Chapter 23

84 9 3
                                    

Bertahan meski disakiti adalah sebuah pembuktian bahwa ketulusan tidak hanya sebatas kata.
-Raka Federicho-

🌳🌳🌳

Mata Samuel membulat sempurna saat mendapat notifikasi pesan dari Aldera. Senyuman sempat terukir di wajahnya saat dia mengetikan balasan. Akan tetapi, senyuman itu hilang dalam sekejap saat ada pesan baru masuk dari Aldera bahkan sebelum Samuel sempat mengirimkan balasan.

Aldera : Samuel.

Aldera : Gak usah jemput plg sekolah.

Samuel menghapus beberapa kata yang sempat diketiknya tadi, dan menggantinya dengan satu kata.

Samuel : Kenapa?

Aldera : Nanti kita ketemu di taman jam 7 malam.

Samuel : Oke. Tapi, kamu pulangnya sama siapa? Aku pesenin taksi online aja gimana?

Aldera : Gak usah.

"Woy, Sam! Udah selesai belum?" Samuel sedikit tersentak saat mendengar suara Aldo, bersamaan dengan pukulan yang cukup keras di punggungnya.

Karena diperlakukan seperti itu, Samuel melemparkan tatapan tajam ke arah Aldo yang berdiri di belakangnya. "Sakit, gila!"

Aldo geleng-geleng kepala saat melihat layar komputer Samuel.

Saat ini kelas 11 Multimedia 1 sedang melakukan praktek membuat animasi 2D. Pak Tomas selaku guru mata pelajaran Teknik Animasi 2D dan 3D memberikan waktu satu setengah jam untuk menyelesaikan tugas mereka. Satu jam sudah berlalu, tapi Samuel belum juga menyelesaikan tugas prakteknya.

"Ngebut, deh, lo! Lo lupa kalau praktek ini sangat menunjang nilai akhir semester nanti?" Sebagai teman sebangku yang baik, Aldo harus tetap mengingatkan Samuel untuk lebih fokus agar kali ini bisa mendapat nilai yang lebih baik.

Samuel memang sudah menceritakan tentang tantangan yang diberikan oleh Pak Cakra kepadanya dan Aldera. Bahkan Samuel meminta bantuan kepada Aldo untuk menjadi teman belajar, sekaligus alarm pengingat bagi Samuel untuk belajar. Dan untunglah Aldo bersedia meluangkan waktunya untuk membantu Samuel.

"Iya, iya. Gue kerjain."

"Jangan rusak lagi animasinya." Aldo mengingatkan seraya melenggang pergi menuju tempat duduknya.

Samuel memasukkan ponselnya di saku celana. Setelah itu, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Tangannya kanannya memegang mouse, dan akhirnya Samuel bisa memfokuskan dirinya untuk menyelesaikan tugas dari Pak Tomas.

Gue harus lakuin yang terbaik untuk hari persahabatan kesepuluh gue sama Aldera. Ya, harus. Samuel menyemangati dirinya sendiri.

Aldo yang melihat Samuel tampak serius menyelesaikan tugasnya hanya bisa mengukir senyum.

***

"Ini, Al." Aldera mendongak saat mendengar suara seseorang menyebut namanya. Gadis itu mendapati Raka sedang menyodorkan plastik berisi air mineral dan beberapa cemilan.

"Gak, makasih." Setelah menolak pemberian Raka, Aldera kembali menidurkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan yang dijadikan bantal dengan harapan Raka tidak akan mengganggunya lagi.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang