22

1.6K 171 0
                                    

"Mungkin kalau ada yang memberikan tiga permintaan kepadaku, permintaan terakhirku adalah untuk tetap bisa bersamamu."

💫

"Jadi sebentar lagi kamu tampil?" Tanya Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi sebentar lagi kamu tampil?" Tanya Lia.
"Iya." Jawab Soobin.
"Jadi apa?"
"Hmm jadi vokalis utama dong." Ucap Soobin.
"Yaudah sana siap-siap, kenapa malah di sini?"
"Yah, udah nyamperin malah di usir." Ucap Soobin sambil mendengus kesal.
"Ya nanti kan ribet kalo nggak siap-siap." Ucap Lia.
"Tapi kamu ikut ya? Nonton di depan situ." Ucap Soobin sambil menunjuk ke arah depan panggung kecil yang ada di tengah taman.
"Eh? Takut ah." Ucap Lia.
"Kenapa takut?"
"Itu orangnya banyak banget, udah malah pacaran semua lagi, aku disini aja lah." Ucap Lia.
"Ah nggak seru ah.. yaudah aku nggak mau pergi dari sini."
"Ih, kok gitu sih hahahah. Yaudah deh." Ucap Lia sambil tersenyum.
"Beneran nih? Yes!! Yuk kesana." Ucap Soobin sambil menggenggam tangan Lia dan mengajaknya ke depan panggung.

Lia tak pernah merasa seperti ini, rasanya semesta benar-benar ingin sekali mempertemukan dirinya dengan laki-laki ini. Bahkan di saat ia bahkan tidak terpikirkan akan bertemu dengannya.

"Aku ke backstage dulu ya, dadah Lia." Ucap Soobin.
"Iya, semangat ya." Ucap Lia.

Soobin yang berjalan ke arah backstage pun langsung menoleh ke arah Lia, dan tersenyum sambil mengedipkan matanya.

"Eh buset dah manis amat."

🌿

Jeno kini sampai di taman kota. Ia segera memarkirkan motornya, melepas helm nya dan pergi ke tempat biasanya diadakan live music. Ia pun membeli aqua, dan duduk di di bangku taman. Ia tahu biasanya ia memang tak segalau ini.

Karena bosan akhirnya ia memutuskan pergi ke depan panggung. Dia juga pernah bermain gitar diatas sana, mengcover banyak lagu artis, hanya saja ia berhenti saat ayahnya melihatnya tanpa sengaja, ia bahkan sempat diancam jika ia tetap melakukan hal seperti itu gitarnya kesayangannya akan di bakar.

"Eh? Itu Lia?"

Jeno menelan ludah, ia melihat Lia sendirian di depan panggung, wajahnya di hiasi senyuman.

Mungkin sekarang Jeno baru sadar bahwa Lia memang tak seperti dulu. Ia berbeda. Mungkinkah Lia masih benar-benar mengingatnya seperti dulu? Jeno tahu dalam dirinya ia ingin menyapa Lia, ia ingin setidaknya dekat dengannya seperti dulu. Meskipun Jeno orangnya serius dan kaku, tentu dia masih punya perasaan.

Namun memang Jeno terlalu payah, ia hanya mampu melihat cewek itu dari kejauhan, sambil tersenyum simpul.

"Mungkin bakal lebih nyaman begini."

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang