Kalau jatuh cinta itu menyenangkan,
kenapa banyak orang selalu mengeluh terluka dan patah hati?-Cia Story-
🌳🌳🌳
"Wih, sejak kapan Samuel suka baca yang kayak ginian?" Suara itu membuat Samuel sontak menutup novel yang dia pinjam dari Aldera. Cowok itu mendongakkan wajah dengan ekspresi yang siap menerkam.
"Sumpah, ya, sekali lagi lo ngeledek gue, gue pastiin lo gak akan pernah ketemu sama Aldera." Karena kesal, Samuel mengancam. Itu adalah ancaman yang sangat ampuh.
"Eh, eh, ehh! Jangan gitu, doong!" Aldo memasang tampang memohon. "Gue, kan, udah terlanjur jatuh cinta sama sahabat lo. Lo mau gue patah hati?"
"Makanya jangan gangguin dan ngeledek gue lagi!" tegas Samuel seraya menoyor kepala Aldo. "Dan satu lagi ...." Samuel tersenyum sombong.
"... next time gue bakalan kenalin pacar gue ke lo. Catat!" Samuel mengambil novel itu, lantas keluar dari kelas meninggalkan Aldo.
Baru saja cowok itu keluar dari kelasnya, dia melihat ada kehebohan di belokan koridor. Karena penasaran, Samuel menghampiri kerumunan itu untuk melihat apa yang membuat siswi-siswi di sekolahnya berteriak histeris.
Langkah Samuel terhenti. Matanya menyipit saat melihat seseorang yang tidak asing lagi di penglihatannya.
"Apa kabar, Samuel Arsatya?"
Samuel berusaha berpikir keras. Dia yakin kalau sebelumnya dia sudah pernah bertemu dengan mereka.
"Ah, iya, gue ingat sama lo semua!" Saat mengingat siapa mereka, Samuel menyengir lebar. "Eh, lo semua ngapain di sekolah gue? Mau pindah sekolah?"
Andro membasahi bibir bawahnya sambil menatap Samuel tajam. "Gue datang ke sini buat main-main sama lo."
"Oh, gitu?" Samuel mengalihkan pandangan ke arah salah satu dari mereka yang berdiri di samping Andro. Samuel ingat, orang itu adalah orang yang bersama Aldera waktu itu.
Raka.
"Di mana kelas lo?" tanya Andro.
Samuel menunjuk ke belakang. "Mau mampir?"
***
Sudah beberapa menit mereka makan bersama di satu meja, namun tidak ada satupun yang berani memulai pembicaraan. Padahal, begitu banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan.
Aldera sibuk mengaduk-aduk mi ayamnya, sedangkan Viona menyeruput es teh-nya. Sesekali Viona melirik jam dinding. Gadis itu gelisah karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, tetapi dia belum sempat menanyakan beberapa hal tentang Samuel kepada Aldera.
"Viona ...."
"Al ...."
"Eh, kamu duluan, deh."
"Duluan aja, Vi."
Mereka mengucapkannya secara bersamaan. Sesaat kemudian, mereka tertawa canggung.
"Jadi, kenapa, Vi?"
Viona berusaha mencari kalimat yang tepat untuk menanyakan sesuatu kepada Aldera.
"Hm, ... gimana, ya?" Viona merapikan rambutnya. "Bingung mau nanya kayak gimana. Hehe ...."
"Ya, tanya aja. Anggap aja kita udah kenal lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Samudera
Teen Fiction[SELESAI] #kisahseries1 Hatimu boleh pergi ke mana ia mau. Hatimu boleh mencari siapa yang ingin ia temui. Hatimu juga boleh berbohong tentang siapa yang sebenarnya ia cintai. Namun pada akhirnya, hatimu pasti akan kembali kepada orang yang tepat. D...