10

2.2K 234 2
                                    

"Tak semua harus dikatakan, namun tak semua harus dipendam juga."

🍂

🔊turn on music🔊

🍂

Funfact, saat Chaewon sedang PMS, salah satu pelampiasannya hanya Yeonjun, pasti selalu Yeonjun yang kena batunya. Meskipun Soobin yang salah atau bahkan orang lain, pasti orang yang ia selalu lampiaskan amarahnya, hanya Yeonjun. Namun syukurlah, Yeonjun orang yang super duper sabar dengan Chaewon.

"Iya udah maap maap, gue nanti nggak telat lagi deh." Ucap Yeonjun sambil menghampiri mereka.
"Awas aja lo." Ucap Chaewon sebal.
"Udah udah ah." Ucap Soobin.
"Oke jadi kita mau ngomongin soal kebodohan tapi nggak bodoh bodoh amat sih, ya brilliant tapi gimana yaaa, ya pokoknya hal yang telah Soobin lakukan." Ucap Chaewon sambil menyipitkan matanya ke arah Soobin.
"Oke oke fine." Ucap Soobin.
"Lah apaan lagi nih, si Ryujin lagi?" Tanya Yeonjun sambil menarik kursi dan duduk.
"Iya jadi dia bilang, bilang apa lo Bin?" Tanya Chaewon.
"Gue bilang, ke dia jangan berharap ke gue karena gue gak bakal bisa bales, dan gue bilang ke dia buat tetep fine dan kayak biasa lagi setelah ngomong itu." Ucap Soobin.
"Well at least, lo udah jujur lah." Ucap Yeonjun.
"Gue tau gue salah udah nyakitin perasaan dia dan berharap semua bakalan sama lagi, gue sadar." Ucap Soobin.
"Padahal kemaren lo baru bilang kalo pengen numbuhin perasaan, tapi yaudahlah, yang terbaik buat lo aja." Ucap Chaewon.
"Emangnya ada yang lain selain dia Bin? Keknya lo ngerasa nggak cocok banget sama dia, padahal cantik iya, baik iya, asik lagi." Ucap Yeonjun.
"Ya lo pacarin aja sana Jun." Ucap Soobin santai.
"Ya nggak gitu, eh btw, gue ngefollow Yeji dong di Insta nya, followers nya banyak juga ternyata." Ucap Yeonjun.
"Di follback nggak?" Tanya Chaewon.
"Belum sih, ya semoga di follback." Ucap Yeonjun.
"Padahal kemaren tuh ya, galak banget ni orang ama tu anak, karma kan lo sekarang." Ucap Soobin sambil cekikikan.
"Yaudalahya, namanya juga perasaan, suka tiba-tiba gitu kek notifikasi syopii hahahah." Ucap Yeonjun sambil tertawa.

~~

"Lia gimana kuliah kamu?" Ucap Papa.
"Fine aja." Ucap Lia singkat.

Lia dan keluarganya sedang makan di salah satu restoran bintang lima paling terkenal. Ini dikarenakan ayahnya yang baru saja pulang dari pertemuan di Singapura, yang memakan waktu cukup lama, karena itu ayahnya berinisiatif untuk makan malam bersama setelah sekian lama.

"Kalo Jaemin? Sekolah nya gimana? Udah siap-siap buat UN?" Tanya Papa sambil memasukan makanan ke mulutnya.
"Fine juga kok, ini lagi siap-siap buat UN, lagian masih lumayan lama sih." Jawab Jaemin  santai.
"Harus prepare biar hasilnya bagus, biar nggak malu-maluin keluarga." Ucap papa.
"Iya iya, Jaemin udah siap-siap kok." Sahut Mama.
"Apa mau ngambil kuliah di luar negeri?" Tanya Papa kepada Jaemin.
"Pengen di Jerman sih, tapi yang di Amrik juga bagus-bagus semua." Jawab Jaemin.
"Pilihlah sekolah yang bagus, paling bagus, biar kamu bisa jadi orang yang berguna. Papa bisa daftarin kamu di Harvard kalo mau. Papa punya temen yang bisa bantu di sana." Ucap Papa.
"Nggak, aku nggak mau kayak gitu." Ucap Jaemin.
"Kenapa sih kamu sama aja kayak kakak kamu?"
"Udah-udah, kita kan lagi makan, nggak usah debat-debat deh." Ucap mama.

Lia yang sedang makan langsung tidak berselera, ia menggenggam erat-erat garpu dan pisaunya, berusaha untuk tetap terlihat tenang dan baik-baik saja. Tentu saja Jaemin mengetahuinya, ia juga akan tetap tenang agar kakaknya tak terkena masalah karenanya.

"Aku ke toilet dulu." Ucap Lia sambil meninggalkan tempat makannya itu.

Lia pergi menuju toilet, ia benar-benar ingin menangis saat itu, entah kenapa tapi memang hubungan dirinya dengan papanya tidak sebaik seperti yang orang-orang lihat katakan, ia seringkali mengalami perdebatan yang tidak diinginkan atau pilih kasih antara dirinya dengan Jaemin.

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang