Jinyoung sampai merengek-rengek agar tuan Lee mengantarnya ke sekolah sebelum semua orang yang ada di ruang keluarga menyadari kepergiannya.
Terjadi perdebatan beberapa menit hingga akhirnya tuan Lee mengalah.
Perjalanan ke sekolah berlanjut dramatis, mereka terjebak macet ditambah lagi mereka harus berurusan dengan security sekolah yang tak akan membiarkan Jinyoung masuk, tuan Lee bahkan harus mengeluarkan beberapa uang untuk menyogok penjaga sekolah agar Jinyoung lolos masuk tanpa harus diinterogasi terlebih dahulu.
Jinyoung melempar senyum puas dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, dari gerbang sekolah dia berlari menuju gedung aula, dia menambah kecepatannya memasuki pintu, dan apa yang dia dapati adalah kekosongan.
Hanya ada Mark dan Rose yang duduk di dekat podium, Yugi, Bambam, Youngjae, kemudian Lisa Jaebum dan Jackson yang berdiri melingkar di tengah ruangan.
Dengan napas yang tak beraturan Jinyoung bersuara “dimana murid yang lain?” jawabnya bingung.
“kau terlambat 1 jam” balas Jaebum.
“1 jam?” Jinyoung tak percaya mendengarnya “lalu…siapa yang dibawa ke ruang guru?” tanyanya pelan.
Jackson menjawab “siapa lagi? bukankah kau sudah mengorbankan Jisoo dengan lelucon bunga tulipmu itu? Semua murid satu sekolah bahkan ketakutan melihat kepala sekolah membentak kami semua dengan wajah murka”
Percayalah bahwa menyesal memang selalu datang belakangan.
Kebun pribadi milik kepala sekolah berada di dekat danau buatan dibelakang gedung yang terletak disebelah selatan, tempat itu bebas CCTV, greenhouse nya bahkan difasilitasi oleh kran otomatis yang akan menyiram tanaman setiap pagi dan sore, artinya memang tak ada tukang kebun yang akan mengawas disana.
Jinyoung bahkan ingin menghabiskan 30 tangkai bunga tulip itu untuk diberikannya pada Jisoo tapi dia terlanjur berhenti di pertengahan jalan hingga akhirnya hanya memetik beberapa tangkai saja, sialnya adalah bahwa Jisoo justru menyimpan bunga itu dan tidak membuangnya.
“jadi dia ada di ruang guru sekarang?”
Semua orang mengangguk, Jackson kembali menambahkan “dia akan mendapat pengurangan point juga mendapat surat panggilan orangtua, kau tahu kan bagaimana kepala sekolah kita menyayangi bunga tulip itu seperti dia menyayangi anaknya sendiri?!”
Jinyoung mengerjap beberapa saat lalu menggumam “ini masalah serius” ujarnya langsung berlari keluar ruangan.
Jackson menyahut “hyaaa kau mau kemana?”
“ke ruang guru …”
“jangan membuat masalah lagi Jinyoung…!!” sahut temannya bersamaan.
Mark menghembuskan napas berat melihat Jinyoung menghilang dari balik pintu “ternyata dia sebodoh itu” ujarnya.
Jackson dan Jaebum menoleh menanggapi Mark “yahh…dia bodoh semenjak dia mengenal Jisoo”
.
.
.
.Dengan langkah terburu-buru Jinyoung meninggalkan gedung timur lalu berlari ke gedung guru yang punya bangunan terpisah, Jinyoung berlari masuk menerobos pintu, kemudian berpapasan dengan wali kelasnya yang menatap Jinyoung heran.
“Jinyoung-ie….bukannya kau ada acara keluarga hari ini? Kenapa tiba-tiba kau ada di sekolah?” tanyanya heran.
Masih dengan wajah tidak tenang, Jinyoung melongo ke segalah penjuru “sseongsangnim…. Apa kepala sekolah ada di ruangannya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...