30

1.4K 139 3
                                    

"Bisa jadi sebenarnya orang yang kita tunggu sangat lama, ternyata bukan orang yang tepat untuk kita."

🥀

🔊turn on the music🔊

🥀

14.00

Hari ini Lia sudah selesai ikut latihan, ia juga sudah memainkan lagunya dengan Soobin tadi,  mereka berdua hafal begitu cepat. Sekarang Lia sudah ada di mobil bersama Jaemin, mereka dalam perjalanan ke suatu tempat.

"Kok kamu lucu sih pake kacamata?" Tanya Lia.
"Iya lah, kalo udah ganteng dari lahir tuh ya gini, emang pake apa aja lucu." Ucap Jaemin.
"Hilih, males banget dah."
"Mau kemana ini terus?" Tanya Jaemin.
"Lah kan kamu yang ngajak, gimana sih." Jawab Lia.

Kemudian dengan jelinya Lia menemukan ada bekas darah di balik lengan kiri sweatshirt Jaemin.

"NA? JAE? ITU BEKAS DARAH APAAN? COBA SINI."
"Hah? Nggak, kena pewarna makanan."
"Kamu beset-beset tangan lagi?" Tanya Lia sambil mengambil tangan kiri Jaemin dan membuka lengan sweatshirt nya.
"Lagi nyetir Lia astaga, jangan di tarik gitu." Jawab Jaemin.
"Jaemin!? Ya ampun ini kamu beneran beset-beset tangan lagi, kenapa sih? Aku udah bilang kalo stres cerita, bukan nyakitin diri sendiri." Ucap Lia sambil mengamati tujuh besekan di tangan Jaemin, beberapa diantara mereka belum kering lukanya.
"Udah ah biasa aja, nanti juga sembuh sendiri." Ucap Jaemin santai.
"APAAN SIH KEBIASAAN DEH KAYAK GITU, kalo kamu mau ke psikolog aku anterin." Ucap Lia.
"Ah dikiranya aku udah gila kali ah." Ucap Jaemin.
"Ya nggak gitu, ke psikolog itu bukan berarti kamu gila, jangan suka gitu deh. It's okay if you need help." Ucap Lia.
"Ya nggak tau, pas aku kayak gini rasanya tenang aja gitu." Ucap Jaemin.
"Ya nggak gitu, oke deh, kamu stres gara-gara mau kuliah?"
"Nggak."
"Iya kan? Sama yang kemarin malem kan? Aku tau."

Jaemin menghembuskan nafas kecewa, iya, dia memang stres akhir-akhir ini, belum lagi dengan semua tuntutan, bahkan waktu tidurnya pun berkurang sangat banyak.

"Iya."
"Nana, kamu nggak bisa ngelakuin itu semua sekaligus, kalo kamu mikir kalo harus istirahat ya istirahat aja, nggak semua harus dipaksain." Ucap Lia.
"Ya gimana, aku harus ngeskor sempurna di TOEFL sama IELTS nya, belum lagi UN pokoknya harus rata seratus atau nggak—"
"Udah-Udah, sekarang kita makan aja ya nggak usah mikirin yang nggak usah dipikirin." Ucap Lia sambil menepuk-nepuk kepala Jaemin.

Lia pun menoleh ke arah jendela, ia tiba-tiba teringat apa yang dikatakan oleh Soobin tadi saat di kampus.

flashback kampus~

"Suara kamu bagus, banget." Ucap Soobin.
"Emang iya? Makasih." Ucap Lia.
"naneun dangsin-eul salanghajiman geugeos-eul malhaneun bangbeob-eul moleunda."
*Aku mencintaimu tetapi tidak tahu bagaimana mengatakannya.
"Eeh?" Ucap Lia, matanya membelalak tak percaya dengan apa yang dikatakan Soobin.
"Eh? Salah ya? Aku baru belajar tadi pagi."
"Ng-nggak kok."

Wajah Lia berubah jadi sangat merah, selain ia tak pernah mendengar ada orang yang bilang seperti itu, ia juga kaget karena Soobin mengatakannya dengan bahasa Korea, di telinga Lia tentu saja itu terdengar lebih dalam.

"Kamu udah pernah punya pacar belum?" Tanya Soobin.
"Belum, nggak pernah selama delapan belas tahun? Ya aku emang nggak pernah." Jawab Lia.
"Malem ini free?" Tanya Soobin.
"Maybe." Jawab Lia.
"Aku jemput ya? Kita pergi ke tempat yang bagus banget, setuju?"
"Woah, serius? Ke tempat seblak?" Tanya Lia.
"Noo, masa makan seblak sih. Ini keren banget. Tempat ini penuh kenangan banget buat aku, terus juga kalo aku lagi stres pasti suka kesitu." Ucap Soobin.
"Really? Boleh, penasaran loh aku."

Between Us [LIA & SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang