first 💋

872 112 12
                                    

Pulang dari sekolah, seperti yang dikatakan Jinyoung sebelumnya bahwa dia akan pulang bersama Jisoo mulai hari ini, mereka singgah di rumah Jisoo untuk mendapatkan izin terlebih dulu, kemudian perjalanan berlanjut ke rumah Jinyoung.

Selama perjalanan itu mereka hanya diam, tuan Lee yang menyupiri juga ikutan diam, bahkan Jinyoung bingung harus memulai obrolan seperti apa, dia hanya sibuk menoleh ke arah Jisoo yang melamun sepanjang jalan.

Setibanya di tempat tujuan, kekauan belum juga hilang, Jinyoung melangkah lebih dulu masuk kedalam rumah, lalu dengan suara gugup mengatakan “hanya ada pelayan, orangtuaku belum pulang kerja”

Jisoo mengangguk canggung.

Lalu dengan gerakan salah tingkah, laki-laki itu menunjuk lantai 2 “naiklah keatas! Lorong sebelah kiri dan pintu paling ujung adalah perpustakaan…. Tunggu aku disana! Aku harus berganti pakain dan menyuruh  pelayan untuk menyiapkan sesuatu” ujarnya pelan.

Jisoo hanya mengangguk lalu mengikuti instruksi Jinyoung, dia melangkah ke lantai 2 sambil terus melempar pandang ke segalah arah, mengagumi rumah megah ini, wajar jika rumahnya semewah ini karena rumah ini adalah rumah untuk keluarga bangsawan.

Sesuai yang dikatakan Jinyoung bahwa Jisoo harus masuk ke ruangan paling ujung, pelan Jisoo membuka pintunya dari luar, sekali lagi dia menganga, semua buku yang ada didalam benar-benar tertata dan dirawat dengan baik, semua berada di tempatnya masing-masing tersusun didalam rak buku yang memenuhi dinding, Jisoo melangkah masuk, dia mendekati bingkai besar tertutupi kain hitam yang terpajang diantara rak buku.

Karena terlalu penasaran apa yang ada dibalik kain itu, Jisoo akhirnya membukanya, tapi dia sedikit melirik kearah pintu, lalu kemudian pelan menarik kain hitam itu, apa yang dia lihat adalah sesuatu yang membuatnya menganga, matanya membulat.

“Jinyoung?” ujarnya pelan.

Benar, bahwa bingkai besar yang tertutup kain itu adalah fotonya Jinyoung.

Seseorang dari arah pintu berdehem dengan suara keras, Jinyoung melangkah masuk sambil membawa nampang berisi beberapa makanan kecil dan jus, sambil meletakkannya diatas meja di tengah ruangan dia bersuara “kenapa kau melepas kain itu? Aku sengaja...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang dari arah pintu berdehem dengan suara keras, Jinyoung melangkah masuk sambil membawa nampang berisi beberapa makanan kecil dan jus, sambil meletakkannya diatas meja di tengah ruangan dia bersuara “kenapa kau melepas kain itu? Aku sengaja menutupinya” protesnya.

Jisoo menahan senyum menaggapi Jinyoung yang mulai berubah kesal “kenapa harus ditutupi?” tanyanya.

“aku tidak suka melihatnya, disitu aku terlihat jelek, ibuku memaksa agar memasangnya di ruang keluarga tapi aku menolak dan membawanya kesini” balas Jinyoung, dia melangkah mendekati Jisoo dan ikutan melirik ke bingkai besar itu.

Sambil menunjuk bingkai itu, Jisoo membalas “wajah setampan itu, kenapa harus disembunyikan? Mulai sekarang biarkan saja seperti ini, tak perlu ditutupi dengan kain, atau kalau kau tidak suka… berikan saja padaku, aku bisa membawanya pulang ke rumah”

Jinyoung menyenggol bahu Jisoo dengan bahunya “hyaa… kau bercanda?” ujarnya sedikit tertawa.

Jisoo menoleh, dia menyipitkan matanya sambil memasang wajah lucu “apa aku terlihat sedang bercanda tuan?” ujarnya juga dengan suara seperti anak kecil yang dibuat-buat.

Love In School ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang