Chapter 24

84 9 2
                                    

Caraku membuktikan bahwa aku mencintaimu adalah dengan mengorbankan segalanya untukmu.
-Samuel Arsatya-

🌳🌳🌳

"Boleh aku kasih saran?" tanya Aldera dan mendapat anggukan dari Samuel. "Gimana kalau mulai sekarang kita saling membebaskan?"

"Membebaskan yang kayak gimana maksud kamu?"

Aldera menyerongkan tubuhnya agar bisa menghadap Samuel. "Bebas nentuin pilihan masing-masing, bebas menolak, dan bebas menerima. Jangan saling paksa. Bisa, 'kan?"

"Gitu mau kamu?"

"Iya."

"Kenapa tiba-tiba maunya gitu?"

"Hubungan ini udah hampir sepuluh tahun. Seperti yang pernah aku bilang, kita gak boleh lengket terus. Tujuan kita beda, Sam. Ada saatnya kita berdua harus jalan di jalan masing-masing untuk capai tujuan itu," jawab Aldera, lengkap dengan penjelasan yang semoga saja bisa dimengerti oleh Samuel.

"Kayaknya kamu emang ada perasaan sama Raka. Jujur aja, Al."

"Kenapa jadi bahas soal Raka?"

"Kamu berubah sejak kenal dia!" Samuel menjawab dengan nada tegas.

"Oh, ya? Kalau gitu aku udah berubah sejak kelas 10, dong?" Meskipun sedikit terkejut karena Samuel membentak, Aldera tetap berusaha menyahut dengan santai. "Aku kenal dia dari kelas 10, Sam. Kita sekelas terus sampai sekarang."

"Tapi, kamu berubah, Al." Mata Samuel mulai berkaca-kaca. "Aku bisa ngerasain, semakin hari kamu semakin beda."

"Bukan cuma aku yang berubah. Kamu juga, Sam. Akhir-akhir ini kamu selalu marah-marah sama aku. Kamu juga semakin egois. Tapi, aku coba untuk memahami. Karena memang kita berdua akan berubah."

Samuel membuang pandangannya ke arah lain, lantas membersit hidung. Kesannya Samuel selalu lemah karena sangat mudah menangis. Sedangkan Aldera, kenapa gadis itu selalu terlihat kuat?

"Gini aja, Sam. Aku mau masalah ini selesai malam ini juga. Karena bagaimanapun, kita berdua harus baik-baik aja sampai tanggal 21 Juli nanti," ujar Aldera. Dia berusaha menahan diri agar tidak mencucurkan air mata.

"Cuma sampai tanggal 21 Juli?"

"Sampai nanti."

"Nanti? Kapan?"

"Selamanya, Sam. Kita harus baik-baik aja sampai selamanya. Selamanya harus kita, 'kan?" Aldera mengarahkan tangannya untuk memegang tangan Samuel. "Kita selesain ini baik-baik, ya? Aku mohon dengan sangat. Kita berdua harus saling ngerti kalau pengen sama-sama terus sampai akhir."

"Kamu mau aku biarin kamu dekat sama cowok itu gitu aja? Hah! Gak bisa, Al."

Aldera memejamkan mata sejenak. "Sekali ini aja kamu ngertiin aku. Dua tahun aku melakukan semuanya sendiri di sekolah. Aku gak punya teman. Dan sekarang, ada Raka yang mau jadi teman aku di sekolah. Kamu gak tahu gimana rasanya kesepian di tengah keramaian."

Bisa Samuel pastikan bahwa ini adalah untuk yang pertama kalinya Aldera mengeluhkan kesepiannya. Samuel tahu Aldera sering merasa kesepian, tapi Samuel pikir kesepian adalah situasi yang sangat Aldera nikmati.

Karena menurut Aldera, menikmati kesepian jauh lebih baik daripada merasakan luka yang disebabkan oleh keramaian.

Ternyata tidak. Aldera tidak sepenuhnya menikmati kesepiannya.

"Al, maaf ...."

"Gak apa-apa, ya, Sam, kalau sesekali aku dekat sama Raka mulai sekarang?" tanya Aldera pelan dengan nada memohon.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang