Game

499 78 12
                                    

Permainan dimulai.

Mereka mendudukan Suho dan Azusa di kursi yang saling membelakangi, tali yang mengikat tubuh mereka telah dilepaskan, mereka hanya duduk dan dekelilingi oleh kamera, Jinyoung sudah meminta agar kedua orang itu mengakui kesalahannya dengan suara keras….. Mereka dimintai penjelasan atas apa yang mereka lakukan pada Jisoo dan juga Jinyoung.

Jika mereka berusaha untuk kabur, maka Yugyeom siap melepaskan anak panahnya, dia sejak tadi berjaga-jaga di dekat pintu, niatnya bukan untuk membunuh tapi untuk melumpuhkan sasaran.

“kalian masih tak ingin bicara dan tak ingin mengakui semuanya?” sahut Jinyoung dengan suara keras.

Suho sudah sangat kehabisan tenaga untuk bicara, tapi ketika dia bisa mengeluarkan suaranya, dia justru mengumpat tak tahu malu “aku tak akan meminta maaf dan aku tak akan mengakui apapun”

Mark langsung melemparnya dengan kaleng minuman soda yang tepat mengenai kepala laki-laki itu “hyaa… aku tidak percaya kalau kita berada di kelas yang sama, selama ini kupikir kau adalah orang yang baik… tapi kau ternyata suka sekali membuat hidup orang lain susah….. kenapa sulit sekali mengakui kesalahanmu sendiri?”

“AKU TIDAK SUDI MEMINTA MAAF PADA JINYOUNG DAN JUGA PADA KALIAN…… derajatku lebih tinggi.. apa kalian paham??”

Azusa ikutan menyahut ditempatnya “kami tidak takut…… kalian semua akan menanggung akibatnya karena memperlakukan kami serendah ini.. keluargaku pasti tidak akan terima… kalian akan menyesal”

“BANYAK BICARA SEKALI….” teriak Jaebum dari sudut ruangan, dia datang bersama Yougjae sambil membawa besi yang mereka panaskan sejak tadi “pegang kedua orang itu…!! Aku harus menyumbat mulutnya dengan ini..!”

Jackson dan Mark memegangi Suho, sedangkan Rose dan Lisa memegangi Azusa, kedua orang itu memberontak dan panik setelah melihat Jaebum dan Youngjae semakin mendekat.

Jaebum mendekati Suho dengan wajah benar-benar muak “apa kau memang sudah bosan menggunakan mulutmu itu??”

Youngjae melakukan hal yang sama pada Azusa “kau cantik…. Tapi akan lebih cantik kalau kita membakar mulutmu itu dengan besi panas ini"

Besi itu semakin mendekat ke wajah mereka sampai akhirnya Azusa berteriak histeris memohon agar mereka menghentikan ini.. memohon agar dia delepaskan, memohon agar semua orang berhenti.

“AKU MOHON HENTIKAN…… !! AKU AKAN MENGAKUI KESALAHANKU TAPI JANGAN MELUKAI WAJAHKU…..!! KUMOHON”

Suho gemetaran, diapun ingin dilepaskan secepatnya, melihat reaksi Jinyoung yang sejak tadi memasang tampang dingin membuat Suho berpikir bahwa mereka semua memang tidak sedang bermain-main “aku akan meminta maaf, tapi lepaskan kami… kumohon!” ujarnya gugup.

Bambam tertawa mendengarnya “meminta maaf? Memangnya kami butuh permintamaafanmu?”

Suho dan Azusa yang sejak tadi memohon-mohon agar tidak dibakar kembali dilepaskan, mereka kembali diberi kesempatan untuk mengakui semuanya.

Suho menghembuskan napas berat, begitupun dengan Azusa, sejak tadi gadis itu bahkan sudah menangis, dan bisa dipastikan hari ini mungkin akan menjadi mimpi buruk mereka.

Bambam menyalakan semua kamera yang mengelilingi kursi Suho dan Azusa yang masih dipenuhi dengan ancaman, dan dengan pelan kedua orang itu menjelaskan semuanya, mereka terpaksa melakukannya agar bisa selamat dan dilepaskan, Suho tak ingin dipukuli lagi, begitupun dengan Azusa yang mulai sangat ketakutan.

Mereka menjelaskan tentang mereka yang merencanakan penculikan dan menjebak Jinyoung dan juga Jisoo… tentang mereka yang memanfaatkan Jisoo dan  ingin melihat Jinyoung hancur secara perlahan, memfitnahnya dengan berita kotor lalu menjatuhkannya, kemudian mengatakan bahwa tak adapun yang terjadi antara Jinyoung dan Jisoo selain tertidur diatas kasur.

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang