34

1.3K 129 17
                                    

"Ketika kamu merasa sendirian, selalu ingat untuk mencariku, karena aku akan selalu ada untukmu."

🥀

🔊turn on the music🔊

🥀

*ponsel Lia berbunyi.

"Bentar ya." Ucap Lia kepada Jeno.

"Oh, Soobin."

Lia pun buru-buru mengangkat telfon tersebut.

"Halo?"
"Lia lagi di mana?"
"Lagi di depan perpus."
"Aku kesana ya? Kan sekalian mau pulang bareng."
"Eh nggak usah, aku aja yang ke sana. Dari pada repot-repot ke sini."
"Nggak apa-apa, ini sekalian jalan."
"Yaudah deh."
"Okee."

Lia pun mematikan ponselnya, dan memasukannya ke dalam tas.

"Siapa tuh?" Tanya Jeno.
"Hm? Temen." Jawab Lia.
"Ooh, sekarang udah banyak ya temennya? Hahahah." Ucap Jeno sambil beranjak dari bangku taman tersebut.
"Udah dong hahahah." Ucap Lia.

Lia ikut beranjak dari bangku taman itu dan mengambil tas berisi nastar itu dan menentengnya.

"Yaudah, gue pergi ya, ada kelas soalnya." Ucap Jeno.
"Iya nggak apa-apa." Ucap Lia.
"Lia!!" Sapa Soobin dari jauh sambil melambaikan tangan dan menghampiri Lia.

"Lah? Si Soobin?" Batin Jeno.

Jeno yang tadinya masih tersenyum, kini langsung mengerutkan dahinya. Ia langsung teringat Ryujin, sahabatnya itu. Ia mulai curiga kalau Soobin dekat dengan Lia, karena mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama kepada Lia.

Dan pandangan Soobin juga langsung tertuju pada Jeno di saat yang sama.

"Jeno? Ngapain dia sama Lia?"

Lia yang melihat mereka berdua yang bertatapan sinis langsung memikirkan untuk meredakan suasana.

"Kalian saling kenal?" Tanya Lia sambil melihat mereka berdua.
"Nggak, btw gue duluan ya." Ucap Jeno yang kini langsung meninggalkan Lia dan Soobin, ia memang benci untuk berurusan dengan Soobin, ya memang ada banyak faktor. Dan faktor paling utama karena adalah mengetahui kalau orang yang ia sukai disakiti begitu saja hatinya oleh orang yang seseorang itu suka.
"Iya." Ucap Lia singkat.

Soobin juga sebenarnya tahu, kalau Jeno menyukai Ryujin. Ini seperti cinta segiempat yang begitu rumit, dimana Jeno menyukai Ryujin, lalu Ryujin menyukai Soobin, dan Soobin menyukai Lia.

"Yaudah yuk?" Ajak Soobin.
"Hm? Oh iya-iya." Ucap Lia.
"Sini aku bawain tasnya." Ucap Soobin sambil menunjuk tas berisi nastar yang ditenteng Lia.
"Nggak aku bawa sendiri aja." Ucap Lia.
"Serius nih?" Tanya Soobin.
"Iyaa, lagian nastar doang kok." Ucap Lia.
"Yaudah deh." Ucap Soobin.

Mereka berdua pun berjalan menuju parkiran. Pikiran Soobin cukup teracak-acak saat melihat Jeno dan Lia berdua tadi. Ia tahu ia memang bukan "pacarnya" Lia, tapi itu cukup aneh mengetahui Lia yang mengenal Jeno. Ia terus bertanya-tanya di dalam kepalanya. Tapi ia akan lebih memilih memendamnya dari pada menanyakannya langsung pada Lia.

"Nih pake helmnya." Ucap Soobin yang tersenyum sambil memasangkan helmnya kepada Lia.
"Makasih, heheh." Ucap Lia, sejujurnya ia masih sawan karena jadi bahan gosip ciwi-ciwi tadi pagi.
"Kamu cantik banget sih, nggak tahan aku natapnya." Ucap Soobin sambil mengalihkan pandangannya dan menaiki motornya.
"Apaan sih, hahahah." Ucap Lia sambil menepuk pelan bahu Soobin, ia pun ikut naik ke motornya Soobin.
"Ke rumah kamu nih?" Tanya Soobin.
"Yaiyalah, masa ke stadion, kan kamu sekalian mau ketemu mama, heheh." Jawab Lia.
"Hahahah, yaudah gaskeun atuh." Ucap Soobin sambil men-gas motornya, yang membuat Lia refleks memeluknya seperti di novel-novel. Soobin hanya bisa tersenyum sambil bersalah tingkah di depan. Ia memang tipe orang yang cepat salting, bahkan jika teman-temannya menatapnya saja, ia akan salting tiba-tiba, dan telinganya akan memerah seperti kepiting rebus.

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang