Jinyoung masih menjalani masa hukuman, pagi-pagi sekali dia datang ke sekolah untuk mengurus taman pribadi milik kepala sekolah yang sebelumnya dia sabotase, yah setidaknya dia bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan beberapa hari yang lalu.
“ahsss kenapa aku jadi kekanak-kanakan seperti ini yah?” tanya Jinyoung pada dirinya sendiri sambil terus sibuk menyingkirkan rumput di area tanaman bunga tulip.
Guru fisika khusus kelas B masih kurang sehat, itu artinya Jaebum masih harus menjalani hukuman mengganti posisi gurunya itu untuk mengajar di kelas B pada malam hari.
Ketika dia sedang fokus mengurus tanaman, seseorang dari arah pintu tiba-tiba menyahut, membuat Jinyoung langsung menoleh ke sumber suara.
Cukup terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu greenhouse, Jinyoung bangkit dari tempatnya karena sebelumnya berjongkok di depan tumbuhan-tumbuhan itu, dengan mata melotot sambil menganga dia memasang wajah kebingungan.
“Jisoo? Kau? Kenapa datang kesini?” tanyanya dengan suara terputus-putus, tiba-tiba saja menjadi gugup, aura yang sebelumnya tenang justru membuat Jinyoung berkecamuk entah kenapa.
Dari arah pintu, Jisoo melangkah masuk, tapi dia selalu saja sama, selalu memasang wajah tidak bersahabat, jelas mengekspresikan bahwa perempuan itu sangat-sangat membenci Jinyoung.
“kau jadi petani sekarang?” ujar Jisoo datar tanpa ekspresi.
Jinyoung yang mendengar itu langsung sumringah, tersenyum lebar sambil merentangkan kedua tangannya dan memandang ke segalah arah, menatap bunga-bunga yang bermekaran pagi ini “selamat datang di istanaku!! Mau berdansa bersamaku tuan putri?” ujarnya sedikit membungkuk, menyodorkan tangan kanannya layaknya seorang pria yang mengajak wanitanya untuk berdansa.
Jisoo mengerutkan keningnya, merasa aneh melihat Jinyoung seperti ini “ciihhhh…istanamu kurang menarik” ujarnya masih saja datar.
“ahsss lupakan!” Jinyoung mendecih kesal melihat reaksi Jisoo yang biasa-biasa saja, dia lalu berjalan mendekatinya yang berdiri di dekat kumpulan bunga matahari, Jinyoung ikutan memasang wajah datar memandangnya “kenapa kau kesini? Mencariku atau mau kuberikan bunga tulip lagi? kebetulan masih ada tiga tangkai” ujarnya sambil menunjuk bunga tulip yang basah karena baru saja disiram di tengah-tengah ruangan.
Jisoo semakin kesal mendengarnya “jangan bahas bunga tulip itu lagi, aku benci mendengarnya”
“kenapa mencariku?” tanya Jinyoung yang kedua kalinya.
“ituu…. Buku fisika ku tertinggal di dalam mobilmu, semalam ketika pulang dan turun dari mobil, aku lupa mengambilnya”
Jinyoung menaikkan alisnya, berkacak pinggang menatap Jisoo “huh? Lalu apa hubungannya denganku?” ujarnya santai.
“aku lupa mengambil bukuku di dalam mobilmu, tentu saja ada hubungannya denganmu” Jisoo dibuat tinggi darah lagi.
Jinyoung berbalik arah, dia mengabaikan Jisoo begitu saja kemudian kembali sibuk dengan tanaman milik kepala sekolah “kau berurusan dengan tuan Lee, bukan denganku, lagian…kenapa juga kau mencariku hanya karena ingin menanyakan bukumu, padahal aku berharap kau punya alasan lain untuk disampaikan hari ini” ujarnya dengan nada rendah, sedikit kecewa karena Jisoo mencarinya hanya karena ingin menanyakan buku.
Jisoo menghembuskan napas berat menanggapi Jinyoung, dia memasang wajah muak sambil mengepalkan tangannya, ingin menghancurkan semua pot yang ada disini lalu menuduh Jinyoung yang melakukannya, tapi sepertinya Jisoo tidak sejahat itu.
Dengan wajah emosi, dia melangkah mendekati Jinyoung “hyaaa…. Mungkin saja tuan Lee mengambil bukuku di dalam mobil dan memberikannya padamu karena mengira itu bukumu, atau mungkin kau yang menemukannya ketika turun dari mobil, kau pasti melihat bukuku karena aku menaruhnya di jok belakang tepat diseblahmu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...