Chapter 9

82 9 4
                                    

Jangankan merencanakan,
berpikir untuk jatuh cinta pun begitu mengerikan.
-Aldera Olivia-

🌳🌳🌳

Satu hal yang tidak sempat terpikirkan oleh Samuel adalah siapa yang harus dia antar pulang duluan, Aldera atau Viona.

Cowok itu hanya membawa motor. Kalau saja dia membawa mobil, pasti dia akan meminta pengertian Aldera untuk mengantar Viona pulang terlebih dahulu. Samuel gagal. Dia tidak mempersiapkan semuanya dengan matang.

Seakan memahami kegelisahan sahabatnya, Aldera berucap, "Kamu anterin Viona aja, Sam. Aku pulang naik taksi aja."

"Aku pesenin, ya?" tawar Samuel sambil mengeluarkan ponselnya.

Melihat sikap Samuel yang sangat mengkhawatirkan sahabatnya membuat dada Viona terasa sesak. Dia berusaha untuk memaklumi, namun kenyataannya Viona tidak bisa melakukannya.

"Vi, kita tunggu sampai—"

"Udah, gak apa-apa. Aku bukan anak kecil kali, Sam." Aldera tertawa kecil. "Makasih udah pesenin."

"Gak apa-apa, kok, Al. Aku masih bisa nunggu."

Aldera memegang tangan Viona sambil tersenyum tulus ke arah gadis yang duduk di sampingnya itu. Aldera harus berusaha untuk membangun hubungan akrab dengan Viona, dan harus berusaha mengikhlaskan Samuel bersama Viona.

"Gak apa-apa, Vi. Ini udah malam. Nanti orang tua kamu cariin," ucap Aldera lembut. Gadis itu mengalihkan tatapannya ke arah Samuel. "Sam, anterin Viona, gih."

Setelah menghela nafas berat dan menghembuskannya, Samuel mengangguk pasrah.

Keduanya—Samuel dan Viona—pun pergi meninggalkan Aldera sendiri. Aldera keluar dari kafe setelah melihat motor Samuel sudah pergi.

Saat melihat ada mobil yang berhenti tepat di depan kafe, Aldera yakin kalau itu adalah mobil yang diorder Samuel untuknya.

"Samuel Arsatya?"

"Ya, saya sahabatnya. Dia pesenin untuk saya."

***

Viona bisa melihat bagaimana raut wajah khawatir tampak jelas di wajah Samuel. Tentu saja sebagai seorang sahabat, Samuel khawatir karena membiarkan Aldera pulang sendirian, padahal sebelumnya tidak pernah seperti itu.

Ke manapun Aldera pergi, Samuel adalah orang yang selalu siap mengantar. Cowok itu tidak akan merasa tenang jika Aldera diantar oleh orang lain, selain diantar oleh dirinya sendiri dan Richard tentunya.

"Khawatir sama Aldera, ya?" tanya Viona berusaha memahami. Gadis itu menaikkan volume suaranya agar bisa menandingi suara knalpot motor Samuel.

"Iya, nih, gak biasanya aku biarin dia ke mana-mana sendiri," jawab Samuel jujur.

"Kalau gitu, lain kali gak usah anterin aku. Supaya kamu gak khawatir sama Aldera. Kasihan dia juga."

Samuel melirik Viona melalui kaca spion. "Vi, aku gak pernah deket sama cewek selain Aldera."

"Aku ngerti."

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang