Keesokannya.
Jisoo berlari masuk kedalam sekolah, Jinyoung sudah menelponnya agar cepat datang hari ini, sekuat tenaga perempuan itu semakin menambah kecepatan larinya lalu membuka pintu gedung olahraga, Jinyoung yang memang sedang sendiri berada didalam gedung langsung menoleh kaget kearah pintu, dia berdiri dari bangku lalu mendekati Jisoo yang mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
“heiii….?? Kau kenapa?” ujar Jinyoung heran sambil menepuk punggung perempuan itu yang mulai membungkuk.
Jisoo terus bertumpu pada lututnya lalu setelah merasa bahwa napasnya sudah membaik, dia bangkit lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya, bekal sarapan…. Giliran Jisoo yang membawanya pagi ini “aku membawakanmu sarapan” ujarnya.
Jinyoung menganga, dia membekap mulutnya sendiri kemudian memegang kedua bahu Jisoo “wahh aku terharu” ujarnya memasang wajah seperti seorang anak kecil, dan Jisoo terlalu gemas jika melihat Jinyoung mulai bertingkah seperti ini.
“mau sarapan sebelum kau bertanding?” tanya Jisoo mengangkat kotak makan itu.
Jinyoung menghembuskan napas pelan kemudian memegang perutnya “tapi sebenarnya… aku sudah sarapan di rumah”
“ahhss…. Ini bukan makanan berat, hanya beberapa roti dan buah…, dimakan yah!?”
Jinyoung menatap kotak makan itu, lalu menarik Jisoo dan langsung memeluknya “aku mencintaimu” bisiknya pelan.
Dengan gerakan cepat Jisoo langsung melepaskan pelukan Jinyoung kemudian panik menatap kearah pintu “bagaimana kalau ada orang yang masuk dan melihat kita?” tanyanya gelisah.
Jinyoung berubah cemberut “selama bukan guru yang memergoki maka itu akan aman-aman saja, memangnya siapa yang berani melapor?” ujarnya.
Mereka mendekati bangku penonton, Jinyoung meraih kotak makan yang dibawa Jisoo lalu membukanya, dia memakan beberapa potong buah apel yang ada didalamnya kemudian lanjut mengunyah sandwich, sambil mengunyah dia menatap Jisoo yang terus melempar pandang padanya, Jinyoung mengerjap beberapa kali dengan wajah datar, dan dengan salah tingkah menghabiskan makanan itu.
“apa kau punya kebiasaan memandangi orang yang sedang makan?” tanya Jinyoung meneguk susu kotak yang diberikan Jisoo.
“memangnya kenapa kalau aku memandangimu? Tidak boleh?”
“bukan begitu… kau hanya membuatku jadi salah tingkah” balas Jinyoung masih dengan wajah datar.
“jadi kau tidak suka kalau aku memandangimu?” Jisoo berubah kesal.
“aku bukannya tidak suka… tapi, memangnya kau tidak salah tingkah kalau ditatap seperti ini?” tambah Jinyoung sambil menatap Jisoo dengan jarak dekat.
“tapi ini terlalu dekat”
“iyaa… tadi kau melakukannya sedekat ini”
“apa…?? Aku tidak melakukannya sedekat ini” protes Jisoo tak mau mengaku.
“alasan…” Jinyoung membalasnya dengan mengacak rambut Jisoo hingga menjadi berantakan.
Seseorang tiba-tiba saja menyahut dari arah pintu, suara Jackson menggema “waaah romantis sekali pasangan ini”
Jinyoung yang masih asik menggoda Jisoo langsung menoleh ke sumber suara, dia melepaskan tangannya untuk tidak menyentuh Jisoo ketika teman-temannya ada, bisa-bisa dia akan diejek setengah mati “ohh kalian sudah datang” ujar Jinyoung memandang Jackson dan temannya yang lain muncul dari arah belakang.
Beberapa menit kemudian para murid mulai memasuki ruangan secara bergerombol, mereka memadati lapangan, memenuhi kursi penonton dan sebagian lagi sibuk menyiapkan peralatan olahraga yang akan digunakan hari ini, Lisa mengekor dibelakang Bambam, sedangkan Rose tak pernah lepas dari Mark, Yugyeom dan Youngjae tak jauh dari Jackson, mereka semua berdiri di depan Jinyoung yang duduk bersama Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School ✔
FanfictionTak ada yang cerita yang menyenangkan selama sekolah selain belajar, atau menjadi anak penurut untuk mematuhi aturan keluarga dan aturan sekolah. Tapi... Tiba-tiba ada rasa aneh yg menjalar datang begitu saja... Seperti rasa yang membuatku ingin me...