Jakarta, Juli 2008-Ketika langit biru berubah menjadi jingga.
"Hei, kenapa kamu menangis? Anak laki-laki tidak boleh cengeng. Aku aja nangis kalau dimarahin sama Papa," kata seorang gadis kecil ketika menghampiri anak lelaki seusianya yang sedang menangis di kursi kayu yang berada di tengah-tengah taman.
Anak lelaki itu masih menutup wajahnya sambil menangis. Ia tidak mempedulikan gadis kecil yang sedang berusaha membujuknya.
"Kamu kenapa?" tanya gadis kecil berusia 6 tahun itu.
"Mama sama Papa berantem lagi. Aku takut," jawab anak lelaki itu.
"Kalau aku lagi nangis, Papa selalu peluk aku. Dan aku selalu merasa tenang saat Papa peluk. Mau aku peluk?"
Secara perlahan, anak lelaki itu menurunkan tangannya dari wajahnya. "Kamu s-siapa?"
"Namaku Aldera Olivia. Aku biasa dipanggil Al." Gadis kecil bernama Aldera itu tersenyum sangat manis sambil mengulurkan tangannya.
Dengan tangan yang sedikit gemetar, anak lelaki itu membalas uluran tangan Aldera. "N-namaku ... Samuel. Panggil aja Sam."
Aldera melepaskan tangannya yang sedang berjabat tangan dengan Samuel. "Kalau mau jadi teman, kaitkan kelingking kamu di kelingking aku."
Aldera mengacungkan jari kelingkingnya. "Ayo, kalau kamu mau aku peluk, kamu harus jadi temanku dulu. Aku belum punya teman."
Secara perlahan, Samuel mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Aldera. Keduanya sama-sama tersenyum.
"Sini, aku peluk." Aldera membentangkan tangannya. Samuel tersenyum lalu memeluk Aldera. "Gimana? Kamu udah senang?"
Samuel melepaskan pelukannya, lalu mengangguk. "Terima kasih."
"Besok ulang tahun aku ke tujuh tahun. Kamu temuin aku di sini, ya. Aku harus pulang karena sebentar lagi gelap," kata Aldera. "Awas kamu tidak datang. Aku pasti akan cari kamu ke rumahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Samudera
Teen Fiction[SELESAI] #kisahseries1 Hatimu boleh pergi ke mana ia mau. Hatimu boleh mencari siapa yang ingin ia temui. Hatimu juga boleh berbohong tentang siapa yang sebenarnya ia cintai. Namun pada akhirnya, hatimu pasti akan kembali kepada orang yang tepat. D...