17

1.8K 190 0
                                    

"Semesta selalu punya alasan mengapa diriku bisa bertemu denganmu saat aku bisa bertemu dengan milyaran orang yang berbeda."

🥀

🔊turn on the music🔊

🥀

"Nigeria!!" Ucap Renjun sambil menghampiri kelompoknya.
"Yah kenapa nggak Korea aja sih." Ucap Hyunjin.
"Emang kenapa kalo Nigeria?" Tanya Yeji.
"Biar lebih gampang aja, kan si Lia orang Korea asli." Ucap Hyunjin.
"Ya justru kalo dapet nya Korea nggak bisa berkembang, jadi taunya itu-itu aja, nggak ada tantangannya, nggak seru." Ucap Lia.
"Mampus lo Hyunjin, di kicepin ama Lia." Ucap Yeji.
"Udah ah, langsung bagi tugas aja." Ucap Renjun.
"Yang ngomong siapa nanti?" Tanya Hyunjin.
"Lia aja." Ucap Yeji.
"Yang bikin slide powerpoint nya nanti gue sama Hyunjin." Ucap Renjun.
"Berarti nanti kita juga cari bahannya bareng-bareng. Tapi yang ngerangkum gue aja biar cepet, simpel, praktis." Ucap Yeji.

Satu jam di kelas berlalu begitu saja, waktunya makan siang, hari ini hari terakhir kuliah. Hanya ada dua kelas yang harus mereka datangi, namun di selangi oleh makan siang. Akhirnya Lia dan Yeji memutuskan untuk pergi duluan ke kantin.

Dan karena diantara Jeno dan Lia belum ada yang memutuskan untuk maju selangkah, maka mereka masih berpura-pura tak kenal. Padahal jarak mereka sudah begitu dekat. Mungkin memang semesta belum mau menyatukan mereka berdua untuk saat ini.

"Lia, tadi lo udah janji, ceritain tadi gimana sama Soobin." Ucap Yeji yang kini menyenggol-nyenggol Lia.
"Iya-iya, jadi, gue kepilih jadi MC buat acara kampus nanti sama Soobin." Ucap Lia.
"IH KOK LO NGGAK CERITA SIH SAMA GUE DEMI SATURNUS IH, JAHAT AH." Ucap Yeji yang terlihat kesal.
"Ini kan udah cerita, terus gue tukeran nomor telepon sama dia kemaren pas lagi beli soto mie, dia yang ngambil hp gue abis nawarin gue mau jadi MC atau nggak." Ucap Lia santai.
"TUH KAN KENAPA KEMAREN PAS MAKAN SOTO BARENG NGGAK CERITA!?"
"Iya iya maaf heheh, terus nih... tadi pagi itu gue duduk berdua sama Soobin di bangku taman yang pokoknya lokasinya deket ruangan BEM-"
"JANGAN-JANGAN SEBENERNYA LO UDAH JADIAN TAPI NGGAK NGASIH TAU GUE!?"
"Jangan dipotong dulu Yeji sayang, bentar. Nih terus dia bilang ke gue kalo cewek yang kemaren di kafe itu temen bukan pacar, terus yaudah tiba-tiba dia ngajak pulang bareng, udah hehe itu aja." Ucap Lia.
"TERUS BERARTI UDAH JADIAN KAN AH LIA JANGAN BOHONG DEH."
"Belum Yeji yaampun. How many times i have to tell you duh."
"Cie diajak pulang bareng, sama ketua BEM loh ihiy, berarti ship gue manjur ekhm." Ucap Yeji yang kini senyum-senyum sambil menyenggol-nyenggol Lia.
"Udah deh udah hahahah, terus gimana sama kating galak, gimana hayo?"

🌻

Jeno keluar dari kelasnya, pikirannya sungguh berkecamuk saat ini. Ia sungguh tak menyangka bisa mengenali perempuan itu dalam sekali tatap. Ia juga tak menyangka bisa dipertemukan lagi setelah sekian lamanya, saat ia sudah mencoba mengikhlaskan segala kenangannya, dan berfikir mungkin itu memang akan menjadi kali terakhir kenangan itu terukir.

Semesta memang suka bercanda ya?

Ia berjalan menuju perpustakaan, mencari bahan untuk menyicil skripsinya agar bisa selesai dengan cepat.

"Jeno!" Panggil Ryujin dari jauh.

Jeno pun berbalik ke belakang.

"Ya!! Kenapa?"
"Hmm, mau kemana sekarang?" Tanya Ryujin.
"Mau ke perpus nih, mau ikut?"
"Nggak, eh iya tadi aku abis dari muara. Nih aku bawa americano buat kamu, biasanya kamu pesen ini kan?" Ucap Ryujin sambil memberikan americano yang ia pesan dari coffee shop bernama Muara.
"Yey, makasiih, tumben perhatian." Ucap Jeno.
"Iya dong tadi beli dua gratis satu. By the way lo kok mukanya lecek kayak kemeja bapak gue sih." Ucap Ryujin.

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang