Chapter 22

76 7 2
                                    

Ingin melepaskan,
tapi tak ingin ditinggal pergi.
Ingin mempertahankan,
tapi takut disakiti lagi.
-Cia Story-

🌳🌳🌳

"Viona?" Seorang wanita tampak terkejut melihat kedatangan anaknya. Tumben sekali Viona mau mampir pagi-pagi seperti ini.

Agar kebohongannya dapat dipercaya, Viona memeluk erat ibunya. Berharap dengan begitu kesan rindu terhadap ibunya bisa dirasakan oleh Samuel, sehingga Samuel tidak akan mencurigainya lagi.

"Kenapa? Papa kamu apain kamu?" Venna terheran-heran melihat sikap anaknya yang tidak seperti biasa.

Sejak Venna dan Hendrick memutuskan untuk berpisah, hubungan Viona dengan keduanya menjadi kurang baik. Karena sebagai seorang anak, tentu saja Viona tidak setuju dengan keputusan kedua orang tuanya untuk berpisah.

Viona sangat tidak suka melihat tatapan kasihan dari teman-temannya. Apalagi perpisahan kedua orang tua membuat banyak perubahan terjadi dalam hidup Viona termasuk konsentrasi belajarnya yang berkurang.

Jadi Venna dan Hendrick berusaha memahami kenapa Viona kadang bersikap tidak sepatutnya terhadap mereka.

"Gak, kok. Kangen aja."

Venna bisa bernafas lega saat mengetahui bahwa Hendrick tidak menyakiti anaknya. Dia juga senang karena setelah sekian lama Viona akhirnya mau untuk memeluknya.

"Ma, kenalin ini Samuel," kata Viona memperkenalkan Samuel sambil melerai pelukan.

Venna mengamati penampilan Samuel dari atas hingga bawah. "Kok, seragamnya beda sama kamu?"

Samuel menyalim tangan Venna.

"Kita beda sekolah, Ma."

"Oh, begitu."

Keadaan hening setelahnya. Viona dan Samuel saling menatap. Mereka menunggu ajakan Venna untuk masuk.

"Nanti kapan-kapan kita makan bareng, ya. Sekarang Mama harus buru-buru ke kantor soalnya." Venna mengusap rambut Viona, lalu melirik jam tangannya.

"Aku masih kangen, loh, Ma. Aku bela-belain datang ke sini sebelum ke sekolah buat ketemu Mama. Sepuluh menit aja."

"Jangan sekarang, Sayang. Mama sibuk banget."

"Selalu juga sibuk. Makasih buat dua menitnya." Tanpa berpamitan, Viona bergegas pergi meninggalkan Venna.

"Viona!" panggil Samuel, tapi tidak mendapat respon apa-apa dari Viona. Cewek itu berjalan lurus menuju lift.

"Tante, saya permisi, ya." Samuel lantas mengejar Viona sebelum cewek itu masuk ke lift.

"Viona!" Samuel meraih tangan Viona sehingga membuat Viona menghentikan langkah.

Jujur saja saat ini Viona malu kepada Samuel karena kejadian tadi. Karena sikap ibunya barusan mungkin akan membuat Samuel mengasihaninya. Tahu hal apa yang paling Viona benci? Dikasihani. Viona tidak ingin orang-orang di sekelilingnya memberinya perhatian hanya karena kasihan.

Viona memberanikan diri untuk menatap mata Samuel. "Jangan menatap aku seperti itu, Sam. Aku gak suka."

Samuel melepaskan genggamannya. "Lupain yang tadi. Anggap aja aku gak tahu apa-apa. Aku gak akan bahas hal ini."

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang