night

593 99 4
                                    

Niat Jinyoung untuk mengajak Jisoo ke teras belakang terpaksa harus diurungkan dulu, alasannya karena Jisoo sepertinya mendapat marah.

Nyonya dan tuan Kim menginterogasi Jisoo ditengah-tengah tamu undangan yang berlalu-lalang, sedangkan Jinyoung hanya berdiri diseblah Jisoo seperti anak kesasar yang tak tahu harus melakukan apa.

"kenapa kau keluar rumah tanpa mengatakan apa-apa? Kenapa kau menolak ketika eomma dan appa mengajakmu untuk datang bersama dan justru beralasan ingin belajar di rumah, tapi kenapa kau ada disini? Kau mulai berbohong yahh??"

Jisoo menggeleng "bukan begitu eomma....." elak Jisoo, dia memang sedang tertangkap basah "aku tidak tahu kalau eomma dan appa akan datang kesini.. Kalau aku tahu, mungkin saja aku akan ikut" ujarnya lagi.

"aku yang mengajaknya datang eomonim" Jinyoung bersuara.

Tuan Kim merangkulnya, dia dan Jinyoung memang sudah sangat akrab "aku tidak tahu kalau ternyata selama ini kau satu sekolah dengan Jisoo, kita sering mengobrol banyak tapi kau tidak pernah menceritakan tentang sekolahmu"

Jinyoung memasang wajah cemberut "ahjussi.... Karena ahjussi juga tidak pernah bertanya"

Disisi lain ada Jisoo yang terus diceramahi ibunya "lain kali seharusnya kamu minta izin..." bentak ibunya panjang lebar.

"iyyaa iyya eomma..." Jisoo menahan suaranya merasa malu karena mulai banyak tamu undangan yang melirik ke arahnya.

Ibunya mnengatur napas dalam-dalam, lelah kemudian mengangguk sambil melirik kearah Jinyoung "apa Jisoo membuatmu susah?" tanyanya dengan wajah khawatir karena dia tahu bahwa Jisoo sering sekali membuat masalah.

Jinyoung menahan tawa lalu menggeleng "tidak eomonim..... Jisoo tidak pernah membuatku susah, tapi justru aku yang sering membuatnya susah" ujarnya melirik Jisoo.

Jisoo hanya memonyongkan bibirnya menanggapi Jinyoung.

"aku tidak menyangka kalau kalian berteman" tambah tuan Kim lagi masih tidak melepaskann rangkulannya dari pundak Jinyoung.

Jinyoung menoleh "mulai besok aku mungkin bisa mengantar Jisoo pulang sekolah, kebetulan jalan ke rumahku sejalur.... Jadi apakah aku diizinkan pulang bersama Jisoo? Agar dia tidak naik taxi lagi atau bus? Bagaimana?"

Nyonya dan tuan Kim saling melirik lalu mengangguk, mana bisa mereka menolak permintaan Jinyoung?

"iyaa... baiklah, aku rasa Jisoo akan aman jika pulang bersamamu" balas nyonya Kim.

Setelah mengobrol panjang, orangtua Jisoo beralih ke tempat lain, tentu saja mereka punya banyak teman sesama dokter yang hadir juga dipesta ini.

Setelah mereka pergi, tiba-tiba Jinyoung dan Jisoo saling lempar pandang, mencoba untuk membaca pikiran masing-masing kemudian tertawa. Ini sangat lucu, Jinyoung tidak menyangka bahwa kedua orangtua Jisoo adalah orang yang dia kenal.

Jisoo masih saja tertawa, bukan karena orangtuanya, tapi karena memikirkan nasib Jennie yang mungkin sekarang sudah bosan menunggunya, Jisoo tertawa, tapi mata Jinyoung tak pernah berhenti menatapnya, laki-laki itu tersenyum lembut "aku suka melihatmu tertawa" ujarnya pelan.

"ha?" Jisoo berubah heran melihat reaksi Jinyoung, kemudian mengatur napasnya agar berhenti tertawa.

Setelah suasana kembali seperti semula, Jinyoung mengangguk "kita jadi ke teras belakang?" ajaknya.

Jisoo hanya mengikuti Jinyoung yang berjalan lebih dulu ke depan, tidak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di teras belakang, tapi tamu undangan pernikahan ini terlalu banyak, hingga membuat para tamu yang ada didalam gedung juga ikutan mencari udara segar seperti yang Jinyoung dan Jisoo lakukan sekarang, membuat teras belakang juga dipenuhi orang.

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang