Chapter 43

69 8 0
                                    

Jangan khawatir.
Mimpi-mimpi itu akan jadi kenyataan pada akhirnya.
-Cia Story-

🌳🌳🌳

Gadis itu membekap mulut saat membaca surel yang baru saja masuk. Surel itu adalah surel dari salah satu penerbit yang menawarkan karyanya untuk diterbitkan menjadi sebuah buku.

Tentu saja Aldera pernah memimpikan hal ini. Tapi, Aldera tidak menyangka semuanya akan terwujud secepat ini.

Baru sebulan yang lalu dia menamatkan ceritanya di blog, kini dia sudah mendapat tawaran terbit.

Hal pertama yang Aldera lakukan adalah menyetujui tawaran terbit itu. Dan hal selanjutnya yang Aldera lakukan adalah berlari menuju rumah Samuel untuk memberitahukan kabar baik itu kepada Samuel.

Kebetulan Samuel sedang menyuci motornya di garasi. Aldera tersenyum lebar sebelum berlari menghampiri Samuel, lalu memeluknya tanpa mengatakan apa pun.

Pelukan yang begitu tiba-tiba dari Aldera membuat Samuel terkejut sekaligus bertanya-tanya. Pasalnya akhir-akhir ini hubungan mereka sedikit renggang. Kenapa tiba-tiba Aldera datang dan memeluknya?

"Ada apa, Al?"

"Mimpiku jadi nyata, Sam." Aldera mempererat pelukannya.

Samuel meletakkan kain lap yang dipegangnya, lalu menegakkan tubuhnya.

"Novel aku akan terbit!" seru Aldera seraya melepas pelukan, lalu melompat-lompat kecil karena kegirangan.

Tapi, saat melihat raut wajah Samuel, senyuman lebar itu perlahan hilang.

"Kenapa, Sam? Kok muka kamu biasa aja?" tanya Aldera penasaran.

"Selamat." Samuel tersenyum tipis. Lebih terlihat seperti senyuman yang dipaksakan.

"Kamu yang biasa aja atau aku yang berlebihan bahagianya?"

"Aku senang dengarnya."

"Terus kenapa wajah kamu kayak gitu?"

"Aku cuma penasaran. Aku orang ke berapa yang tahu? Pasti yang kesekian, ya? Padahal aku berharap—"

"Kamu orang pertama yang aku kasih tahu," potong Aldera cepat. "Kamu juga adalah orang pertama yang muncul di pikiran aku saat aku dapat tawaran untuk menerbitkan novel aku. Dan yang paling penting, kamu adalah orang yang membuatku menulis kisah kita."

Samuel langsung memeluk Aldera erat ketika mendengarnya. Padahal awalnya Samuel berpikir Raka adalah orang pertama yang Aldera beritahu, mengingat Raka adalah orang yang menemani Aldera menulis bagian terakhir novel itu.

"Aku gak lanjut baca ceritanya, Al. Aku begitu takut mengetahui bagaimana akhirnya."

"Jangan dibaca, Sam. Kamu harus baca versi novelnya. Karena seperti maumu, ada kejutan di akhir cerita."

Perlahan pelukan keduanya terlepas. "Aku tunggu."

"Mau merayakan?"

Samuel mengangguk pelan. "Ayo, kita rayakan."

***

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang