Kita tidak perlu dewasa untuk memahami apa itu cinta. Kita akan paham ketika kita sudah merasakannya.
-Raka Federicho-🌳🌳🌳
Masih teringat jelas di kepala Samuel bahwa dulu dia pernah berharap tidak akan bertemu lagi dengan ayahnya. Samuel juga ingat kalau dia pernah mengatakan bahwa lebih baik dia tidak punya ayah daripada memiliki ayah seperti Lukman.
Sekarang Samuel menyesali harapan dan perkataannya dulu. Sayangnya sudah terlambat untuk menyesal.
Harapannya sudah terwujud. Kedepannya dia benar-benar akan hidup tanpa sosok seorang ayah. Hal yang paling Samuel sesali adalah pertemuan terakhirnya dengan Lukman yang tidak berlangsung baik. Dia bahkan belum sempat meminta maaf dan memperbaiki semuanya.
Yang ada di depan mata Samuel hanyalah gundukan tanah dengan batu nisan yang tertulis nama ayahnya, Lukman Arsatya.
Satu per satu keluarga dan kerabat yang ikut mengantar ayahnya ke peristirahatan terakhir mulai meninggalkan tempat pemakaman itu setelah sebelumnya memberi penguatan kepada Samuel dan Liandra.
Aldo dan kedua orang tuanya juga ikut menghadiri pemakaman. Dia sangat mengenali Lukman. Dan menurut pandangan Aldo, Lukman sebenarnya adalah sosok yang cukup ramah dan peduli.
"Gue turut berdukacita cita, Sam. Lo pasti kuat menghadapi semuanya," kata Aldo sambil merangkul pundak Samuel.
"Makasih buat dukungan lo."
"Kami juga turut berdukacita," kata ayahnya Aldo.
"Makasih, Om."
"Terima kasih, Pak, Bu," kata Liandra.
"Kami sekeluarga permisi dulu, ya," pamit mereka. Dan setelah mendapat anggukan dari Samuel dan Liandra, mereka meninggalkan tempat pemakaman.
Sekarang yang masih bertahan di sana adalah Samuel, Aldera, Liandra, Richard, Viona, dan Raka. Mereka masih betah berada di sana, seolah tidak ingin meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Lukman.
"Pa, Tante, Aldera mau bicara sebentar. Bisa?" bisik Aldera agar tidak didengar oleh Samuel.
"Mau bicara soal apa?" tanya Richard.
"Tentu, Aldera," timpal Liandra menyetujui.
"Kita bicara di mobil aja."
Richard dan Liandra sempat saling melemparkan tatapan bingung sebelum menyusul Aldera yang sudah pergi duluan. Kepergian mereka hanya disadari oleh Raka.
Ketiganya masuk ke dalam mobil. Richard duduk di kursi kemudi, Liandra duduk di samping Richard, sementara Aldera duduk di belakang.
"Kamu mau bicara soal apa, Al?" Richard bertanya dengan tampang penasaran.
"Soal pesan terakhir Om Lukman."
"Pesan terakhir Mas Lukman?" Seketika Liandra terkejut saat mendengar Aldera menyebut nama dari mantan suaminya itu.
Aldera mengangguk sekali. "Seperti yang Papa dan Tante Liandra tahu, aku ada di samping Om Lukman sebelum beliau meninggal."
Liandra meneteskan air mata.
"Om Lukman berpesan agar kalian berdua menikah. Om Lukman ingin Samuel mendapat pengganti ayah yang jauh lebih baik dari beliau."
"Omong kosong apa ini?" tanya Richard, seolah tidak menyetujui ucapan Aldera.
"Aldera, kamu berkata jujur, Sayang?"
"Ini bukan omong kosong dan Aldera mengatakan yang sebenarnya-benarnya. Om Lukman menginginkan kalian untuk menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Samudera
Teen Fiction[SELESAI] #kisahseries1 Hatimu boleh pergi ke mana ia mau. Hatimu boleh mencari siapa yang ingin ia temui. Hatimu juga boleh berbohong tentang siapa yang sebenarnya ia cintai. Namun pada akhirnya, hatimu pasti akan kembali kepada orang yang tepat. D...