apologize

696 109 3
                                    

Jinyoung terkapar diatas bangkar ruang UKS, sedangkan Jisoo duduk tepat di kursi samping bangkar.

Sejak tadi Jisoo terus saja memasang wajah kesal, ini pertama kalinya dia absen dari mata pelajaran, dan semuanya gara-gara Jinyoung, tapi dia bahkan tak bisa protes dan menyalahkan Jinyoung atas apa yang terjadi hari ini, salahnya sendiri karena ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi Jisoo terus saja memasang wajah kesal, ini pertama kalinya dia absen dari mata pelajaran, dan semuanya gara-gara Jinyoung, tapi dia bahkan tak bisa protes dan menyalahkan Jinyoung atas apa yang terjadi hari ini, salahnya sendiri karena belum mendaftarkan sidik jarinya.

“kau sudah baikan?” tanyanya tanpa ekspresi, sekedar basa-basi menanyakan keadaan Jinyoung sebelum dia pergi.

Dengan posisi berbaring diatas bangkar, Jinyoung menatapnya, memasang eskpresi seperti anak kecil yang tak mau ditinggal sendiri.

“kau mau pergi?” tanyanya.

Jisoo mengangguk tanpa semangat  “iyaa…aku harus ke gedung timur karena Jennie pasti sedang mencariku sekarang”

“bisa temani aku sebentar sampai dokternya datang? Aku tidak terbiasa ditinggal sendiri jika sedang sakit”

Jisoo menatapnya penuh selidik, jika dilihat dari sudut manapun, sepertinya Jinyoung baik-baik saja semenjak meninggalkan ruang basket indoor “kau yakin masih sakit? Aku lihat sepertinya kau sudah agak baikan”

Jinyoung mendecih kesal mendengarnya “apa-apaan kau ini? Aku ini sedang sakit….kepalaku berdenyut-denyut seperti jantung yang sedang memompa darah” lalu menatap sinis kearah Jisoo “ciihhh…..sudah kubilang kau pasti tidak akan bisa merasakan sakitnya kecuali kalau kau mau aku melompatimu seperti tadi kau melompatiku”

Mata Jisoo menyipit, telinganya terlalu peka mendengar bahasa-bahasa baru yang terucap dari mulut anak bangsawan di depannya ini, Jisoo menganga menanggapi “apa katamu? Aku melompatimu? Kapan aku melakukannya?” ujarnya tak terima dituduh seperti itu.

Sambil memperbaiki posisi kepalanya diatas bantal, Jinyoung menjawab “apa kau terkena lupa ingatan sesaat sampai kau lupa kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu saat kau melompatiku?”

“AKU TIDAK MELOMPATIMU”

“lalu apa namanya? Kau melompatiku seolah aku ini adalah bola, memangnya di matamu aku ini mirip bola? Huh?”

“HYAAA…ahhssss, aku tidak sengaja melakukannya, tali sepatuku lepas dan semua yang terjadi adalah kecelakaan, tak ada kesengajaan, kau mengerti??”

"ahhhs sudahlah terserah! Mau sengaja atau tidak, yang penting sekarang adalah kau tidak boleh meninggalkanku sendiri di ruangan ini sampai dokternya datang, karena aku tidak mau ditinggal sendiri…ruangan ini menakutkan” ujarnya bergidik menatap langit-langit ruangan.

“kau panakut” ujar Jisoo dengan tampang kesal.

Jinyoung langsung mengangguk menanggapi “kau benar, aku memang penakut dan tidak mau ditinggal sendiri, banyak kejadian-kejadian aneh jika aku sedang sendiri…” Jinyoung melirik pada Jisoo di detik berikutnya, kemudian melanjutkan “mau kuceritakan sesuatu yang menyeramkan?”

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang