Chapter 6

96 9 0
                                    

Tidak ada yang biasa saja dari persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Tanpa mereka sadari, mereka mulai memupuk rasa cinta.
-Viona Anindhita-

🌳🌳🌳

Samuel tersenyum lebar ketika melihat Aldera berlari memeluk ayahnya. Ini adalah untuk kesekian kali Samuel melihat Aldera melakukan hal itu. Dari kecil sampai sekarang Aldera tidak pernah berubah.

Jika dulu Samuel beberapa kali melihat Aldera jatuh ketika berlari untuk memeluk ayahnya, sekarang tidak lagi. Kaki Aldera sudah cukup kuat untuk tidak jatuh saat berlari.

Ternyata bukan hanya Aldera yang merasa bahwa Samuel semakin dewasa, tapi Samuel juga. Gadis kecil yang selalu memberikannya pelukan ketika menangis sekarang sudah bertumbuh menjadi gadis yang dewasa dan mempunyai tujuan hidup sendiri, berbeda dengan dirinya yang sibuk menjalani hidup tanpa tahu harus ke mana.

Cowok itu berjalan santai dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana. Dia menghampiri Aldera dan ayahnya yang sedang berpelukan untuk melepas rindu setelah seminggu lebih tidak bertemu.

"Samuel!" Richard—ayah Aldera—melerai pelukannya dengan Aldera, lantas memeluk Samuel hangat. "Terima kasih karena selalu berhasil menjaga Aldera."

"Om selalu bilang gitu. Udah bosen, Om, dengernya." Samuel tertawa.

"Enak aja bilang Samuel yang jagain aku. Aku kali yang jagain dia!" Aldera melipat tangan di depan dada sambil mengembungkan pipinya.

Pelukan keduanya terlepas. Samuel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah Richard mengacak rambutnya asal. "Gentleman dikit, dong, kalau jadi laki-laki."

"Gimana, ya, Om, aku udah gentle, cuma ...." Samuel menggantungkan ucapannya.

"Cuma apa?" tanya Aldera dengan mata melotot.

"... anak Om lebih gentle dari aku," lanjut Samuel, lantas berlari meninggalkan mereka karena takut Aldera akan menyakitinya dengan pukulan maut.

"Samuel Arsatya!" Aldera memanggil nama Samuel gemas, lantas berlari mengejar sahabatnya yang sangat keterlaluan itu.

***

Rasanya lelah sekali menghadapi Aldera ketika dia sedang merajuk. Tentu saja alasan Aldera merajuk karena kejadian di bandara hari Sabtu yang lalu.

Hari ini, Samuel harus berangkat sekolah sendiri karena Aldera ternyata sudah berangkat sekolah diantar oleh ayahnya. Biasanya Aldera akan mengabari Samuel, tapi hari ini tidak.

Memang Samuel sudah memahami sifat Aldera yang akan merajuk karena hal-hal sepele, termasuk jika Samuel meledeknya seperti beberapa hari yang lalu. Aldera pasti akan sangat marah. Namun, bukan Samuel namanya jika dia tidak memiliki cara untuk membuat Aldera tidak merajuk lagi.

Saat ini, cowok itu berjalan santai menaiki anak tangga untuk menuju kelas Aldera. Masih ada lima belas menit sebelum upacara dimulai. Itu tandanya Samuel memiliki cukup waktu untuk meminta maaf kepada Aldera.

Tenang saja, masalah fans-nya, semuanya pasti aman. Samuel mengenakan jaket, topi, lengkap dengan masker—layaknya seorang aktor yang tidak ingin identitasnya diketahui orang—agar bisa terhindar dari cewek-cewek centil di sekolah ini.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang