Chapter 42

74 8 1
                                    

Cinta, dia membuatku terbang.
Kemudian dijatuhkan saat sedang melayang.
-Viona Aninditha-

🌳🌳🌳

Sudah seminggu lebih Aldera tidak pernah bertemu dengan Viona lagi, padahal mereka ada di sekolah yang sama.

Aldera enggan mencari Viona di kelasnya, karena dia tidak ingin bertemu dengan para penggemar Samuel yang pasti akan mewawancarainya ini dan itu yang tentunya berhubungan dengan Samuel.

Apalagi akhir-akhir ini Aldera sering mendengar gosip tentang dirinya yang mencampakkan Samuel karena kedekatannya dengan Raka. Mereka menganggap bahwa Aldera mengkhianati persahabatan. Padahal meskipun bersahabat, masing-masing tetap memiliki kesibukan di saat-saat tertentu. Sahabat, kan, bukan berarti selalu bersama dan lengket seperti perangko.

Dulu mereka iri karena dia terlalu dekat dengan Samuel, sekarang justru dia dijadikan bahan gosip karena jarang terlihat bersama Samuel. Sebenarnya mau mereka apa?

Aktivitas Aldera menaruh kembali beberapa buku yang dibacanya tadi terhenti saat tidak sengaja melihat Viona baru saja memasuki perpustakaan.

Secara tidak sadar, Aldera melangkahkan kaki untuk menghampiri Viona.

"Viona," panggil Aldera pelan.

"Eh, Aldera." Viona tersenyum ramah, masih seperti biasanya saat mereka bertemu dulu.

"Aku boleh ngobrol sebentar sama kamu gak?"

"Tentang dia?" Viona seakan sudah tahu isi pikiran Aldera. Tentu saja. Memangnya apalagi yang akan Aldera bahas bersamanya jika bukan tentang Samuel?

Aldera mengangguk pelan.

"Bisa, Vi?"

"Maaf, Al, aku gak mau bahas apa-apa tentang dia lagi. Kan aku udah ikhlasin dia buat kamu. Kamu lupa?"

"Ehm ...." Petugas perpustakaan berdeham. Dan ketika keduanya kompak menatap ke arah petugas perpustakaan itu, dia menunjuk ke arah poster yang bertujuan untuk mengingatkan para pengunjung perpustakaan agar tidak mengobrol di dalam perpustakaan.

"Aku mohon, Vi. Ini yang terakhir kalau memang kamu memilih 'tidak'." Aldera berbisik, lantas keluar dari ruangan perpustakaan itu. Besar harapannya semoga Viona akan mengikutinya.

Aldera menoleh ke belakang, namun dia tidak mendapati Viona mengikutinya. Dia melakukannya beberapa kali. Sampai akhirnya, Aldera harus berusaha menerima kenyataan bahwa Viona memang sudah tidak mau berurusan dengan Samuel lagi.

Bahkan ketika dia sudah berada di depan kelasnya, tidak ada tanda-tanda Viona menyusulnya.

Aldera akhirnya masuk ke kelasnya sambil berusaha membuang jauh-jauh harapannya untuk bisa menyatukan Samuel dan Viona lagi.

"Aldera ...." Suara itu membuat Aldera dengan cepat membalikkan badannya.

"Ayo, bicara."

Senyuman Aldera perlahan mengembang. Dia kemudian melangkahkan kaki mendekati Viona.

"Kita ke rooftop."

Aldera mengangguk sekali, lalu berjalan mengekori Viona menuju rooftop.

Saat sudah tiba di rooftop, mereka berdua berdiri saling berhadapan. Beberapa detik terbuang dengan hanya saling menatap satu sama lain.

"Cuma kamu, Viona ...," kata Aldera memulai pembicaraan, "... cuma kamu yang bisa membuat semuanya kembali seperti semula."

Kisah SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang