feeling

620 104 4
                                    

Jennie menarik Jisoo dari ruang kelas menuju bangku taman di sekitaran gedung timur, dia butuh waktu berdua dengan Jisoo saat ini.

Sambil menyeruput minumannya Jennie terus saja melirik ke Jisoo, rencananya untuk meyakinkannya tentang Jinyoung harus segera dilakukan, entah kenapa dia harus mau bekerjasama dengan Jaebum untuk menjalankan rencana ini.

“Jisoo-ah….” ujar Jennie pelan.

Jisoo menoleh dengan mulut dipenuhi roti.

“apa Jinyoung sudah meminta maaf padamu atas kesalahan yang sudah dia perbuat?”

Jisoo menghembuskan napas berat mendengar nama Jinyoung disebut-sebut lagi, dia mulai muak mendengar nama itu, dia tidak menjawab, tapi justru sibuk memasukkan semua roti kedalam mulutnya, membuat pipinya menjadi membesar.

“hyaaaa….” Jennie menyiku lengannya “kau masih membencinya?”

“ahs sudahlah….kenapa kita harus membahas dia? Itu hanya akan membuat nafsu makanku menjadi buruk” keluhnya menelan rotinya dengan paksa.

Jennie merangkul jisoo dengan erat kemudian bercanda mengatakan “kau tidak boleh membencinya terlalu dalam, bisa saja nanti kau berbalik menyukainya”

“heiii yang benar saja??” protes Jisoo semakin tidak suka dengan candaan Jennie.

Jennie tertawa nyaring “masih banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi, salah-satunya adalah kau bisa saja menyukainya dimasa depan”

Jisoo memasang wajah kesal memandang Jennie “kau ingin agar aku berdamai dengannya atau memaafkannya? Itu tidak akan terjadi?”

“apa susahnya? Kau hanya perlu memaafkannya, itu saja….”

“kau pikir mudah memaafkan orang yang sudah membuatmu susah? Bagiku itu adalah hal yang sulit”

Tak menyerah, Jennie terus saja membujuk Jisoo agar memaafkan Jinyoung dan mengakhiri war ini “jadi….jika aku ada diposisi Jinyoung kau tetap tidak akan memaafkanku meskipun aku berkali-kali meminta maaf? Kau tetap tidak akan memaafkanku yahh?”

Jisoo menaikkan alisnya memandang Jennie, bingung kenapa Jennie jadi seperti ini “ceritanya akan berbeda jika kau yang ada di posisi Jinyoung, jangan disamakan!” ujarnya pelan.

Jennie mengangguk “katanya kau sulit memaafkan orang yang membuatmu susah, yahh jika suatu saat nanti aku menyulitkanmu, kau juga akan marah padaku seperti ini, sampai berlarut-larut?”

“TIDAK JENNIE-AH….” Jisoo meninggikan suaranya, dia memutar posisi duduknya menghadap Jennie dan memasang wajah seperti anak kecil yang cemberut “aku akan memaafkanmu, itu tentu saja….. tentu saja aku akan memaafkanmu”

“kalau kau akan melakukan itu padaku, yah kenapa kau memperlakukan Jinyoung secara berbeda? Kau membencinya padahal dia sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf berkali-kali”

Jisoo menghembuskan napas berat, semakin kesal karena jam istirahat mereka hanya dihabiskan dengan membahas Jinyoung “dia itu menyebalkan, dia meminta maaf padaku lalu setelah itu dia mengulanginya lagi, lalu meminta maaf lagi, begitu seterusnya….aku kesal karena dia terus saja bertingkah seenaknya seperti itu”

“iyaa..iya, tapi jangan sampai berlarut-larut, kasihan Jinyoung”

“kau mengasihaninya?” Jisoo melotot tak percaya.

Jennie menggeleng “bukan begitu, aku tidak mengasihaninya, hanya saja yahh kau taulah, ini kejadian langkah, Jinyoung tidak pernah terlibat masalah apapun dengan orang lain apalagi dengan siswa-siswi disini, aku rasa dia cukup frustasi karena kau tidak mau memaafkannya”

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang