Chapter 3

135 11 2
                                    

Maaf, aku sedang istirahat.
Aku lelah terus-menerus dipermainkan oleh cinta.
-Viona Aninditha-

🌳🌳🌳

Aktivitas Aldera merapikan buku-bukunya terhenti sejenak ketika sudut matanya menangkap seseorang yang sedang menatap ke arahnya. Orang itu tampak nyaman memperhatikannya yang sedang bersiap-siap untuk pulang.

Satu per satu siswa di kelas itu mulai keluar kelas. Mereka terlihat tidak sabar meninggalkan sekolah.

Aldera memikul tasnya seraya memperhatikan kondisi kelas yang sudah mulai sepi. Di kelas 11 Bahasa 2 tersisa dirinya dan ....

"Bagaimana kondisi kamu?"

Raka.

Ya, tersisa mereka berdua di kelas itu. Mungkin Raka sengaja membiarkan siswa yang lain keluar kelas agar dia bisa berduaan dengan Aldera.

Inilah yang Aldera tidak suka dari cowok-cowok. Banyak modusnya. Berjuang hanya di awal. Akhirnya apa? Aldera tidak ingin memikirkan hal yang seperti itu.

"Al?" Raka menghampirinya. "Saya bertanya sama—"

"Kenapa, sih, kamu ngomongnya baku banget?"

Raka tersenyum tipis. "Alasannya ...."

Aldera menatap Raka penasaran karena Raka menggantungkan ucapannya. Ketika Aldera mengikuti arah pandang Raka—ke arah jendela—ternyata ada teman-teman Raka.

"Saya pergi dulu. Kamu hati-hati," pamit Raka, lalu meninggalkannya.

Aldera tidak mengalihkan pandangannya dari Raka bahkan ketika Raka sudah bergabung dengan teman-temannya yang lain. Selepas kepergian Raka, dia melihat ada secarik kertas di atas meja Raka. Karena penasaran, Aldera mengambil kertas itu.

Matanya berusaha memperhatikan dengan teliti sketsa wajah seorang gadis yang digambar dengan pensil pada kertas itu. Di sudut kanan bawah kertas itu ada tulisan: love, A.

"Ini ... aku? Raka gambar aku?" Sadar bahwa dia sudah kegeeran, Aldera mengusap wajahnya. Dia meremas kertas itu. Namun, saat Aldera hendak melemparkan kertas itu ke tempat sampah, tangannya tertahan di udara. Aldera mengurungkan niatnya itu. Dia justru memasukkan kertas itu ke tasnya.

Aldera berusaha menahan diri untuk tidak terbawa perasaan. Dia sudah bertekad untuk tidak akan jatuh cinta pada siapapun, lagi.

Dia berjalan keluar kelas dengan perasaan yang tidak karuan.

Jangan sampai Raka merusak semuanya. Raka tidak boleh ada dalam duniaku. Ini harus dihentikan.

Aldera mempercepat langkahnya sebelum gerbang sekolah ditutup oleh Pak Satpam. Ketika melihat Pak Satpam sedang berusaha menutup gerbang, Aldera berlari. "Tunggu, Pak!"

Pak Satpam itu menoleh dan mendapati seorang gadis sedang lari tergesa-gesa. "Aduh, Neng, betah banget di sekolah. Bapak perhatikan kamu selalu datang pagi-pagi dan keluar terlambat dari kelas."

Aldera tersenyum malu. Sebenarnya Aldera bukan betah di sekolah. Dia datang pagi karena Samuel mengantarnya pagi-pagi sekali di sekolah, dan dia pulang terlambat karena Samuel menjemputnya setengah jam setelah bel pulang sekolah berbunyi. Siapa coba yang betah berada di sekolah, sendiri lagi. Tidak ada teman yang bisa diajak bicara.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang