Perpisahan lebih baik daripada mempertahankan hubungan yang memang tidak bisa dipertahankan.
-Samuel Arsatya-🌳🌳🌳
"Viona," panggil seseorang, sehingga membuat Viona berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Aldera?"
Ketika Viona hendak menuruni anak tangga untuk menghampiri Aldera, lampu rumah itu menyala.
"Surprise!"
Viona membekap mulutnya sendiri saat melihat Samuel yang sedang memegang kue ulang tahun lengkap dengan lilin berangka 17 di atasnya.
"Selamat ulang tahun ... selamat ulang tahun ... selamat hari ulang tahun ... selamat ulang tahun ...."
Tidak hanya keberadaan Samuel yang membuatnya terkejut, tetapi juga saat dia melihat kedua orang tuanya—Hendrick dan Venna—ada di sana. Hal yang sangat mustahil bagi Viona.
Pasti sulit bagi dua orang yang sudah memutuskan untuk bercerai dipertemukan kembali.
Air mata Viona perlahan mengalir membasahi pipinya. Apa yang baru saja terjadi rasanya seperti mimpi yang tidak akan pernah jadi kenyataan. Tapi, ini bukan mimpi. Semuanya nyata.
"Selamat ulang tahun, Viona," kata Samuel sambil berjalan mendekati Viona.
"Terima kasih, Samuel."
"Make a wish! Make a wish!" seru mereka yang ada di sana.
Viona memejamkan matanya.
Semoga semuanya akan menjadi lebih baik. Hanya satu kalimat itu yang diucapkan Viona dalam doanya sebelum dia kembali membuka mata.
"Tiup lilinnya ... tiup lilinnya ... tiup lilinnya sekarang juga ... sekarang juga ... sekarang juga!"
Viona menarik nafas dalam-dalam, lantas meniup lilin berangka 17 itu sampai nyala lilinnya padam.
"Happy birthday, Sayang." Venna yang juga sedang meneteskan air mata, berlari ke arah Viona, lantas memeluk anak satu-satunya itu.
"Makasih, Ma."
Pelukan mereka terlepas ketika Hendrick menghampiri keduanya. "Selamat ulang tahun, Viona. I love you so much."
Samuel melangkah mundur sampai dirinya berdiri tepat di samping Aldera. Keduanya saling menebar senyuman karena turut merasakan kebahagiaan keluarga yang sempat hancur itu.
"Kamu hebat, Sam," bisik Aldera bangga. Semua kejutan untuk Viona memang direncanakan oleh Samuel. Aldera hanya membantu.
"Om, saya mohon. Ini demi Viona, Om." Samuel menatap Hendrick dengan penuh permohonan. Dia bahkan rela datang ke perusahaan Hendrick hanya untuk meminta waktu Hendrick agar bisa memberi diri untuk memberikan kejutan kepada Viona.
"Kamu sebenarnya siapanya Viona? Kamu anaknya Lukman, 'kan?"
"Saya pacarnya, Om."
Hendrick mengusap dagu seraya berpikir. "Baiklah."
"Terima kasih banyak, Om."
Samuel memperlebar senyumannya. "Tanpa kamu, aku gak akan kepikiran untuk kasih kejutan ke Viona. Dan tanpa kamu juga kejutan ini gak akan berjalan dengan baik."
Keduanya tidak sadar, bahwa meskipun Viona sibuk mengobrol bersama kedua orang tuanya, Viona masih bisa mendengar pembicaraan mereka.
Ternyata karena Aldera, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Samudera
Teen Fiction[SELESAI] #kisahseries1 Hatimu boleh pergi ke mana ia mau. Hatimu boleh mencari siapa yang ingin ia temui. Hatimu juga boleh berbohong tentang siapa yang sebenarnya ia cintai. Namun pada akhirnya, hatimu pasti akan kembali kepada orang yang tepat. D...