ranjangnya, berniat ingin segera tidur saja dan mengganti seragam sekolahnya, tapi kepalanya justru memproses hal yang lain.

Dengan gerakan sangat terburu-buru, dia mengambil ranselnya yang tergeletak diatas meja belajar, membukanya, mencari kotak kecil yang tadi diberikan oleh Jinyoung, dan Jisoo menemukanya
Cukup penasaran apa isi kotak itu, Jisoo melepaskan pita emas yang terikat di kotak itu, kemudian perlahan membuka penutup kotaknya, dia membukanya sangat pelan…pelan, sangat pelan, setelah kotak kecil itu sepenuhnya terbuka, barulah Jisoo melongo, mengerjap beberapa saat, dia terdiam, tak ada gerakan.

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang