what happen

2.8K 194 12
                                    

Pukul 7 malam Jeongin menghubungi Hyunjin untuk menjemputnya dirumah. Lalu dengan terburu Hyunjin pergi tanpa pamit juga tanpa penjagaan, ia hanya menitip pesan pada maid kalau kalau orang tuanya mencari.

Bukan tanpa alasan ia pergi dengan tergesah setelah menerima telpon tersebut, hal ini lantaran Jeongin menelfon sambil terisak, dari suaranya Hyunjin tau Jeongin menangis.

Setibanya dikediaman keluarga Yang, Hyunjin dibuat terkejut bukan main.

Disana terdapat beberapa orang berbadan besar sedang memegangi Jeongin dan seorang lelaki yang ia tebak adalah orang tua Jeongin. Hyunjin memang belum pernah bertemu orang tua Jeongin tapi ia yakin orang tersebut adalah orang tua Jeongin dilihat dari wajahnya yang mirip dengan Jeongin.

Keadaan mereka berdua juga bisa dibilang tidak baik, terdapat beberapa luka diwajah cantik keduanya juga jejak air mata yang mulai mengering.

Kejadian ini bermula saat orang-orang tersebut datang untuk menagih hutang keluarga Jeongin yang pernah meminjam uang pada rentenir dan belum bisa melunasinya.

Karena tenggang waktu yang sudah melewati batas, mereka memaksa menyita rumah keluarga Jeongin namun mereka tak terima dan melakukan perlawanan.

Akhirnya dengan perdebatan panjang yang tak berujung orang-orang tersebut membawa orang tua Jeongin untuk bertemu dengan bos mereka alias si pemberi pinjaman untuk bernegosiasi agar rumah tersebut tak disita dan ia meminta Hyunjin menjaga Jeongin sementara waktu agar aman bersamanya.

"Tolong bawa anakku bersamamu. Tak usah khawatir, aku akan menghubunginya saat kembali."

Sebenarnya Hyunjin ingin sekali membantu, walau ia bisa berkelahi namun bisa apa ia bila harus berhadapan dengan beberapa orang berbadan besar tersebut.

Dipeluknya erat Jeongin yang meronta memaksa ingin ikut dengan mereka. Namun Hyunjin lebih memilih merelakan ponsel keluaran terbarunya untuk jaminan agar orang-orang berbadan besar tersebut tak menyakiti orang tua Jeongin.

.
.
.

"Astaga kedua orang tua itu."

Hyunjin menggaruk tengkuknya yang padahal tak terasa gatal, ia jadi salah tingkah akibat Jeongin ikut mendengar suara yang tiba-tiba mencemari telinga mereka.

Dalam hati Hyunjin menyetujui perkataan kakaknya perihal kedua orang tua mereka yang tak tau tempat saat bercinta.

Sebenarnya ia berniat mengenalkan Jeongin dan meminta izin agar Jeongin diperbolehkan menginap disini dan meminta bantuan agar orang tuanya mau menolong Jeongin, tapi kedua orang tuanya malah tengah asik memadu kasih. Berharap saja mereka tak membuatkannya adik disaat ia sudah sebesar sekarang.

Jeongin sendiri ikut tersenyum kikuk akibat kejadian tersebut. Dan sedikit banyak hal bisa mengalihkan rasa sedih atas kejadian yang baru menimpanya, walau nyatanya belum mampu mengurangi rasa khawatir soal ibunya yang dibawa pergi.

"Bagaimana kalau kita langsung ke kamar Hyung saja?"

"Tapi Hyung..."

"Tak apa, Hyung akan bilang pada mereka besok. Ayo sekalian kita obati lukamu."

.
.
.

"Kau bisa tidur disini!"

"Terima kasih Hyung, maaf juga aku menghubungi hanya untuk merepotkanmu."

"Tak masalah. Sekarang kau bisa pilih sendiri baju yang kau mau untuk mengganti pakaianmu. Hyung akan keluar sebentar."

Tunjuk Hyunjin pada lemari pakaiannya yang terletak tak jauh dari posisi mereka. Menutup pintu dan segera turun ke lantai bawah.

ROYAL FAMILY (V.K/H.J/C.B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang