Chapter 33

73 8 7
                                    

Sesibuk apapun dia,
kalau kamu prioritas dalam hidupnya,
dia pasti bisa meluangkan waktu.
-Viona Aninditha-

🌳🌳🌳

Jakarta, minggu kedua Juni 2018Minggu UAS SMK Cahaya.

Cowok itu mengacak rambut frustasi saat membaca lembar soal di atas meja.

Hampir semua soal terlihat sudah untuk dijawab, padahal dia menghabiskan waktu semalaman untuk belajar. Kalau begini caranya, bagaimana dia bisa mendapat nilai yang memuaskan?

"Lo gak belajar, ya?" bisik Aldo yang duduk di sebelahnya, lagi. Jujur, Aldo sangat terganggu dengan gerak-gerik kegelisahan Samuel.

"Gue belajar. Pertanyaan-pertanyaannya aja yang kelewat susah," jawab Samuel dengan bisikan juga.

"Kok gue merasa soalnya gak terlalu susah?"

"Ya, emang karena lo-nya pinter. Lah, gue?" Samuel menunjuk dirinya sendiri. "Udah belajar keras masih aja bego."

"Hei, kalian berdua!" Guru yang bertugas sebagai pengawas ujian di kelas 11 Multimedia 1 menunjuk ke arah meja Samuel dan Aldo menggunakan mistar panjang. "Kenapa kalian bisik-bisik di sana?"

Keduanya meneguk saliva dengan susah payah. Mereka takut lembar jawaban mereka akan diambil paksa.

Kalau lembar jawaban Aldo yang diambil, tidak apa-apa. Karena sepertinya Aldo sudah 60% selesai mengerjakan soal. Tapi kalau lembar jawaban Samuel yang diambil, bisa bahaya. Karena saat ini dia baru mengerjakan 20%.

"Maaf, Pak. Gak akan ulangin lagi," sahut Aldo dengan nada menyesal.

"Kalau kalian kedapatan curang dalam ujian ini, lembar jawaban kalian akan Bapak robek. Mengerti?"

"Iya, Pak."

"Arraseo."

"Dari mana lo belajar bahasa Korea?" tanya Aldo terkejut.

"Gue nonton drama korea selama di rumah sakit."

"Aigoo." Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hei!"

"Mianhae, Seonsaengnim," sahut keduanya yang berhasil memancing tawa seisi kelas. Setelah itu, mereka berdua kembali mengerjakan soal ujian.

Aldo terlihat santai mengerjakannya, sementara Samuel terus-menerus mengatakan, "Fokus!" pada dirinya sendiri.

***

Dikarenakan minggu ini hanya tinggal memperbaiki nilai yang masih kurang, siswa-siswi SMA Cemerlang diperbolehkan pulang cepat.

Jam masih menunjukkan pukul 12, akan tetapi sekolah sudah mulai sepi. Hanya tersisa siswa-siswi yang bermasalah dengan nilai ujian mereka yang sekarang sibuk memperbaiki nilai.

Aldera baru saja keluar dari perpustakaan ketika dia berpas-pasan dengan Raka. Jika biasanya Aldera akan menghindar, saat ini Aldera justru tersenyum tipis.

"Hai, Al," sapa Raka.

"Hai."

"Mau ke rooftop?"

"Ngapain?"

"Mengajakmu melihat langit."

Aldera melirik jam tangannya. Masih ada waktu lebih dari satu jam untuk Aldera menunggu, karena dia sudah berjanji pada Samuel untuk menunggu sampai Samuel menjemputnya. Jadi, tidak ada salahnya menerima ajakan Raka.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang