Saya memang cuma figuran dalam duniamu. Tapi dalam dunia saya, kamu adalah tokoh utamanya.
-Raka Federicho-
🌳🌳🌳
Bel rumah Samuel berbunyi sekali. Bibi tampak tergesa-gesa melengkapi meja makan ketika mendapat isyarat dari Lukman untuk bergegas.
Lukman segera berdiri dari tempat duduknya, setelah sebelumnya memperingatkan istrinya untuk berakting. Apalagi kalau tidak berlagak seperti keluarga yang bahagia?
Samuel berdecak ketika ayahnya sudah pergi ke pintu utama untuk menyambut keluarga atasannya. "Harus begini terus setiap bulan?"
Liandra—ibunya—hanya menatapnya dengan tatapan menguatkan. Sebagai seorang istri yang baik, Liandra harus bisa menghormati suaminya. Samuel sudah meminta Liandra untuk bercerai dengan Lukman sejak dua tahun yang lalu, namun Liandra tidak pernah mau. Bukan karena Liandra masih sangat mencintai suaminya, tapi karena Liandra menjaga amanat sang ayah untuk mempertahankan rumah tangga sampai maut yang memisahkan.
Rasa cinta Liandra untuk Lukman sudah hilang sejak Lukman memintanya untuk menggugurkan Samuel di saat usia kandungannya masih sepuluh minggu.
Hubungan rumah tangga mereka semakin tidak harmonis saat Liandra berhasil naik jabatan menjadi direktur utama di perusahannya sepuluh tahun yang lalu. Tentu saja Lukman—sebagai kepala keluarga—tidak sudi jika isterinya memegang jabatan lebih tinggi darinya.
Jika bukan karena paksaan dari Samuel untuk tetap mempertahankan posisinya di perusahaan, Liandra mungkin sudah mengundurkan diri untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.
"Wah, senang sekali mendapat kunjungan dari Bapak." Samuel memutar bola mata malas ketika melihat ayahnya berjabat tangan dengan pria yang terlihat sedikit lebih tua dari ayahnya itu.
"Senang sekali juga bisa datang ke rumah baru Anda. Mewah sekali. Tentunya ini hasil kerja keras Pak Lukman."
"Kampret," gumam Samuel.
"Sam," Liandra menatap anaknya itu dengan tatapan memperingatkan, "Mama gak pernah ajarin kamu berbicara tidak sopan seperti itu. Kalau atasan Papa dengar, gimana?"
"Kerja keras Papa?" Samuel tertawa sinis. "Kan pake uang Mama buat renovasi rumah ini. Perabot rumah tangga siapa yang beli? Kan Mama juga."
"Sam, kecilin suara kamu!"
"Ngapain dikecil—" Samuel tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika melihat sosok yang dikenalnya berjalan di belakang atasan ayahnya. Cowok itu menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah.
"Viona?"
"Selamat malam, Pak. Ayo, silakan duduk." Liandra menyambut mereka ramah.
"Sam?" Liandra memberi isyarat kepada Samuel untuk menyambut mereka.
"Ah, i-iya, selamat malam." Samuel menyalim tangan atasan ayahnya itu. Setelah itu, tatapannya dan Viona bertemu.
"Oh, kenalin, ini anak saya. Namanya—"
"Viona?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Samudera
Teen Fiction[SELESAI] #kisahseries1 Hatimu boleh pergi ke mana ia mau. Hatimu boleh mencari siapa yang ingin ia temui. Hatimu juga boleh berbohong tentang siapa yang sebenarnya ia cintai. Namun pada akhirnya, hatimu pasti akan kembali kepada orang yang tepat. D...