Sarapan keluarga berlangsung dengan damai, hal yang membedakan adalah bahwa Park Jian kakak perempuan Jinyoung satu-satunya tidak akan berkumpul dengan keluarga mulai hari ini, dan cukup membuat Jinyoung merasa sangat kesepian tinggal di rumah.
Dia masih memikirkan nasib kakaknya yang dipaksa untuk menikah dengan orang asing.
Seperti biasa, tak ada percakapan yang akan terjadi, tak ada obrolan jika mereka sedang sarapan, kecuai jika teh dan makanan penutup datang dibawa oleh pelayan, barulah Jinyoung bisa buka suara.
Sejak semalam dia ingin mengatakan tentang ini, dia ingin menceritakan tentang Jisoo pada kedua orangtuanya, tapi sebelum dia bicara, nyonya Minjoo justru membuka suara lebih dulu.
“kau dekat dengan Jisoo? Putri dokter Kim Yoo Jung dan Hyo Yeon, dokter pribadi keluarga kita?” tanya nyonya Minjoo tiba-tiba.
Jinyoung yang sedang menikmati tehnya hampir saja tersedak, dia hanya mengatur napasnya dengan baik lalu mengangguk sopan “nne eomma….. aku dekat dengannya baru-baru ini” jawab Jinyoung jujur, dia tidak bisa berbohong karena semalam sudah tertangkap basah.
“kalian sekelas?” tanya ibunya lagi.
Jinyoung tiba-tiba melirik ayahnya yang sepertinya jadi penyimak, lalu kemudian mengangguk “tidak.. kami tidak sekelas, dia murid kelas B”
“kenapa kalian bisa kenal padahal dia dari kelas B?” tanya ibunya lagi masih sangat penasaran tentang awal mula perkenalan mereka.
Apa yang harus Jinyoung katakan? Apa dia harus mengatakan bahwa ada kesalahpahaman yang terjadi antara Jisoo dan Mark dan membuat Jinyoung dan teman-temannya yang lain terlibat? Atau… jika Jinyoung mengatakan itu, maka jelas dia akan mendapatkan pelajaran tentang tata krama lagi yang membuat Jinyoung hampir mati bosan karena terus aja diceramahi.
Tuan Yoohwan menyeruput tehnya sambil melirik pada istrinya kemudian menggeleng “ahss kenapa harus menginterogasi Jinyoung seperti itu…. Langsung saja pada intinya… kenapa panjang lebar sekali?” ujarnya.
Jinyoung mengerutkan keningnya bingung sambil melempar pandang pada orangtuanya secara bergantian, apa maksudnya ayahnya mengatakan itu, Jinyoung tidak paham.
Nyonya Minjoo berdehem kecil lalu bersuara “semalam aku mengobrol dengan dokter Hyo Yeon, katanya mereka sudah mendapatkan tempat les malam untuk Jisoo belajar, tapi aku mengatakan kalau Jisoo tidak perlu ikut les malam”
“kenapa?” tanya Jinyoung heran.
Nyonya Minjoo dan tuan Yoohwan saling lempar pandang kemudian melanjutkan “bukannya kau juga tidak ikut les malam?”
“lalu apa hubungannya?” tanya Jinyoung lagi semakin bingung.
Ibunya kembali melanjutkan “iyaa… maksudnya, kau dan Jisoo bisa belajar bersama, untuk kelas malam, kau bisa membawa Jisoo pulang ke rumah lalu mengajarinya, aku rasa kau handal dalam urusan mengajari orang…. Dokter Hyo Yeon masih mencari guru private untuk Jisoo, tapi aku menyarankan agar kau saja yang jadi gurunya… pekerjaan ini cocok untukmu bukan?”
Jinyoung menganga, dengan gugup bersuara “a…apa?? Aku disuruh jadi guru privatenya Jisoo?”
Tuan Yoohwan mengangguk sekali lagi menyeruput tehnya “iyaa, kau dan Jisoo satu sekolah, dan orangtuanya adalah dokter keluarga kita… apalagi aku dengar kau dan dia dekat, jadi aku rasa ini tidak akan membebanimu”
Dalam hati Jinyoung hanya berteriak histeris menanggapi ini, bukankah ini terlalu mudah? Semuanya bermula dari kurang kerjaan Jinyoung memberikan bunga tulip itu, dan apa yang terjadi sekarang adalah hal yang tak disangka-sangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...