16

1.8K 189 5
                                    

"Boleh jadi, ketika kamu justru mulai mengikhlaskannya, ia akan datang kepadamu lagi, mencoba mengukir kenangan itu kembali."

🥀

🔊turn on the music🔊

🥀

"Duh, Yeji kemana ya? Udah malah dosennya bentar lagi masuk."

Wajah Lia kini tampak khawatir, ia pun memilih untuk menelepon Yeji.

Tut...tut..tut..

"Halo?"
"LIA LO DIMANA ASTAGA!?"
"Di kelas, eh btw dosennya bentar lagi masuk, cepetan ke sini."
"IH GUE TUH NYARIIN LO, MALAHAN TAUNYA DI KELAS, yaudah gue otw deh."
"Oke sip, cepetan."
"Oke bye."

Yeji pun mematikan sambungan telepon.

Akhirnya, dosen yang sedari tadi di luar kelas karena sedang menelepon, akhirnya masuk.

"Eh? Kok cowok?" Batin Lia.

"Eh kok beda?"
"Lah beda."
"Woi cakep anjir."

Suara-suara samar menghiasi langit-langit kelas Lia sekarang, hari ini dosen di kelas Lia, sedang tidak masuk. Dan tentu saja, pastinya ada asisten dosen, Lee Jeno. Ia masuk ke dalam kelas Lia, bahunya yang bidang dengan tinggi seperti tiang dan rambut kecokelatan tentu saja langsung menjadi pusat perhatian, apalagi, di kelas Lia, mahasiswi nya melebihi
mahasiswanya, tak heran mengapa kelas itu bisa tiba-tiba timbul banyak suara-suara samar.

"Mungkin dia asdos kali ya? Kan kayak yang di film-film gitu."

Di titik ini, Lia sama sekali tak menyadari, bahwa yang ada di depannya, adalah orang yang ia rindukan bertahun-tahun, sahabatnya semasa kecil, seorang Lee Jeno.

🕰

Jeno kini memasuki kelas Lia, dimana ia juga belum tahu bahwa ada sahabat kecilnya di dalam sana. Dosennya tidak masuk hari ini, ia sudah di informasikan untuk mengisi kelas itu oleh dosennya, Bu Anna.

Baru saja Jeno melangkah, langsung saja terdengar keriuhan, meskipun itu terdengar samar-samar, tapi tetap saja Jeno mulai merasa risih dan tidak mood. Namun, setelah sampai di dalam, ia pun akhirnya berdiri di depan kelas.

Meskipun Lia tidak menyadarinya, tapi mata seorang Lee Jeno tak bisa di bohongi, dadanya serasa tertusuk saat itu juga, pupil matanya pun ikut membesar. Ia tahu mahasiswi yang duduk di paling depan ini, ia langsung mengenalinya dalam sekali tatap.

Choi Lia.

"Lia? I-itu lo? Itu serius lo?"
"Kalau itu beneran lo, gue.. punya banyak hal yang mau gue tanyain, banyak banget."

Tanpa basa-basi Jeno pun langsung memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi semuanya, nama saya Lee Jeno, asisten dosen dari fakultas Hubungan Internasional semester empat, hari ini saya akan menggantikan Bu Anna yang tidak bisa hadir." Ucap Jeno.
"Pagi!!!" Ucap semua orang yang ada di kelas itu.

🕰

Lia kini tak mampu berkata-kata, sepertinya, Tuhan dan semesta mendengarkan doanya, ia dipertemukan dengan sahabat kecilnya beberapa tahun yang lalu, Lee Jeno. Ia memang berbeda, sangat berbeda dari yang terakhir kali Lia lihat.

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang