"Sekaya atau setajir apapun orang itu, dia tetap nggak akan bisa membeli hati orang lain yang ia cinta dengan uang."
🍂🔊turn on music🔊
🍂
"Bin, gue bingung nih." Ucap Chaewon.
Malam ini mereka bertiga sedang nongkrong di sebuah kafe di dekat kos-kosan Yeonjun.
"Kenapa lagi si tuan putri." Ucap Soobin sambil tersenyum.
"Si Ryujin. Lo beneran mau sama dia? Lo beneran punya perasaan sama dia?" Tanya Chaewon.
"Ih iya, penasaran banget nih gue." Ucap Yeonjun semangat.
"Beneran bahas itu?" Ucap Soobin.
"Iyalah gila." Ucap Yeonjun semangat.
"Gimana ya, gue juga nggak tau." Ucap Soobin sambil mengacak-acak rambutnya.
"Eh lu dah baperin anak orang loh." Ucap Chaewon.
"Ya lu ngerti gak sih, emang sih Ryujin baik, tapi gatau kenapa bukan tipe gue aja gitu." Ucap Soobin.
"Ini loh salahnya, lo tuh udah baperin banyak orang Bin, sadar. Semua orang pasti bisa baper sama lo karena hal kecil doang. Terkadang lo juga harus bisa jaga jarak Bin, kasian gue sama semua cewek yang lo baikin terus mereka baper tanpa kepastian dari lo." Ucap Chaewon sambil menyeruput teh hangat dari cangkir.
"Ish gue setuju banget anjir ama lo Che." Ucap Yeonjun sambil mengangkat tangan untuk tos dengan Chaewon.
"Gue kan cuman pengen ramah aja ke mereka Che." Ucap Soobin.
"Ya nggak gitu Bin. Lo tau nggak sih sakitnya disuruh nunggu tanpa kepastian." Ucap Chaewon.
"Ya salah mereka lah baper." Ucap Soobin.
"Bin, please lah. Lo bukan anak kecil. Masa lo nggak ngerti sih soal perasaan, gue kasian sama Ryujin jujur. Lo tuh cuman baperin dia terus ninggalin pas sayang-sayang nya Bin." Ucap Chaewon, nadanya sudah terdengar malas untuk menasihati Soobin yang berkepala batu.
"Nih Bin. Kalo menurut gue, kalo emang lu nggak mau lebih sama Ryujin, lu tinggalin dia sekarang, sebelum perasaan dia lebih jauh lagi." Ucap Yeonjun.Soobin hanya terdiam, ia bingung akan segalanya, ia memang tak mau mengurus hal-hal yang tidak penting dulu, ia masih mau belajar untuk mengurus skripsi nya. Namun memang bisa dibilang keramahan Soobin itu terkadang bisa dibilang cukup berlebihan. Bagaimana tidak, semua perempuan yang ia kenal kadang ia ajak makan bersama di kantin, atau diajak belajar bersama, namun anehnya tidak pernah ada perasaan sedikit pun yang tumbuh di hati Soobin untuk para perempuan itu.
"Lo udah deket dari kapan sih sama Ryujin?" Tanya Chaewon.
"Udah enam bulanan." Ucap Soobin.
"LAH BEGO BANGET NI ANAK, TANGGUNG JAWAB LO." Ucap Yeonjun.
"Tanggung jawab kenapa anjir, emangnya gue hamilin dia apa." Ucap Soobin.
"Ya nggak gitu juga cuy. Maksudnya, lo tanggung jawab lah atas perasaan dia, masa sih lo sepolos itu buat ngira dia nggak suka sama lo." Ucap Chaewon.
"Ya kalo nggak?" Ucap Soobin santai.
"Temen lu Che coba, buang aja ke jurang, capek gue. Sekalian jual aja ke kasir indomaret." Ucap Yeonjun sambil mengusap-usap wajahnya.
"Iya deh iya, gue coba buat punya perasaan sama dia." Ucap Soobin.
"Nah gitu dong, at least lima belas persen lah." Ucap Chaewon.~~
"JAEMIINNN!!!" Teriak Lia dari kamarnya.
"YAAAA NAONN TEH." Ucap Jaemin sambil berlari ke arah Lia.
"CICAK JAEMIN CICAKK!!!!!" Teriak Lia sambil memegang sapu lidi di tangan kanan dan guling di tangan kiri.
"ASTAGFIRULLAH DIKIRAIN APAAN." Ucap Jaemin.
"CICAK CICAK AAAAH, AKU PHOBIA AMA CICAK JAEMINNNNN!!!!" Teriak Lia, ia sangat ketakutan hingga masker nya retak.
"IYA IYA SABAR DONG!!" Teriak Jaemin sambil mengambil sapu dan mengarahkannya ke cicak yang ada di dinding kamar Lia.Akhirnya cicak tersebut jatuh ke tangan Jaemin, ia segera membawanya keluar untuk di buang ke taman di rumahnya.
"YA TUHAN AKU SPOT JANTUNG." Ucap Lia, kini ia membaringkan dirinya di kasur.
"Ya ampun kamu gitu doang aja takut." Ucap Mama Lia yang kini masuk ke dalam kamarnya.
"Phobia ma, phobia HUHUHU." Ucap Lia.
"Udah nggak ada ini kan. Yaudah mama mau nanya nih, gimana hari pertama kuliah?" Tanya Mama.
"Gimana ya, biasa aja sih. Seniornya resek." Ucap Lia.
"Hahahah, mama juga dulu gitu pas kuliah. Seniornya pada galak, dulu mama sampe disuruh bawa dot bayi. Gak tau buat apa." Ucap Mama sambil tertawa.
"Oh iya, aku di suruh bawa daun kari." Ucap Lia.
"Oh ya? Yaudah nanti suruh Mbak Astri aja buat beli." Ucap Mama.
"Ma, dulu mama ada ketua BEM gitu nggak sih?" Tanya Lia.
"Ya adalah, di Korea juga ada kok." Ucap Mama.
"Btw kenapa kita pindah ke Indo sih ma?" Tanya Lia.
"Hmm, biar bisa lebih deket sama pekerjaan papa mu." Ucap Mama.
"Papa seneng gak sih jadi Gubernur?" Tanya Lia.
"Seneng kali, tanyain aja." Ucap Mama.
"Gimana mau nanya, di rumah aja jarang." Ucap Lia.
"Udah udah ah. Mama mau ke dapur dulu bilang ke Mbak Nadin suruh masak makan malam." Ucap Mama.
"Oke." Jawab Lia singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [LIA & SOOBIN]
Teen Fiction[SELESAI] Soobin, seorang ketua BEM yang di kenal dengan kepintaran dan keramahannya. Lia, seorang anak dari keluarga selebritis terkenal. Apa semesta mau menyatukan kedua orang berbeda ini? "Aku seneng, semesta ngebiarin aku untuk kenal sama kamu."...