Beberapa minggu berlalu.
Semua orang sibuk belajar mati-matian untuk mempertahankan posisi atau peringkat mereka di sekolah, lengah sedikit saja maka mereka akan kehilangan tempat atau hal yang paling buruk adalah didepak ke kelas yang paling rendah.
“tak boleh ada pengurangan point di minggu ini” gumam Jisoo sambil memperbaiki ranselnya berjalan ke luar gerbang sekolah sambil terus membaca beberapa catatan dalam bukunya.
Satu yang dia inginkan adalah, dia harus pindah ke kelas A dan akan semakin bagus jika dia pindah kelas bersama Jennie…. Saking semangatnya belajar siang-malam tanpa henti selama beberapa minggu, dia sering lupa menunggui Jinyoung untuk pulang bersama atau menghubunginya… akhir-akhir ini Jisoo juga mulai tidak aktif menggunakan ponsel.
Tiba di depan gerbang, dia kembali menoleh ke gedung barat, dia dan Jinyoung tak lagi intens belajar bersama karena Jisoo selalu pulang lebih cepat, dia bahkan terkadang lupa dengan panggilan Jinyoung yang masuk ke dalam ponselnya hingga menjadi panggilan yang tidak terjawab, dia jarang bertemu Jinyoung apalagi gedung kelas mereka yang berbeda gedung dan dibatasi oleh banyak aturan.
Kali ini dia merogoh ponselnya, mencoba untuk menghubungi Jinyoung dan meminta maaf, mencoba untuk meminta pengertian karena Jisoo jelas sedang fokus untuk belajar agar bisa naik ke kelas A.
Panggilan tersambung.
Suara Jinyoung yang berat langsung menyahut “JISOOO……. Dari mana saja kau? Kenapa baru menelponku sekarang? Apa kau sudah melupakanku?” teriak Jinyoung dengan nada yang sangat kesal.
“aku menunggumu di depan gerbang…. Mau pulang bersama hari ini? Aku memesan tiket untuk nonton” bujuk Jisoo.
Jinyoung terdiam, tak ada suara.
“Jinyoung-ah..??” sahut Jisoo karena belum menerima respon.
Dari balik telpon Jinyoung tiba-tiba berteriak lagi “aku tahu kau pasti sangat merindukanku..” ujar Jinyoung tertawa lalu terdengar seperti mengemasi barangnya “kau bisa menungguku?? Mungkin sekitar 20 menit lagi… aku harus menunggui Jaebum karena dia meminjam buku untukku di perpustakaan”
“iyaa… tidak apa-apa, aku akan menunggu” balas Jisoo.
“terimakasih sayang”
Penggilan terputus.
Jisoo kembali memasukkan ponselnya kedalam tas sampai ada orang yang menepuk punggungnya dari belakang, kaget Jisoo langsung menoleh dengan ekspresi was-was takut jika ada orang mesum yang akan menghampirinya.
Sekarang dia bukannya takut, tapi justru bingung mendapati seorang gadis yang tersenyum hangat ke arahnya “anneonghaseyo” ujar Jisoo mengucapkan salam dengan wajah bingung karena tidak mengenal gadis ini.
Gadis berambut pendek itu masih saja tersenyum hangat “apakah kau Kim Jisoo? Pacarnya Jinyoung?” tanyanya tiba-tiba.
Jisoo mengangguk, ini aneh karena dia tidak mengenal orang yang berdiri di depannya ini “kau siapa?” tanyanya penuh selidik, terlalu banyak orang aneh yang dia temui akhir-akhir ini, dan mungkin ini adalah orang aneh ke delapan yang dia temui dalam beberapa minggu belakangan.
Gadis itu menyodorkan tangannya memperkenalkan diri “kenalkan aku Azusa… mantannya Jinyoung”
“mantan?” gumam Jisoo tak percaya, memangnya Jinyoung punya mantan? Dia tak pernah mendegar rumor tentang itu.
Ini aneh…. Beberapa minggu belakangan banyak orang aneh berkeliaran disekitaran Jisoo dan tahu namanya padahal Jisoo tidak mengenal mereka, dua hari yang lalu juga ada bocah laki-laki seusianya yang memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa dia temannya Jinyoung, sekarang.. ada gadis yang memperkenalkan diri sebagai mantannya Jinyoung, ada apa ini? Sekarang Jisoo dilanda oleh rasa curiga yang berlebihan pada semua orang kecuali pada orang yang dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...