Chapter 26

72 8 3
                                    

Berkorban demi orang yang dicintai boleh. Tapi, bukan nyawa juga yang jadi korban.
-Aldera Olivia-

🌳🌳🌳

"Samuel, aku mohon ... bangun. Buka mata kamu, ya?" Viona menangis seraya mengusap rambut Samuel. "Jangan tutup mata terus, Sam. Aku takut ...."

Raka melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah sepuluh menit semenjak kepergian Gara dan Willy, tapi tidak juga ada tanda-tanda kedatangan mobil untuk membawa Samuel ke rumah sakit.

"Raka, kita harus gimana? Hiks!" Cewek itu sedang dilanda ketakutan saat ini. Dia takut Samuel tidak akan pernah membuka matanya lagi.

Semua ini salahnya. Kalau saja waktu itu dia tidak meminta Samuel untuk melindunginya dari Andro, mungkin saja Samuel tidak akan melakukan hal yang mengancam nyawanya seperti ini. Dan mungkin saja semuanya akan baik-baik saja.

"Sam, lindungin aku, ya?" Permohonan Viona membuat tawa Samuel mereda. "Lindungin aku dari Andro. Aku takut ...."

Samuel tersenyum tipis. Dia mengusap punggung tangan Viona. "Iya, Vi. Aku akan lindungin kamu ... dan Aldera juga."

Viona ingat, ternyata Samuel melakukan hal ini tidak hanya—atau mungkin memang bukan—untuk melindungi dirinya, tapi juga untuk melindungi Aldera karena mengingat Andro sempat menyebut nama Aldera sebagai ancaman tadi.

"Ingat baik-baik kalau bukan cuma lo yang bermasalah di sini, tapi sahabat lo yang polos itu juga," ujar Andro seraya menatap sinis ke arah Samuel. "Aldera Olivia."

Setelah Andro mengatakan itu, Viona melihat Samuel mengepalkan tangannya.

"Gue telepon ambulans aja, gimana?"

"Apa pun, Raka. Lakuin apa pun, yang terpenting adalah Samuel bisa selamat," jawab Viona, kemudian kembali memeluk Samuel yang masih memejamkan matanya.

Ketika Raka hendak menekan tombol panggil, dia mendengar suara klakson mobil.

Tidak lama setelah itu, mobil sport berwarna merah melaju ke arah mereka dan berhenti tepat di depan motor Raka. Pemilik mobil itu menurunkan kaca mobil. "Ayo, cepetan!"

"Sini, Vi." Raka bergegas membopong tubuh Samuel untuk dimasukkan ke dalam mobil.

Viona membuka pintu mobil, baru kemudian Raka memasukkan tubuh Samuel. "Lo naik aja, Vi. Gue ikut dari belakang."

Setelah Viona naik ke mobil itu, Raka menutup pintu mobil. "Bawa ke rumah sakit paling dekat dari sini."

"Oke, oke," sahut pemilik mobil itu, lantas menjalankan mobilnya secepat mungkin.

Saat melihat mobil itu sudah pergi, Raka segera naik ke atas motornya, lantas menjalankannya.

Di dalam mobil, Viona tidak bisa tenang. Saat ini dia sedang memegang kepala Samuel yang tersandar di pundaknya. "Bertahan, ya, Sam."

"Sebenarnya kenapa, sih?"

Viona melirik ke arah kaca spion yang ada di dalam mobil saat mendengar pemilik mobil itu mengajukan pertanyaan.

"Lo ketua OSIS—"

"Bukan, gue kembarannya."

"Oh, Kalvin?"

"Yup. Akhirnya cewek secantik lo kenal gue juga." Cowok itu terkekeh seraya membenarkan letak topinya.

"Please, jangan becanda. Gue lagi panik."

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang