Chapter 8

88 9 0
                                    

Sejauh apapun kamu pergi,
saya akan tetap menemukanmu.
Karena sejatinya, kamu pasti akan pulang.
-Raka Federicho-

🌳🌳🌳

Berbeda sekolah bukan berarti tidak bisa belajar bersama, meskipun materi yang dipelajari di sekolah masing-masing tentu berbeda. Akan tetapi, hal itu tidak membuat Samuel dan Aldera belajar sendiri-sendiri. Mereka justru saling menbantu untuk menyelesaikan PR.

"Tugas apa, Al?" tanya Samuel.

"Bahasa Inggris," jawab Aldera sambil terus menulis. "Kamu?"

"Matematika, nih, susah." Samuel terlihat memegang kepalanya. PR-nya hanya dua soal, namun sudah hampir setengah jam satu soal pun belum selesai.

"Coba aku lihat." Aldera menarik buku Samuel. "Iya, sih, susah." Bukannya membantu, Aldera justru menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya, udah, lanjutin aja PR kamu. Nanti aku salin jawabannya Aldo. Dia pinter, loh, Al." Tentu saja Samuel tidak berbohong. Teman sebangkunya itu memang pandai Matematika.

Samuel harus bergerak cepat. Dia harus membuat Aldera jatuh cinta agar Aldera tidak merasa kesepian jika nanti Samuel begadang dengan pacarnya.

Entah apa yang merasuki Samuel sehingga membuat dirinya benar-benar ingin memiliki kekasih. Mungkin karena di sekolah teman-temannya selalu mengejeknya karena belum pernah merasakan sensasi pacaran sampai saat ini.

"Kalau selama sekolah lo gak merasakan yang namanya jatuh cinta, masa putih abu-abu lo suram, sumpah! Lo bakalan nyesel kalau udah tua."

Kalimat yang diucapkan Aldo waktu itu membuat Samuel berpikir keras bagaimana caranya dia jatuh cinta. Ya, awalnya Samuel tidak tahu bagaimana caranya.

Hingga akhirnya, Samuel sadar hanya ada satu cara jatuh cinta, yaitu menemukan orang yang tepat untuk membiarkan hati kita jatuh. Dan mungkin, Viona adalah orang yang tepat.

"Terus?"

"Mau aku comblangin gak? Orangnya baik, loh."

"Terus?"

"Yaa, terus kalian berdua jadian."

"Terus?"

Samuel mencebikkan bibir kesal. "Terus ...."

"Aku biarin diri aku terluka karena jatuh cinta?" tanya Aldera, lantas kembali mengerjakan tugasnya.

"Emang jatuh cinta bisa bikin terluka?" Samuel bertanya serius. Pertanyaan yang bodoh. Tanpa ditanyakan pun semua orang sudah tahu jawabannya.

"Namanya juga jatuh. Kalau gak luka atau patah, ya, mati. Jadi, gimana? Udah siap, belum?"

Bulu kuduk Samuel berdiri mendengarnya. "Ih, Al, seseram itu apa? Ngaco banget, sih!" Cowok itu mengusap lengannya. Dia seperti baru mendengar cerita horor.

"Makanya sesekali baca novel atau nonton drama korea biar tahu." Aldera melirik Samuel sekilas sebelum beranjak dari tempat duduknya. "Kamu, sih, belum tahu apa-apa udah mau coba-coba aja."

Samuel merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Cowok itu menatap langit-langit kamar Aldera sambil memikirkan beberapa hal yang berkaitan dengan jatuh cinta.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang