Chapter 41

85 10 2
                                    

Abadi tidak untuk kita.
-Aldera Olivia-

🌳🌳🌳

Hari demi hari berlalu. Sudah seminggu sejak kejadian malam itu, Samuel dan Aldera tidak lagi berkomunikasi seperti sebelumnya.

Sesekali mereka tidak sengaja saling bertatapan saat bersantai di balkon kamar, tapi keduanya sama-sama tidak berniat untuk saling menyapa.

Kebiasaan yang awalnya begitu melekat dalam kehidupan mereka saat menjalani hari perlahan tidak ada lagi. Keduanya seakan memiliki kebiasaan baru yang membuat mereka sudah mulai terbiasa untuk tidak melakukannya bersama.

Mereka yang awalnya begitu dekat, kini sudah menjelma sebagai orang asing. Mereka yang awalnya menghabiskan waktu bersama, kini untuk bertatapan pun sangat jarang.

Sebenarnya seminggu bukan waktu yang lama. Tapi bagi Aldera, rasanya sudah bertahun-tahun dia tidak bertegur sapa dengan Samuel. Sekarang Aldera lebih banyak waktu untuk menulis dan sesekali jalan berdua dengan Raka. Bahkan beberapa hari yang lalu, Aldera sudah berani meng-upload ceritanya di blog sesuai saran Raka.

Namun, meskipun sudah menghabiskan banyak waktu dengan Raka, Aldera sama sekali tidak merasakan tanda-tanda jatuh cinta. Bahkan saat Raka memberinya kejutan yang romantis berupa bunga, Aldera hanya tersenyum untuk menghargai usaha Raka.

Sekeras apa pun Aldera berusaha untuk membuat dirinya jatuh cinta pada Raka, tetap saja tidak bisa. Karena pada kenyataannya, isi pikirannya hanya didominasi oleh Samuel. Awalnya Aldera mengira bahwa dia terus memikirkan Samuel karena saat ini dia sedang menulis kisahnya bersama Samuel, tapi ternyata tidak. Karena kadang saat Aldera kehilangan ide untuk menulis, sosok itu selalu muncul dalam ingatannya dan sosok itulah yang memberikannya ide.

Apa mungkin ini yang disebut rindu?

Sepuluh tahun lebih mereka bersama dan tidak pernah berpisah, kini mereka harus merasakan yang namanya pisah. Meskipun jarak rumah mereka begitu dekat, tapi semesta belum juga mengizinkan keduanya untuk bertemu lagi.

Layar ponsel Aldera yang saat ini sedang menampilkan room chat-nya bersama Samuel karena memang dia sedang membaca histori chat mereka, tiba-tiba muncul notifikasi satu pesan baru dari Samuel.

Aldera tersedak karena saat ini dia sedang meneguk segelas susu.

Uhuk ... uhuk!

Setelah batuknya berhenti, Aldera membaca pesan yang masuk dari Samuel itu.

Samuel : Nyata bukan fiksi. Iya, kan?

Aldera belum paham maksud chat dari Samuel itu. Akhirnya, masuk satu pesan baru lagi.

Samuel : Nanti kelanjutan ceritanya gimana kalau kita saling diam gini?

Saat membaca pesan itu, Aldera baru mengerti. Ternyata Samuel sudah membaca cerita yang dia upload di blog. Tapi, bagaimana bisa?

Tok ... tok!

"Iya, masuk aja," sahut Aldera sambil mengetik balasan untuk Samuel, lantas mengirimnya.

Aldera : Aku penulisnya. Nanti aku yang atur.

Perlahan Aldera mengalihkan pandangannya dari layar ponsel ke arah pintu saat mendengar dering notifikasi yang sangat dikenalnya.

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang