"Aku tidak terlalu berharap untuk bisa bertegur sapa dengannya. Aku hanya ingin tahu, bahwa dia baik-baik saja."
🥀
🔊turn on the music🔊
🥀
"Permisi.." Ucap Lia yang kini sudah di depan ruangan BEM.
"Eh iya masuk aja." Ucap Yujin.
"Kak Soobin mana?" Tanya LiaSoobin memang seniornya, tapi memanggil "kak" itu sedikit aneh menurutnya, karena ia terbiasa memanggilnya dengan ucapan Soobin. Namun demi formalitas, ia akan tetap memanggil Soobin dengan tambahan "kak".
"Tadi barusan keluar, mau beli minuman katanya." Jawab Yujin.
"Ooh."
"Eh iya, kamu Choi Lia bukan sih? Aku suka liat kamu di tv sumpah, apa aku salah orang?" Tanya Yujin.
"Iya, aku Lia." Ucap Lia.
"IH IYA BENERAN!? FOTO DONG AKU NGE FANS SAMA KAMU HUHUHU." Ucap Yujin sambil menghampiri Lia dan mengeluarkan ponselnya.
"Oh ya? Well oke." Ucap Lia.
"Oke kita selfie ya.." Ucap Yujin.
"Oke." Ucap Lia sambil bergaya "peace" di depan kamera.
"Ih thank you loh, by the way ngapain di sini?" Tanya Yujin.
"Ini yang gue pilih jadi MC, bagus kan pilihan gue?" Tanya Soobin yang baru saja datang kepada Yujin.
"Sip, lo bagus banget milihnya." Ucap Yujin.
"Iyalah gue gitu loh." Ucap Soobin.
"Yaudah, nih susunan acara nya, mau pake latihan nggak? Nggak usah lah ya, kan lo udah terbiasa." Ucap Yujin kepada Lia.
"Gak apa-apa, aku mau liat dulu deh." Ucap Lia.
"Oke, nih." Ucap Soobin yang memberikan kertas susunan acara kepada Lia.
"Kok lo yang ngasih sih, kan gue yang mau ngasih." Ucap Yujin.
"Suka-suka gue lah."Lia pun keluar dari ruangan BEM, dan diikuti oleh Soobin, mereka duduk berdua di bangku taman yang ada di bawah pepohonan.
"Gimana?" Tanya Soobin.
"Hm? Oke lah." Jawab Lia singkat.Lia pasti tidak setenang kelihatannya, bagaimana tidak? Duduk berdua di bawah pepohonan dengan tambahan angin sejuk Bandung bersama orang yang diam-diam ia sukai, bintang kampus. Jantungnya berdebar-debar seakan mau meledak. Hanya saja ia berusaha bersikap tenang sekarang.
"Coba nih ya, nanti gue bagian sini sama di sini, nah lo di sini, yang tiga ini." Ucap Soobin sambil menunjuk kertas susunan acara yang kini ada di tangan Lia.
"Oke." Ucap Lia.
"Anyway sorry out of topic, lo anak HI kan?" Tanya Soobin.
"Iya, kan kemaren bukannya udah liat?" Jawab Lia.
"Iya, cuman pengen memastikan aja, nih, kenapa milih HI, kenapa nggak jurusan kayak hukum, psikologi dan lain-lain?" Tanya Soobin.
"Ya karena passion gue ada di situ, gue seneng banget debat, maksudnya tuh seneng banget buat diskusi soal negara-negara, membela negara A atau B, belajar soal negara lain, ya nambahin dan memperluas pengetahuan lah ya." Jawab Lia.
"Iya emang kamu cocok jadi anak HI kalo gitu." Ucap Soobin sambil tersenyum.Kata Soobin yang tadinya "lo" dan tiba-tiba beralih menjadi "kamu" tentu membuat Lia aneh sekaligus tidak percaya, rasanya aneh entah kenapa. Apa lagi ditambah senyuman khasnya, aduh! Pengen meluk rasanya.
"Btw, kemaren, kamu sempet liat aku sama cewek kan?" Tanya Soobin tiba-tiba.
Lagi-lagi pertanyaan tiba-tiba ini seakan menusuk dada Lia, ia tak menyangka akan membahas itu secara langsung dengan Soobin.
"Iya, pacar ya?"
"Eh nggak, bukan kok. Maaf ya kalo buat kamu jadi salah paham." Ucap Soobin.
"Nggak kok, gak apa-apa."Pertanyaan Lia akhirnya terjawab, terdapat sedikit rasa lega di hatinya, mengetahui ternyata, perempuan yang kemarin ia lihat bukan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [LIA & SOOBIN]
Teen Fiction[SELESAI] Soobin, seorang ketua BEM yang di kenal dengan kepintaran dan keramahannya. Lia, seorang anak dari keluarga selebritis terkenal. Apa semesta mau menyatukan kedua orang berbeda ini? "Aku seneng, semesta ngebiarin aku untuk kenal sama kamu."...