Jisoo takut pulang ke rumah, dia tahu sejak kemarin orangtuanya pasti mencarinya kemana-mana, bagaimana caranya dia menjelaskan semua yang terjadi padanya? Ini sulit, jika dia mengatakan yang sebenarnya maka butuh nyali besar untuk menjelaskan bahwa dia dan Jinyoung terjebak di sebuah kamar penginapan, tapi jika dia berbohong maka masalah ini jelas tidak akan terselesaikan.
Jisoo tak ingin pulang, dia sangat takut, takut jika orangtuanya bertanya macam-macam padanya, meskipun Jinyoung sudah meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan Jennie sudah meminta agar Jisoo kembali ke rumah, jika dia tidak pulang maka itu akan menimbulkan masalah baru, dia dan Jinyoung akan semakin masuk dalam perangkap orang yang menjebak mereka.
Setelah tiba di depan rumah Jisoo. Jaebum, Jennie dan Jinyoung menoleh pada perempuan itu, masih saja gemetarana Jisoo tak ingin turun dari mobil, Jennie yang duduk bersamanya di jok belakang mengusap lembut kepalanya, lalu Jinyoung yang duduk di jok depan langsung bersuara “telpon aku kalau kau dapat masalah….!! Aku akan langsung datang” ujarnya pelan, mencoba untuk meyakinkan Jisoo agar tidak perlu terlalu khawatir tapi diapun juga butuh diyakinkan karena mereka berdua punya masalah yang sama.
Akhirnya Jisoo mengangguk, benar.. dia memang harus pulang ke rumah, sebelum turun dari mobil, dia menoleh ke Jinyoung “terimakasih karena tidak meninggalkanku” ujarnya lemah kemudian kembali melempar pandang pada Jennie dan Jaebum “terimakasih untuk kalian berdua karena membawaku pulang”
“masuklah!!” ujar Jinyoung menyuruh Jisoo agar segerah masuk ke rumah.
Pelan Jisoo membuka pintu rumah setelah memastikan bahwa ketiga orang itu telah pergi, dia kaget setengah mati mendengar ibunya berteriak histeris di ruang tengah, beberapa keluarga dekatnya juga datang, mereka semua panik mencari Jisoo yang belum juga ditemukan oleh pihak polisi sejak sore ini.
“eomma? Appa?” ujar Jisoo pelan, dia melangkah lemah menuju kerumunan.
Semua orang menoleh.
Jisoo mengatur napasnya agar tidak menangis, tapi kejadian selama satu hari ini benar-benar menguras emosinya…. Dia menangis lagi…berlari pelan menuju ibunya yang juga berlari ke arahnya.
Sesenggukkan Jisoo memeluk kedua orangtuanya, dia menangis karena masih sangat ketakutan dan trauma karena kejadian penculikan itu.
Dengan sangat cemas ibu dan ayahnya melepas pelukannya kemudian langsung melemparinya banyak pertanyaan dengan nada legah dan juga khawatir “kau dari mana saja Jisoo?? Kau dan Jinyoung hilang sejak kemarin….kenapa tidak memberikan kabar kalau kau baik-baik saja? Kami menghubungi polisi karena supir pribadi Jinyoung juga tidak tahu kalian dimana”
Jisoo mengatur napasnya yang tidak beraturan, dia mencoba untuk berpikir tenang lalu menghapus air matanya yang masih saja jatuh, dia ingin bohong bahwa dia ada di rumah Jennie sejak kemarin, tapi sejak kemarin orangtuanya sudah menghubungi Jennie dan Jennie bahkan mengatakan bahwa diapun tak tahu apa-apa, lalu… apa yang harus Jisoo katakan sekarang? Apa dia memang harus mengatakan yang sebenarnya?
“Jisoo….Jisoo… kau kenapa??” tanya ibunya sedikit mengguncang tubuhnya dengan kuat karena Jisoo tiba-tiba saja diam, tatapannya kosong, otaknya tak bekerja dengan baik.
“eomma….biarkan aku istirahat sebentar….!!” ujar Jisoo dengan suara lemah.
Beberapa keluarga dekatnya yang juga berada di ruang tengah saat itu langsung mengiyakan, menyuruh Jisoo agar membersihkan diri dan beristirahat hari ini, mungkin setelah itu dia baru bisa menceritakan semuanya… tentang dia dan Jinyoung yang tiba-tiba saja menghilang.
Setelah masuk kedalam kamar, dia mendapati tas sekolah dan ponselnya tergeletak diatas kasur, ibunya mengatakan bahwa tuan Lee yang datang membawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...