school life

776 119 0
                                    

Jennie menyeret Jisoo keatas rooftop, dia butuh penjelasan dan alasan kenapa bisa bintang dari kelas A berani datang ke gedung timur hanya untuk mencari Jisoo.

“katakan padaku..!! kenapa mereka mencarimu?” tanya Jennie dengan raut wajah khawatir dan cemas, takut terjadi sesuatu pada Jisoo.

Raut wajah Jisoo belum berubah juga, moodnya masih saja buruk seperti kemarin “ceritanya panjang, aku bingung harus memulainya dari mana”

Masih dengan wajah khawatir, Jennie memegang bahu Jisoo erat, menyuruh agar temannya itu menatap ke arahnya “katakan padaku Jisoo!! Apa yang mereka lakukan padamu?” desaknya.

Jisoo mengambil napas panjang, menyeruput susu kotaknya tanpa tenaga lalu menatap Jennie yang sejak tadi bertingkah seperti ibunya “senior yang kau bilang ramah itu ternyata tidak seramah yang kau katakan”

“siapa yang kau maksud?” Jennie melotot memandang Jisoo, kekhawatirannya semakin bertambah.

Tanpa semangat Jisoo melanjutkan “Mark Tuan, yang kau bilang senior yang paling ramah”

“dia bermasalah denganmu?”

Mata Jisoo bergetar lalu menjawab “bukan hanya dia, ditambah lagi enam orang yang kau jelaskan padaku beberapa hari yang lalu, aku bermasalah pada mereka semua”

Jennie mengerjap beberapa kali, dia masih belum bisa mencerna semua kata yang Jisoo lontarkan, masih belum paham, dan akhirnya Jisoo menjelaskannya secara detail, dia menjelaskan semua kejadian yang kemarin tertimpa padanya, mulai dari dia yang memergoki Mark dan Rose di depan toilet sampai dengan dia yang terjebak dengan Jinyoung di dalam ruang renang.

Jisoo menjelaskan semuanya dengan eskpresi tak suka dan perasaan yang masih saja buruk.

Jennie menurunkan bahunya tak percaya “kau juga bermasalah dengan Jinyoung?” ujarnya semakin tidak percaya.

Jisoo mengangguk lemah.

Jennie memukulnya denngan sangat kuat, menghantam bahu Jisoo berkali-kali dengan tangannya “dasar…bodoh…KENAPA KAU TIDAK MEMAAFKANNYA SAJA!”

Pukulan Jennie semakin kuat mengenai bahu Jisoo, Jisoo hanya bergidik menahan pukulan itu, tapi dia bahkan tak bisa menghindar karena Jennie terus melayangkan tangannya memukuli Jisoo.

“masalahnya akan beres jika kau memaafkannya….kau justru menambah masalah dengan bersikap dingin seperti ini”

“ahhhsss, tapi aku sudah terlanjur emosi, mana bisa aku memaafkan mereka segampang itu, mereka sudah memperlakukannku secara tidak baik, dan aku jelas punya harga diri, aku tetap tak ingin memaafkan mereka”

“HYAAAA” teriak Jennie yang kesekian kalinya “kau bodoh Kim Jisoo…bodoh…”

Mereka masih ada di rooftop sepanjang jam istirahat, Jennie tak habis pikir tentang isi kepala Jisoo yang justru semakin memperburuk keadaaan, lalu dengan pelan menjelaskannya pada Jisoo bahwa tindakan perempuan itu justru akan berakibat buruk di kemudian hari.

“kau justru mengambil langkah salah” ujar Jennie pelan.

Jisoo menoleh padanya, dendamnya terus tumbuh, kemarin sudah bertunas, sebentar lagi mungkin akan menjadi pohon “aku tetap tidak akan mau memaafkan mereka” sekarang Jisoo telah dibutakan oleh rasa benci.

Jennie menggeleng pasrah menanggapi “ahhhasss kau, apa kau tahu akibatnya jika kau terus seperti ini?”

Jisoo menoleh dengan wajah datar dan terpaksa harus mendengarkan Jennie.

Dengan wajah serius kali ini Jennie menjelaskan “mereka sudah meminta maaf secara baik-baik padamu, dan Jinyoung sudah melakukannya sebanyak dua kali, mereka juga punya batas kesabaran, jika mereka sudah meminta secara baik dan kau justru tidak mengindahkan, maka merekapun akan membuat keadaan ini semakin parah”

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang